PWMU.CO – Cospleng, Pelatihan Ini Langsung Hasilkan Softnews Bermutu. Pelatihan Jurnalistik: Softnews, Menulis Berita Rasa Sastra yang digelar Majelis Dikdasmen Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) GKB Gresik, Kamis (11/2/21) benar-benar cospleng alias ampuh.
Sebagai sebuah pelatihan, acara tersebut tidak sekadar menjejali peserta dengan teori tapi langsung praktik untuk melahirlan penulis-penulis softnews.
Terbukti, dari 86 peserta, yang menyerahkan naskah ada 29 orang. “Berarti ada 34 persen peserta yang berhasil menuliskan berita dengan gaya softnews,” kata Ichwan Arif, Koordinator Sinergi Jurnalistik dan Literasi Majelis Dikdasmen PCM GKB Gresik, sang penanggung jawab acara.
Menurut dia, secara persentase memang kurang dari 50 persen. Tetapi itu sudah cukup bangus mengingat tidak mudah menulis berita bergaya sastra itu. Apalagi acara berlangsung secara daring dengan waktu penyelesaian tugas yang terbatas.
Arif juga menyampaikan, 86 orang itu tidak semuanya peserta aktif, artinya tak wajib praktik, misalnya pantia dan tim peliput. Juga kepala sekolah dan wakil kepala sekolah empat Sekolah Muhammadiyah GKB atau Mugeb School. Yaitu SD Muhammadiyah 1 GKB, SD Muhammadiyah 2 GKB, SMP Muhammadiyah 12 GKB, dan SMA Muhammadiyah 10 GKB.
Pelatihan yang menghadirkan Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni ini juga diikuti guru dari 15 sekolah mitra Mugeb School.
Yang cukup menggembirakan, 29 naskah yang masuk itu sebagian besar layak diterbitkan karena sudah sesuai standar penulisan softnews. “Hanya perlu penambahan data, wawancara, dan foto,” ujar Arif yang juga redaktur PWMU.CO.
Dia menambahkan naskah-naskah tersebut akan diterbitkan secara bergilir, seperti karya Dian Hanif Mufidah berjudul Hidupkan SMS, Spemdalas Ingin Guru Fuan, Fresh, dan Fit.
Arif juga mengungkapkan, saking banyaknya naskah yang bermutu, juri agak keropotan memilih para pemenang. Juri membutuhkan waktu sekitar dua jam untuk menelaah dan menentukan tiga naskah terbaik. “Bahkan kami sempat berbeda pendapat dalam menetukan juara,” ujarnya.
Tetapi setelah melalui musyawarah, terpilih tiga naskah softnews terbaik. Sebelumnya juga telah ditetapkan tiga pengirim naskah tercepat.
Naskah Softnews Terbaik
1. Sayyidah Nuriyah (SD Muhammadiyah 2 GKB)
2. Khoirun Nisa (SD Muhammadiyah 1 Wringinanom)
3. Ririn Masfaridah (SMA Muhammadiyah 10 GKB)
Pengiriman Naskah Tercepat
1. Erna Ahmad (SD Muhammadiyah 1 GKB)
2. Yogo Triawanto (SMP Muhammadiyah 12 GKB)
3. Yanita Intan Sariani (SMA Muhammadiyah 10 GKB)
Kesan para Pemenang
Menjadi juara I menjadi kejutan bagi Sayyidah Nuriyah. Konselor Bimbingan Konseling (BK) SD Muhammadiyah 2 GKB (Berlian School) Gresik tak menyangka naskahnya yang berjudul Pandemi Belum Usai, Berlian Sulap Lagi Ruang Kelas Jadi Studio terpilih jadi nomor satu.
“Pasalnya, banyak tulisan peserta lain yang bagus dalam menggambarkan sekolahnya,” ungkapnya. Di kalangan tim jurnalis Sekolah Muhammadiyah GKB Sayyidah Nuriyah tergolong pendatang baru.
Sayyidah berharap ke depan dia bisa lebih banyak menyajikan berita berbetuk softnews agar mengena di hati pembaca. “Tidak menyajikan berita yang sekadar ada 5W 1H-nya seperti yang selama ini saya tulis di PWMU.CO,” tuturnya, Jumat (12/2/21).
Guru SD Muhammadiyah 1 (Muwri) Wringinanom Khoirun Nisa’ mengaku sangat senang karyanya dinobatkan sebagai juara II dengan tulisan berjudul Covid-19 Belum Hilang, Semangat Guru SD Muwri Tak Boleh Padam.
“Ada tantangan tersendiri menulis softnews tentang profil sekolah dalam waktu singkat. Sempat bingung mau nulis apa. Akhirnya menulis kisah seorang guru yang semangat mengikuti pelatihan di tengah kesibukan sebagai wali kelas saat PJJ (pembelajaran jarak jauh),” tutur Nisa.
Perasaan senang juga dirasakan oleh Ririn Masfaridah. Naskahnya berjudul Menyemai Prestasi dari Inspiration Class Smamio dipilih sebagai juara III.
Guru SMA Muhammidiyah 10 GKB (Smammio) itu mengungkapkan dengan pelatihan ini ia dapat meng-upgrade kemampuan dirinya dalam bidang jurnalistik khususnya dalam menulis softnews.
“Mengesankan, pada pelatihan sebelumnya kita diajarkan hardnews. Pada pelatihan ini kita diajarkan softnews. Tentunya menambah wawasan dalam bidang jurnalistik,” ungkapnya.
Menurtunya, karena tulisan softnews lebih mengedepankan human interest, maka dia merasa perlu memperbanyak latihan. Karena selama ini dia banyak menulis hardnews.
“Saya berharap semoga bisa istikamah dalam belajar menulis. Karena dengan menulis, kita bisa mengikat ilmu dan menjadi bagian dari peradaban,” kata Ririn di akhir wawancara. (*)
Penulis Viki Safitri. Editor Mohammad Nurfatoni