• Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
Kamis, Maret 4, 2021
  • Login
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim
No Result
View All Result
Pwmu.co | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result
Home Kabar

Pesan Terakhirnya tentang Tulisan yang Menggetarkan

Selasa 23 Februari 2021 | 21:01
in Kabar
52
SHARES
163
VIEWS
Mohammad Nurfatoni, Pesan Terakhirnya tentang Tulisan yang Menggetarkan (Tangkapan layar Sayyidah Nurriyah/PWMU.CO)

Pesan Terakhirnya tentang Tulisan yang Menggetarkan merupakan salah satu seri dari tiga tulisan tentang Softnews: Menulis Fakta Rasa Sastra. Baca tulisan lainnya Motivasi Unik Menulis ala Pemred PWMU.CO.

PWMU.CO – Hingga menjelang siang, Pelatihan Jurnalistik Softnews: Menulis Fakta Rasa Sastra yang diselenggarakan Tim Sinergi Jurnalistik Mugeb School, Kamis (11/2/2021) tetap membuat peserta antusias. Mereka aktif bertanya saat pemandu acara Mar’atus Solichah SPd membuka sesi tanya jawab.

Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni yang menjadi nara sumber pada pelatihan itu langsung menemukan pertanyaan di kolom obrolan Zoom Clouds Meeting.

“Mendeskripsikan (seseorang dalam menulis berita) dengan (merujuk pada) referensi yang memperkuat apakah bisa?” tanya Anis Shofatun SSi MPd Guru SMP Muhammadiyah 12 GKB (Spemdalas) ruang chat Zoom.

Saat itu Fatoni—sapaan akrab Mohamamd Nurfatoni—mengira bahwa pertanyaannya diajukan oleh Istandi Ajudin MPd, Kepala SMP Muhammadiyah 8 Benjeng, Gresik. Padahal saat itu Istandi masih terkendala sinyal sehingga belum bisa menyampaikan pertanyaannya secara langsung maupun dengan menulis di kolom obrolan.

“Bisa!” jawab Fatoni mantab. Tetapi menurutnya, deksripsi yang merujuk pada referensi akan sesuai jika dilakukan dalam hal-hal tertentu. Yaitu ketika merujuk pada referensi tentang keterangan seseorang, misal pengalaman organisasinya.

“Kalau mau menulis Pak Din Syamsuddin, kalau hanya disebut kata Din Syamsuddin, Din Syamsuddin terus … kan mbelenger (membosankan). Maka cari referensi Pak Din Syamsuddin, pernah menjadi apa saja, misal Pengasuh Pondok Pesantren Internasional Dea Melale, ketua MUI tahun berapa, dan sebagainya,” jelasnya.

Sebab, jika penulis berita mendeskripsikan penampilan fisik nara sumber atau sosok yang ditulisnya melalui buku referensi, maka datanya bisa jadi tidak sesuai fakta yang terkini. 

“Kalau pakai referensi kadang (kenyataannya) sudah berubah. Sosok itu harus kita lihat pada hari H-nya. Misalnya waktu itu Pak Din berjenggot nggak, ya? Kadang referensinya berjenggot, tapi saat itu dipotong,” ungkap Fatoni memberi saran agar deskripsi yang ditulis di berita sesuai dengan kenyataan.

Jujur dalam Menyajikan Berita

Pertanyaan menarik juga datang dari seorang guru SD Muhammadiyah 1 Menganti, Ika Heri Pratiwi SPd. Ia menanyakan, “Bagaimana jika seorang jurnalis menemukan kesalahan dalam penulisan sedangkan media telah menerbitkannya?”

Dengan santai dan bijak, Fatoni bisa memahami jika ada kesalahan dari jurnalis. “Kesalahan adalah manusiawi. Wartawan, media boleh salah, bisa diralat,” ujarnya.

