Pergantian Khatib, kayak Main Bola Saja adalah kejadian sungguhan yang saya saksikan di sebuah Jumatan di kawasan industri.
PWMU.CO – Jamaah shalat Jumat alias Jumatan adalah ibadah yang serius, bahkan sakral. Jamaah harus mendengarkan khutbah dengan khusuk. Aturannya memang melarang mereka berbicara. Apalagi gunonan, bercanda.
Tapi namanya juga manusia, sesekali terjadi peristiwa lucu dalam keseriusan Jumatan itu. Sebab khatib juga manusia. Jamaahnya juga.
Seperti kejadian Jumatan di salah satu mushala pabrik di kawasan industri ternama, di Rungkut, Surabaya, yang saya ikuti beberapa tahun silam.
Macet, Khatib Terlambat
Saat itu saya diajak teman senior yang terjadwal menjadi khatib Jumat di situ. Dalam perjalanan ke lokasi pabrik yang mempoduksi barang becah belah rumah tangga tersebut, kami mengalami kemacetan. Tentu ini sesuatu yang tak terduga, apalagi direncanakan.
Maka terlambatlah kami di lokasi Jumatan. Waktu itu adzan sedang dikumandangkan. Terlihat di mimbar sudah ada khatib pengganti. Artinya sang khatib sudah memberi salam dan duduk menunggu adzan selesai dikumandangkan. Setelah itu, seperti lazimnya, dia akan berdiri menyampaikan khutbah.
Tapi uniknya—dan ini yang lucu menurut saya, entah bagi pembaca—begitu mengetahui sang khatib asli datang (teman saya tadi), sang khatib pengganti (badal) langsung turun mimbar. Dia lalu mempersilakan khatib asli menggantikannya.
Beberapa jamaah bingung, terjadi pergantian ”pemain” di tengah jalan. Tapi sang badal, terlihat plong. Maklum dia orang pabrikan yang kebetulan mendapat amanah mengurus mushala pabrik.
Tentu dia bukan khatib pengganti layaknya takmir masjid di kampung atau perumahan. Jadi, dia tak terbiasa khutbah Jumat. Dan tak siap menjadi badal. Terbukti meski sudah maju, dia mundur lagi!
Pergantian khatib ini mengingatkan pergantian pemain sepak bola! (*)
Penulis Mohammad Nurfatoni