PWMU.CO – Penyakit itu dideritanya setahun lalu. Tapi karena kondisi ekonominya, Pirni tidak bisa meneruskan pengobatan. Hal itu yang menyebabkan penyakitnya semakin parah. Pirni yang awalnya “hanya” terserang TB regular kini berkembang menjadi TB MDR yaitu tuberculosis yang resistance terhadap obat.
Mengetahui ada warga yang kondisinya seperti itu, Aisyiyah melalui Komunitas Masyarakat Peduli TB Sinergi Malang Sehat (KMP “SMS”) bergerak cepat untuk mendampingi Pirni.
(Baca: ‘Aisyiyah Rapatkan Barisan Berantas Tuberculosis)
Isqu, relawan Aisyiyah TB Care yang mendapat rekomendasi untuk mendampingi Pirni mengatakan, pengobatan ibu 4 anak ini dimulai lagi pada Mei lalu. “Ketika saya mulai mendampingi, kondisinya memang cukup parah. Karena ternyata beliau juga punya diabetes,” jelas Isqu.
Menurut Isqu, kondisi keluarga yang serba kekurangan itu merupakan salah satu faktor yang menyebabkan penyakit wanita itu tidak kunjung membaik. “Begitu juga dengan kondisi rumahnya. Masih jauh dari sehat,” tuturnya. Bayangkan, lanjut Isqu, rumah sangat sederhana yang terletak di desa Siti Reco, Wagir, Kabupaten Malang itu ternyata belum mempunyai MCK.
(Baca juga: Kisah Mbah Saturi, ‘Wonder Women’ Sepuh dari Gondanglegi)
“Pekerjaan suami Bu Pirni sebagai sopir dan kuli bangunan ternyata tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga mereka,” kata Isqu. Untuk itu, tuturnya, KMP “SMS” menginisiasi pembuatan MCK di rumah Pirni. “Pembuatan MCK itu telah dimulai bulan Oktober. Sekarang masih dalam proses pembuatan.” Dana untuk program itu, kata Isqu, dihimpun dari para aktivis peduli TB, Lazismu Kota Malang, dan Taska PDA Kota Malang.
Saat ini istri Budi Santoso itu sedang menjalani perawatan di RS Saiful Anwar Kota Malang. Isqu mengatakan, gerakan dakwah melalui pengamalan surat Almaun ini ternyata mampu menyentuh pada tataran masyarakat yang lebih luas sebagaimana yang sudah dicontohkan KH Ahmad Dahlan. Semoga Anda ikut terketuk hati! (Uzlifah)