Asalkan, sambungnya, kesalahan yang dilakukan bukan tergolong fatal, seperti penipuan dan menyangkut SARA. “Kalau kesalahannya nggak menyangkut SARA, nggak fundamental, nggak fatal, datanya nggak tipu-tipu ya nggak apa,” terangnya.

Kemudian ia menegaskan jika jurnalis melakukan kesalahan, maka sebaiknya mengakui dan memperbaikinya, bukan malah menutupinya. “Yang tidak boleh adalah menutupi kesalahan!”

Sehingga, untuk memperbaikinya bisa dilakukan dengan meminta ke admin atau redaktur agar merevisinya. “Tolong (diganti), yang sudah terbit itu salah,” tuturnya memberi contoh. 

Baca Juga:  Inilah Joke Din Syamsuddin yang Membuat Hadirin Terpingkal-Pingkal

Ia menceritakan, bahkan pada salah satu media besar mainstream juga wartwannya juga pernah melakukan kesalahan fatal berupa wawancara fiktif. “Ada wartawannya yang wawancara imajiner tetapi dianggap sebagai fakta, sehingga dipecat setelah ketahuan,” ungkapnya.

Mohammad Nurfatoni (kiri) dan Rahmat Syayid Shuhur. Pesan Terakhirnya di Pelatihan Menggetarkan. (Tangkapan layar Sayyidah Nurriyah/PWMU.CO)

Semangat Menulis Berita

Bagaikan mati satu tumbuh seribu. Usai Fatoni menjawab sebuah pertanyaan, muncul tiga pertanyaan dari Kepala Urusan Kesiswaan di SD Muhammadiyah 1 Wringinanom Rahmat Syayid Shuhur MPdI.

Salah satunya, “Apakah psikologis seseorang mempengaruhi saat menulis suatu berita?” Ia menceritakan ketika banyak tugas, maka membutuhkan waktu tertentu untuk menulis hingga bisa muncul inspirasi baru. 

General Manager Cakrawala Print ini ternyata mengiyakan pertanyaan Syayid. Sebab ia juga mengalami hal yang sama. “Kalau mengedit yang berat-berat saya pilih pagi, energinya masih baru,” ujarnya sambil menaik-turunkan pundak dengan semangat dan ceria.

“Tapi kalau malam sudah capek,” ujarnya. Tapi buru-buru ia menambahkan, “Tapi kadang perlu juga menulis di malam hari di tengah kesunyian.”

Ia juga menyatakan, masalah ini wajar dialami penulis. Hanya saja jika sudah menjadi profesinya, maka masalah ini tidak boleh mempengaruhi. “Alasan mood dan sebagainya harus dihilangkan,” tuturnya.

Bapak dari lima anak ini mengaku memiliki cara yang ampuh dalam mengatasi masalah tersebut. Yaitu dengan mengingat-ingat kalimat ini, “Kita ditunggu pembaca! Kita harus tepis dulu masalah ruwet di pikiran dan di hati.” 

Yang ditanyakan Sayyid ternyata bersambung dengan permintaan yang disampaikan Ketua Sinergi Pusat Bahasa Spemdalas Dina Hanif Mufidah SPd agar diberi tips memotivasi diri. “Agar tetap bersemangat menulis, selain (karena didorong) tanggung jawab dan perintah untuk memasarkan sekolah,” ucapnya.

Menjawab itu, Fatoni mengatakan, motivasi internal adalah yang terbaik. “Motivasi terbaik adalah motivasi dari dalam diri.” Hal ini dibuktikan dengan beberapa sikap. Seperti tetap mau menulis dalam kondisi apapun. Tidak peduli dengan kehadiran orang lain. Sedang dalam kondisi mood yang baik atau tidak, pekerjaan lagi banyak atau tidak, dikasih reward atau tidak, bahkan dikasih SK atau tidak.

“Kalau panggilan jiwa, agar produktif, tulisannya bagus, menginspirasi, nanti kalau kita meninggal tulisan kita masih tersisa, dibaca orang dapat pahala, bukankah itu akan mengalirkan pahala?”

