Pendiri Zoom Kaya Raya saat Pandemi oleh Sugeng Purwanto, Ketua Lembaga Informasi dan Komunikasi PWM Jawa Timur.
PWMU.CO– Di masa wabah covid-19, masyarakat akrab dengan Zoom, media telekonferens yang bisa menggantikan pertemuan tatap muka. Media ini dibuat oleh Yuan Zhang kelahiran Tai’an, Shandong, Cina.
Dia insinyur lulusan Universitas Sains dan Teknologi Shandong. Dia kini populer dengan nama Eric Yuan (51). Sekarang tinggal di San Jose, California, AS.
Wabah covid membuatnya kaya raya sebab pemakaian Zoom melonjak seiring larangan berkumpul. Semua orang di dunia memakainya untuk rapat, seminar, atau acara reuni.
Sekarang kekayaan Eric Yuan, menjadi 11,7 miliar dolar AS. Sekitar Rp168,4 triliun. Forbes memasukkan pendiri Zoom itu dalam daftar orang terkaya di dunia di urutan 148.
Sebelum pandemi, dia susah sekali memasarkan Zoom kepada perusahaan. Dia mencari klien ke mana-mana agar menggunakan aplikasi konferensi itu. Tapi respon belum banyak.
Begitu wabah merebak, dia mendapat moment. Tiap negara memberlakukan lockdown. Larangan berkumpul dan bepergian. Langsung saja Zoom jadi booming. Dipakai untuk work from home dan school from home. Pertemuan-pertemuan apa pun pakai aplikasi ini.
Zoom mengalahkan aplikasi telekonferens yang sudah mapan seperti Skype, Google meet, Hangouts, Face Time. Kelebihan Zoom mudah dipakai. Tinggal klik link yang diberikan, sudah nyambung. Pertemuan bisa diiikuti oleh lebih seratus peserta.
Ide Muncul saat Wakuncar
Eric Yuan, ahli computer programming. Dia pernah bekerja empat tahun di Jepang. Dia ingin terkenal seperti Bill Gate. Internet adalah gelombang masa depan. Dia pun ingin bekerja di Amerika Serikat. Dia mengajukan visa untuk bekerja dan izin tinggal. Tapi delapan kali dalam dua tahun permohonannya ditolak. Baru pengajuan kesembilan, permohonan visa dikabulkan.
Tahun 1997, saat berumur 27 tahun, Yuan mendarat di Silicon Valley memulai kehidupan barunya di Negeri Paman Sam. Dia bekerja sebagai programer di perusahaan WebEx. Dia mulai menggeluti dunia teknologi informasi.
Perusahaan ini kemudian diambil alih Cisco Systems tahun 2007. Di perusahaan baru ini Yuan menjabat Corporate Vice President of Engineering yang bertanggung jawab atas perangkat lunak kolaborasi.
Dia menceritakan, pertama kali muncul ide Zoom ketika masih mahasiswa baru di Cina. Waktu kunjungan pacar (Wakuncar) dia harus naik kereta sepuluh jam di kota lain. Dia berpikir alangkah indahnya bisa bertemu pacar tanpa perjalanan lama yang membosankan ini. ”Dari lamunan itulah menjadi dasar Zoom,” tuturnya kepada medium.com.
Ditolak Cisco
Ketika berbicara dengan pelanggan, mereka mengatakan tidak senang dengan solusi kolaborasi saat ini, termasuk WebEx. ”Saya yakin dapat mengembangkan platform yang membuat pelanggan senang. Bulan Juni 2011, saya membuat solusi komunikasi video yang saya bayangkan selama dalam perjalanan kereta kampus dulu menjadi kenyataan,” tuturnya.
Yuan presentasi rancangannya tentang Zoom di hadapan pimpinan perusahaannya di Cisco. Aplikasi konferensi video yang bisa diakses lewat perangkat handphone, tablet, komputer, atau laptop. Sayangnya gagasannya itu ditolak mungkin karena sudah ada produk seperti itu di perusahaan lain.
Setelah penolakan itu, Yuan memutuskan keluar dari perusahaan untuk mengembangkan gagasannya. Dia mendirikan perusahaan sendiri pada 21 April 2011. Namanya Zoom Video Communications Inc. Berkantor di San Jose, California. Ada 40 rekan insinyur mengikuti usahanya. Di masa awal Yuan mendapat kesulitan investor. Bisnis ini dinilai sudah jenuh. Pendatang baru tak akan mampu menyaingi.
Dia kemudian menghimpun dana dari teman-teman dan keluarga. Dia mendapat waktu tepat memulai usaha. Menjamurnya telepon pintar dan teknologi penyimpanan informasi di cloud memungkinkan terciptanya produk seperti Zoom.
Sebagai orang yang sering perjalanan bisnis, dia yakin perlunya pengembangan platform yang menfasilitasi rapat jarak jauh. Perusahaan terus berkembang pada bulan April tahun 2016. Kemudian masuk di pasar saham Nasdaq April 2019 dan mencatat keberhasilan. Pendiri Zoom ini terus memperoleh keberuntungan.
Berkah Wabah
Memasuki pandemi covid, pasar keuangan anjlok. Justru harga saham Zoom naik hampir 14 persen. Mencatat kenaikan pendapatan 169 persen selama kuartal I 2020. Diperkirakan aplikasi ini memiliki 173 juta pengguna aktif bulanan per 27 Mei 2020. Angka itu melonjak lebih dari 1.000 persen dibandingkan jumah penguna per Maret 2020.
Data pada 26 Maret, Zoom baru diunduh 26,9 juta pengguna. Tapi bandingkan dengan Skype punya 6,2 juta pengguna dan Houseparty 5,1 juta pengguna.
Para pakar teknologi berpendapat, tingginya penggunaan Zoom karena muda digunakan. Pengguna tak perlu mendaftar. Sebanyak 100 orang dapat bergabung secara gratis untuk masa komunkasi selama 40 menit. Kerja keras Eric Yuan, pendiri Zoom, akhirnya menikmati hasilnya. (*)
Editor Sugeng Purwanto