PWMU.CO – Umla Punyai Potensi Besar untuk Maju. Demikian disampaikan Dr dr Sukadiono MM—Rektor Universitas Muhammadiyah Surabaya.
Menurutnya, Universitas Muhammadiyah Lamongan (Umla) mempunyai potensi besar untuk maju karena letaknya stategis di Kota Lamongan. Dan Kabupaten Lamongan mempunyai sumber daya alam yang sangat besar.
“Lahan pertanian yang luas, industr sepanjang pesisir pantura, perikanan, perkebunan, dan tambak. Belum lagi ada amal usaha Muhammadiyah yang cukup banyak di bidang pendidikan. Bandingkan dengan Surabaya yang hanya mempunyai mall dan hotel,” kata Pak Suko, sapaan akrabnya.
Dia menyampaikan itu dalam Baitul Arqam dosen dan karyawan Umla secara virtual via Zoom Clouds Meeting, Kamis (18/2/2021).
Perlu Implementasi Keunggulan
Pak Suko menyampaikan, keunggulan tersebut perlu diimplementasikan dengan mengoptimalkan sumber daya kampus. Menurutnya, Umla harus menjadi center of execelent untuk kemanfaatan masyarakat. Tentu ini perlu didukung dosen-dosen muda yang petensial dan memiliki kinerja yang bagus.
Catur Darma PTM (perguruan tinggi Muhammadiyah) yang meliputi pengajaran, pengabdian, penelitian, dan AIK harus benar-benar dipahami para dosen.
“Sampai saat ini potensi yang dimiliki persyarikatan sangatlah besar. Muhammadiyah memiliki amal usaha yang terdiri dari PTM/Aiyiyah sebanyak 164 dengan prodi sebanyak 1.843 (D1-S3). Jumlah mahasiswa sebanyak 554.201 orang. Dosen sebanyak 17.117 orang,” urainya.
“Lembaga pendidikan TK, PAUD, KB 22.000, SD/MI 2.766, SMP/MTs 1.826, SMA/SMK 1.407, panti asuhan 384, Pondok pesantren 356, masjid/mushola 20.198 dan RS/Klinik sebanyak 364,” tambahnya.
Amal Usaha Sarana Dakwah
Bendahara Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim itu menyampaikan, pengelolaan amal usaha Muhammadiyah hendaknya dijadikan sebagai sarana dakwah.
“Hal ini mengingat bahwa Muhammadiyah mempunyai ciri sebagai gerakan Islam, gerakan dakwah Islam amar ma’ruf nahi mungkar, gerakan tajdid dan dakwah,” terangnya.
Dia menjelaskan, Muhammadiyah dikenal sebagai gerakan dakwah Islamiyah berdasarkan surat Ali Imran 104. Ayat itu menginginspirasi Muhammadiyah dengan meletakkan khittah atau strategi dasar perjuangannya. Yaitu dakwah menyeru dan mengajak Islam, amar makruf nahi mungkar dengan masyarakat sebagai medan juangnya.
“Gerakan Muhammadiyah berkiprah di tengah-tengah masyarakat bangsa Indonesia dengan membangun berbagai ragam amal usaha, merupakan suatu manifestasi dakwah Islamiyah. Semua amal usaha diadakan dengan niat dan tujuan tunggal, yaitu untuk dijadikan sarana dan wahana dakwah Islamiyah,” urainya.
Pak Suko lalu mengutip Anggaran Dasar (AD) Muhammadiyah pasal 7 ayat 1: “Untuk mencapai maksud dan tujuannya, Muhammadiyah melaksanakan dakwah amar makruf nahi mungkar dan tajdid yang diwujudkan dalam usaha disegala bindang kehidupan”
Ia juga mengutip pasal 7 ayat 2 AD Muhammadiyah: “Usaha Muhammadiyah diwujudkan dalam bentuk amal usaha, program,dan kegiatan yang macam dan penyelenggaraannya diatur dalam Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah.”
Mantan Direktur Rumah Sakit Muhammadiyah Surabaya itu juga menejlaskan, di dalam Anggaran Rumah Tangga Muhammadiyah disebutkan ada 14 macam amal usaha yang diwujudkan oleh Muhammadiyah.
Dari ke 14 jenis amal usaha itu, jika diklasifikasikan terdiri dari delapan bidang garap. Yaitu bidang dakwah, pendidikan, perekonomian, kesehatan, sosial kemasyarakatan, seni budaya, tehnologi dan penegakan hukum,
Oleh karena itu Muhammadiyah mempunyai semboyan “sepi ing pamrih rame ing gawe” Artinya sedikit bicara banyak bekerja. (*)
Penulis Fathurrahim Syuhadi. Editor Mohammad Nurfatoni