Ia tersenyum sejenak, lalu mengucap perlahan dengan rona wajah bahagia, “Khalidiina fiha abadan … (kekal di dalamnya selamanya).”

“Jadi Bu Dina hanya menyindir yang lain, kan sudah menulis setiap hari,” sindir Fatoni sambil tertawa. Namun di kolom obrolan, Dina membantah. Ia menyatakan sedang merasa “menyindir diri sendiri”.

Saat dikonfirmasi Senin (22/2/2021), Fatoni mengungkapkan potongan ayat ini menegaskan bahwa jejak digital akan kekal di dalam internet. 

“Jejak digital itu kan gak bisa hilang. Sumber asli sudah dihapus, tapi orang lain sudah copas,” jelasnya. Jadi selama jejak digital penulis membekas di internet dan bermanfaat bagi pembacanya, maka pahalanya juga akan terus mengalir. Demikian pula jika menyangkut jejak digital yang jelak, dosanya ‘abadi’.

Baca Juga:  Datangi Kantor Polisi, Siswa Bertanya Apa Anak-Anak Bisa Dihukum
Mohammad Nurfatoni (atas) membahas tulisan salah peserta. Pesan Terakhirnya di Pelatihan Menggetarkan.(Tangkapan layar/PWMU.CO)

Belajar dari Review Tulisan Peserta

Voila! Setelah menunggu 50 menit—DARI rencana awal 30 menit—tulisan hasil praktik peserta pertama masuk ke ponsel moderator dalam format lembar kerja Ms Word. Darinya, kemudian diteruskan kepada Ketua Sinergi Jurnalistik dan Literasi Ichwan Arif SS MHum. Itulah tulisan Wakil Kepala Sekolah Bidang Kesiswaan SD Mugeb Erna Ahmad MPd.

Fatoni bersiap mengulas tulisan Erna. Sesekali ia tampak menyedot Teh Kotak Less Sugar, kemudian memasang kaca mata dengan gagang hitam kekinian.

Pandangannya kini beralih ke ponsel, tidak lagi ke layar laptop yang masih menyala dihadapannya. Ia tampak bingung mencari tulisan Erna yang kata moderator telah masuk di grup WhatsApp. “Ini mana, di grup kok nggak ada?” ujarnya.

Setelah moderator mengirim ke grup, Fatoni menyadari tulisan dikirim dalam format lembar kerja Ms Word. Ia meminta agar naskah langsung dikirim ke grup WhatsApp pelatihan jurnalistik melalui fitur teks di kolom obrolan, sehingga tidak perlu membuka di aplikasi lainnya.

“Teks WA saja, leren mbuka iki (perlu membuka di tempat lain ini),” ucapnya.

Dengan sigap panitia membantu membuka lembar kerja tersebut. Saat menunggu proses membuka selama 18 detik, Fatoni tampak bingung mencari tampilan lembar kerja di layarnya. “Belum ditampilkan, ya?” tanyanya.

Hingga selang 20 detik kemudian, lembar kerja belum juga tampak di layar. Sebagian peserta ikut memantau. Sebagaimana yang tampak di layar Zoom, Firdausi Nuzula SPd, Saroni SPd, dan Farikhah SPd fokus memantau layar. Sementara itu Koordinator Bidang IT Ahmad Nasafi SPd tampak cemas dengan memainkan dan menautkan jemarinya.

Tak sabar mengulas, Fatoni kembali menanyakan tulisan yang tak kunjung tampil di layar. “Mana ini?”

“Masih proses ditampilkan Pak,” jawab Mar’ah.

“Oh proses… Tak pikir layar saya yang nggak keluar,” ujarnya sambil tertawa. Lalu disambut dengan munculnya tulisan di layar beberapa detik kemudian. Sebuah paragraf di laman kerja Ms Word tampak jelas.

