Menulis Kehidupan Janda Berbuah Manis ditulis oleh Kusmiani, kontributor dari SD Muwri Gresik.
PWMU.CO – Saya mulai tertarik menulis ketika membaca berita PWMU.CO di WhatsApp Group (WAG) Nasyiatul Aisyiyah Gresik yang di-share oleh Ria Eka Lestari. Tertarik, langsung saya japri Yunda Tari—sapaannya di Nasyiah. Saya pengen mengetahui prosedur penulisan dan pengiriman berita. Dengan rinci dia memberikan informasi apa yang saya butuhkan.
Berbekal informasi itu—dan bacaan saya pada PWMU.CO selama ini (kan saya belum pernah mendapat ilmu jurnalistik!)—maka saya mulai mencoba untuk menulis.
Saya baca berita PWMU.CO. Lalu saya siapkan buku catatan untuk merangkum bagaimana kalimat langsung dan tidak langsung yang enak dibaca, seperti trik yang diberikan Yunda Tari.
Walhasil, saya berhasil menulis sebuah berita. Meski saya merasakannya sangat amburadul, saya memberanikan diri mengirimkan ke nomor WA admin.
Ketika tulisan itu terbit, masyaallah, saya kaget bercampur malu. Jadinya, saya tersenyum sendiri. Bagaimana tidak? Tulisan amburadul itu menjadi enak dibaca setelah mendapat sentuhan editor. Judulnya Serunya Takjil On The Road SD Muhammadiyah 1 Wringinanom.
Saya senang sekali, karena tulisan saya bisa terbit bersanding para penulis senior lainnya. Ketika editor menyarankan untuk menandai berita sebelum dan sesudah dikirim dengan cara stabilo, saya tidak segan-segan segera melaksanakannya. Entah berapa puluh kata saat itu yang sudah diedit oleh editor.
Sampai akhirnya berkali-kali tulisan saya tentang SD Muhammadiyah 1 Wringinanom (SD Muwri) diterbitkan. Maka mulai ada keinginan menulis kegiatan atau peristiwa penting lainnya.
Misalnya ketika mengikuti Pengajian Ahad Pagi PCM Wringnanom, saya menuliskan beritanya. Setelah terbit, link atau tautan berita tersebut biasanya saya bagikan ke beberapa WAG saya.
Yang tak terduga, ternyata berita yang saya share tersebut mendapat apresiasi positif. Salah satunya dari Mbak Evi Diyah yang berkomentar di WAG Nasyiah Wringinanom pada berita saya Selain Hilir, Muhammadiyah Perlu Berjuang di Hulu.
Dia berterima kasih karena meski tidak bisa hadir bisa membaca materi kajian. “Saya menunggu dan rajin baca berita-berita dari PWMU.CO, terima kasih Mbak!” bunyi hatnya.
Berita Janda Hartatik yang Mengharukan
Melihat kegiatan Bu Hartatik, janda lima anak ini rasanya hati tersentuh. Saya tak kuasa melihat kehidupan warga Desa Sumberame, Kecamatan Wringinanom, Kabupaten Gresik, itu.
Beberapa bulan ditinggal suaminya, Ludi Lutanto—yang meninggal dunia akibat ditabrak motor anak-anak balapan liar—kehidupan Bu Hartatik memprihatinkan. Sementara belum banyak yang membantunya.
Akhirnya saya menulis kesedihan Bu Hartatik tersebut, mulai dari kondisi rumahnya hingga kesulitan makan. Jadlah tulisan berjudul: Kalau Hujan Deras, Janda Ini Tidur Berselimut Terpal.
Setelah tulisan dimuat, saya mengirimkan ke beberapa WAG. Juga saya japri-kan ke wali murid dan teman-teman saya. Namun, tidak semuanya menanggapi secara positif. Bahkan ada yang bernada minor: menganggap tulisan saya terlalu membesar-beasrkan kehidupan Bu Hartatik yang justru akan membuatnya semakin sedih.
Tapi lebih banyak yang menanggapi dengan positif, seperti yang disampaikan Bu Erica Sudjitro, wali murid alumni SD Muwri yang tinggal di Surabaya. Dia mengatakan bahwa Bu Hartatik harus dibantu dan anak-anaknya perlu pendidikan dan gizi.
“Saya akan menanggung dua anaknya yang bersekolah di SD Muwri sampai lulus,” ucapnya melalui pesan WA yang dikirim ke nomor saya.
Bu Hartatik juga dibantu oleh beberapa wali murid yang saya kirimi link berita tersebut. Walhasil, anak pertamanya yang berada di bangku SMA ditanggung biayanya hingga lulus. Rumahnya yang semula tanpa keramik dan jendela, dengan bantuan donatur akhirnya layak ditempati.
Saat itu juga, Ketua Kantor Layanan Lazismu (KLL) Wringinanom, David Yulianto, mengunjungi rumahnya dan menyampaikan kondisi Bu Hatatik ke Lazismu Gresik.
Akhirnya Lazismu membantu kebutuhan makan sehari-hari. Dan alhamdulillah, hingga saat ini Bu Hartatik masih menerima bantuan tersebut.
Peristiwa menulis janda Bu Haratik tersebut memberi pengalaman tersendiri pada saya, tentang kekuatan media, khususnya PWMU.CO.
Terima kasih PWMU.CO! (*)
Editor Mohammad Nurfatoni