Dengan pengamatan kritisnya, Fatoni melontarkan pertanyaan, “Berapa alinea ini?”

“Satu, Pak,” jawab Mar’ah.

“Belum ganti hari (dari pelatihan) sudah lupa,” celetuknya sambil tertawa, kemudian melanjutkan berkomentar, “Kalimatnya panjang-panjang, paragrafnya jadi satu,”

Ia lantas menemukan sebuah pernyataan opini yang seharusnya tidak boleh disebutkan dalam berita. “(Pernyataan) sekolah unggul ini opini ya!”

Ia lantas menanyakan parameter sekolah unggul yang bisa dikutip sebagai data faktual, bukan opini. “Yang boleh, misal dia mendapat kriteria juara sebagai sekolah apa, baru dikutip di situ,” jelasnya

Ia menyarankan agar menuliskan data yang objektif dan faktual. Lalu memberi contoh yang sederhana, misalnya ‘cantik’ itu opini. “Hidungnya mancung, matanya sipit punya lesung pipi itu namanya deskripsi yang objektif.”

Baca Juga:  Flashmob 73 Ramaikan Peringatan Hari Kemerdekaan Sekolah Muhammadiyah GKB

“Unggul itu apa?” Ia kembali menggiring peserta ke pembahasan semula, lalu mencontohkan, “Kalau di ME Award dapat apa ya boleh dirujuk di situ,” ulasnya. 

Pria yang pernah menjabat sebagai Sekretaris Yayasan Bina Qalam Indonesia ini melanjutkan bahwa pernyataan seperti ‘sekolah unggul’ harus berdasarkan penilaian orang lain, bukan menurut kepala sekolah.

“Sekolah kita unggul, tapi nggak ada buktinya berapa piala disebut di situ,” ujarnya kritis.

Selain itu, ia juga menyoroti penulisan kata asing. “Masih banyak kata-kata asing tidak diberi tanda kurung (teremahan),” kritiknya.

Lantas ia kembali menegaskan, opini penulis tidak diperkenankan dimuat dalam berita. “Opini itu tidak ada ukurannya, padahal jurnalisme itu ada ukurannya!” ungkapnya lugas.

Masalah serupa kembali ia bahas ketika menemui kalimat opini dari tulisan peserta lain, yaitu dari Ketua Program Sinergi Informasi Teknologi (IT) Yugo Triawanto MSi.

“Seharusnya wartawan itu hanya menjelaskan. Tugas wartawan selain wawancara adalah mendeskripsikan. Sedangkan opininya diambil dari hasil wawancara ke orang lain. Minta pendapatnya orang lain,” paparnya.

Karena keterbatasan waktu, semangat Fatoni untuk mengulas naskah lainnya yang masuk saat itu harus diakhiri. Moderator mempersilakan Fatoni melanjutkan ulasannya di luar sesi pelatihan.

Pesan Terakhir Fatoni: Tulisan yang Menggetarkan

Di saat detik-detik terakhir sebelum kegiatan pelatihan itu ditutup, Fatoni menyampaikan pesan kepada peserta untuk membaca apa saja, termasuk yang tidak tersurat di alam semesta.

“Termasuk perjalanan dalam bepergian, dalam berinteraksi, semua akan menjadi bahan tulisan kita yang penuh warna,” ujarnya.

Ia menambahkan, seorang penulis memang bisa mengambil sinonim kata-kata yang bervariasi di kamus Tesaurus, tapi ia percaya bahwa hal-hal yang ditemukan di luar textbook itulah yang unik.

“Tetapi dengan ayat-ayat yang tidak tertulis, dengan bergaul dengan orang lain, orang miskin, orang-orang yang terlantar, kita akan menemukan ayat-ayat yang tak tertulis,” ucapnya dengan suara bergetar.

Menurutnya, di situlah penulis bisa mendapat tulisan yang bagus. Tulisan yang menggetarkan. “Ceritakan bagaimana perjuangan seorang bapak miskin yang bisa menyekolahkan anak-anaknya dengan menjadi tukang sol sepatu,” ujarnya memberi contoh.

Contoh lain, misalnya di Lazismu ada data-data orang yang dibantu, maka bisa ditulis perjuangan mereka dalam kesusahan ekonomi, tetapi tetap berjuang hidup untuk keluarganya.

“Itu semua kita baca di alam semesta. Di kitab-kitab yang tidak kita temukan di buku-buku,” terangnya dengan mata berkaca-kaca.

Baginya, tulisan seperti itu akan lebih menggetarkan dan menggerakkan orang lain untuk berbuat lebih baik. Dengan tenang, ia menutup pertemuan itu dengan pernyataan menggugah, “Menulis adalah perjuangan dan panggilan hati untuk memberi manfaat yang lebih baik!” Tulisan yang menggetarkan! (*)

Pesan Terakhirnya tentang Tulisan yang Menggetarkan; Penulis Sayyidah Nuriyiah

Tags: Anis ShofatunCV Cakrawala PrintDin SyamsuddinDina Hanif MufidahIchwan ArifIstandi AjudinMar'atus SholichahMenulis Fakta Rasa SastraMohammad NurfatoniMugeb SchoolRahmat Syayid SyuhurSayyidah NuriyahSD MugebSD Muhammadiyah 1 MengantiSD MuwriSMP Muhammadiyah 8 Benjeng GresikSoftnewsSpemdalasYayasan Bina Qalam
Share21Tweet13SendShare

Related Posts

Presiden yang Terhormat atau Presiden yang Saya Hormati?
Kolom

Presiden yang Terhormat atau Presiden yang Saya Hormati?

Kamis 4 Maret 2021 | 18:54
127
Perpres Miras
Kabar

Perpres Miras Batalkan, Desakan KAMI

Selasa 2 Maret 2021 | 11:49
306
Menulis Kehidupan Janda Berbuah Manis
Milad PWMU.CO

Menulis Kehidupan Janda Berbuah Manis

Selasa 2 Maret 2021 | 05:56
287
Hakim algojo koruptor
Kabar

Hakim Algojo Koruptor, Tak Mau Minta-Minta Fasilitas

Senin 1 Maret 2021 | 09:46
276
Serunya Lomba Penyiar TV di Berlian School
Kabar

Serunya Lomba Penyiar TV di Berlian School

Minggu 28 Februari 2021 | 06:15
130
Pengalaman Tak Terlupakan Boyong Keluarga ke Kopdar PWMU.CO
Milad PWMU.CO

Pengalaman Tak Terlupakan Boyong Keluarga ke Kopdar PWMU.CO

Minggu 28 Februari 2021 | 00:01
193

Discussion about this post

Berita Terbaru

Seleksi tingkat Jatim berhasil dilalui dengan baik atlet Tapak Suci Smamda Sidoarjo. Dia berhasil meraih perak di Grand Final Pimwil Jatim.

Atlet Tapak Suci Smamda Sidoarjo Raih Perak

Kamis 4 Maret 2021 | 22:54
Alumnus UMM Ini Pimpin Komunitas Penulis Banyuwangi

Alumnus UMM Ini Pimpin Komunitas Penulis Banyuwangi

Kamis 4 Maret 2021 | 21:34
Presiden yang Terhormat atau Presiden yang Saya Hormati?

Presiden yang Terhormat atau Presiden yang Saya Hormati?

Kamis 4 Maret 2021 | 18:54
Pelantikan IPM Spemdalas, Ini Harapan Pimpinan Cabang

Pelantikan IPM Spemdalas, Ini Harapan Pimpinan Cabang

Kamis 4 Maret 2021 | 13:20
Emil Dardak: Budidaya Porang Sangat Menjanjikan

Emil Dardak: Budidaya Porang Sangat Menjanjikan

Kamis 4 Maret 2021 | 13:11
Smadiga Gresik Berkolaborasi dengan Sekolah Meksiko

Smadiga Gresik Berkolaborasi dengan Sekolah Meksiko

Kamis 4 Maret 2021 | 12:47
Supersemar, Soeharto dan Bung Karno

Supersemar, Ini Pengakuan Soeharto

Kamis 4 Maret 2021 | 07:34
Dukungan Psikososial untuk Warga Terdampak Banjir

Dukungan Psikososial untuk Warga Terdampak Banjir

Kamis 4 Maret 2021 | 07:27
Petisi 50, Oposisi Orde Baru yang Dibunuh Hak-Hak Sipilnya

Petisi 50, Oposisi Orde Baru yang Dibunuh Hak-Hak Sipilnya

Kamis 4 Maret 2021 | 07:19
Melaporkan presiden

Melaporkan Presiden ke Polisi

Kamis 4 Maret 2021 | 06:05

Milad PWMU.CO

Kecanduan Menulis Berita di PWMU.CO
Milad PWMU.CO

Kecanduan Menulis Berita di PWMU.CO

Rabu 3 Maret 2021 | 08:17
119

Mufrikha: Kecanduan Menulis Berita di PWMU.CO (Istimewa/PWMU.CO) Kecanduan Menulis Berita di PWMU.CO ditulis oleh Mufrikha, Kontributor PWMU.CO dari SMA Muhammadiyah...

Read more
Menulis Kehidupan Janda Berbuah Manis

Menulis Kehidupan Janda Berbuah Manis

Selasa 2 Maret 2021 | 05:56
287
Menjadi Penulis Buku berkat PWMU.CO

Menjadi Penulis Buku berkat PWMU.CO

Senin 1 Maret 2021 | 20:21
157
Pengalaman Tak Terlupakan Boyong Keluarga ke Kopdar PWMU.CO

Pengalaman Tak Terlupakan Boyong Keluarga ke Kopdar PWMU.CO

Minggu 28 Februari 2021 | 00:01
193
Belum Sebulan Bergabung PWMU.CO, Langsung Dapat Vitamin Menulis

Belum Sebulan Bergabung PWMU.CO, Langsung Dapat Vitamin Menulis

Sabtu 27 Februari 2021 | 13:49
165

Berita Terpopuler

  • Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    Haedar Nashir Ajak Belajar Ijtihad Politik Kasman Singodimedjo

    265814 shares
    Share 106326 Tweet 66454
  • Ada 700 Ribu Muslim, Begini Sejarah dan Dinamika Islam di Kamboja

    6602 shares
    Share 2641 Tweet 1651
  • Emil Dardak: Budidaya Porang Sangat Menjanjikan

    4212 shares
    Share 1685 Tweet 1053
  • Kiai-Kiai Muhammadiyah Alumni Tebuireng

    3211 shares
    Share 1284 Tweet 803
  • Supersemar, Ini Pengakuan Soeharto

    1024 shares
    Share 410 Tweet 256
  • Pencabutan Lampiran Miras Hanya Lisan, Bahaya Lain Mengancam

    737 shares
    Share 295 Tweet 184
  • Surat PGI Minta Revisi Pelajaran Agama Islam Contoh Intoleransi

    1661 shares
    Share 664 Tweet 415
  • Ayat Alif Laam Miim Bikin Merinding Orang Yahudi

    5734 shares
    Share 2294 Tweet 1434
  • Tolak Zuhairi Misrawi Jadi Dubes Saudi

    3207 shares
    Share 1283 Tweet 802
  • Saksi Bisu KM 50 yang Dimusnahkan

    10352 shares
    Share 4141 Tweet 2588
Pwmu.co | Portal Berkemajuan

pwmu.co adalah portal berita dakwah berkemajuan di bawah naungan PT. Surya Kreatindo Mediatama

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy
  • Info Iklan

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Featured
  • Khutbah
  • Musafir
  • Canda
  • Index
  • MCCC Jatim

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In