Kecanduan Menulis Berita di PWMU.CO ditulis oleh Mufrikha, Kontributor PWMU.CO dari SMA Muhammadiyah 3 Bungah (Smadiga), Gresik.
PWMU.CO – Menjadi kontributor PWMU.CO adalah cita-cita lama saya, tepatnya sejak tahun 2018. Tapi baru kesampaian di masa pandemin Covid-19—tepatnya 24 Januari 202—ketika berita saya terbit kali pertama.
Saat itu, saya merasakan tidak mungkin bisa menulis di PWMU.CO, mengingat semua berita yang terbit bagus-bagus. Selain itu saya belum tahu tentang mekanisme menulis dan mengirimkannya ke rsedaksi.
Saya hanya membaca dari WhatsApp Gruop (WAG) sekolah anak dan WAG Majelis Dikdasmen Bungah di HP suami. Setiap ada berita Mias Bungah atau MI Muhammdiyah 1 Gumeno masuk di PWMU.CO, ada rasa bangga. Dan saya selalu ingin membacanya berkali-kali.
Tahun 2018 itu, anak saya masih bersekolah di Mias Bungah. Adapun saya adalah lulusan MIM 1 Gumeno yang membanggakan ini. Jadi, berita PWMU.CO tentang kedua sekolah itu selalu saya ikuti—dan nikmati. Saya baca berkali-kali.
Awal Mula Menulis
Keinginan untuk menulis semakin menyala-nyala ketika saya melihat postingan Bu Musyrifah di Facebook-nya yang memamerkan empat buku antologinya. Cita-cita saya yang terpendam empat tahun itu tumbuh lagi.
“Saya harus belajar sama beliau ini,” ucap saya dalam hati. Tanpa pikir panjang saya WA Bu Musyrifah. “Saya Rikha yang pernah satu kos dengan Jenengan,” tulis saya dengan strategi cepat ingat, he-he-he.
Dan benar, beliau masih ingat. Akhirnya kami bikin janji ketemu berdua di MI Muhammadiyah 2 Karangrejo (Mimdaka) Manyar, Gresik, tempat beliau mengajar.
Setelah sekian lama tidak berkomunikasi dengannya, maka pertemuan itu tidak saya sia-siakan. Selain kangen-kagenan, saya gunakan juga untuk sharing tentang tulis-menulis.
Awal pembicaraan kami adalah soal keinginan belajar menulis buku bersama (antologi). Itu saja. Lalu kami ingin mengundang beliau untuk memberikan pelatihan menulis ke sekolah kami, Smadiga.
Cerita panjang kali lebar ini akhirnya sampai juga pada topik PWMU.CO. Saya ceritakan, jika saya pernah menulis berita tetapi tidak diterbitkan. Mungkin kurang memenuhi syarat. Kejadian itu sudah berlangsung beberapa bulan lalu.
Setelah perbincangan itu, akhirnya saya mendapatkan gambaran yang gamblang bagaimana cara menulis dan menjadi kontributor PWMU.CO.
Sebenarnya, sebelum bertemu dengan Bu Musyrifah, saya pernah juga mendapatkan keterangan dari Bu Irma Sonya Suryana, kontributor PWMU.CO dari sekolah Muhammadiyah GKB.
“Tulis aja semua berita dengan aturan seperti ini,” kata dia sambil memberikan contoh tulisannya. Dengan bersemangat Bu Sonya mengatakan pada sayam “Kamu pasti bisa”. Itu cukup member keyakinan kepada saya, insyaallah saya memang bisa.
Namun kala itu masih banyak pertimbangan di pikiran saya untuk menulis lagi. Pertimbangan tentang kualitas tulisan, tentang berita yang kurang menarik, atau malah tentang ketakutan diri sendiri yang sebenarnya tidak perlu ada.
Nah, ketika saya menginga-ingat lagi dorongan semangat dari beliau berdua, akhirnya dengan bismillah saya memulai menulis lagi. Tulisan pertama berjudul: Smadiga Gresik Satu Bulan Satu Pelatihan.
Kecanduan Menulis
Berita pertama itu membuat saya takjub ke diri sendiri. Narsis ya! Sebab, ternyata saya bisa menulis, meski masih banyak koreksi di sana-sini.
Setelah itu saya jadi kecanduan menulis. Maka usai berita pertama diterbitkan PWMU.CO, saya pun sudah bersiap menulis untuk berita selanjutnya. Dan sampai saat inipun masih merasakan kerinduan, … eh kecanduan, seperti itu.
Lalu saya belajar lagi, membaca lagi, dan mempelajari tulisan di PWMU.CO satu per satu. Semakin membaca semakin paham tentang tulisan dan arti penting sebuah bahasa.
Dan inilah hebatnya menjadi kontributor PWMU.CO: saya lebih fokus melihat hal yang positif. Tidak boleh saya menulis berita dengan kesalahan: salah nama, salah gelar, dan sebagainya.
Sejak itu saya berusaha menghindari salah menulis berita. Saya mencoba menulis dengan bahasa yang tertata rapi. Dan itu harus dilatih sehingga lahir tulisan kedua: Smadiga Gelar ‘Alumni Menyapa’ secara Daring.
Setelah itu saya menulis lagi. Tentang juara lomba siswa di Smadiga. Sayangnya, PWMU.CO belum mau menertbitkan kegiatan yang bersifat tatap muka. Baiklah, aturan itu harus saya taati.
Kemudian saya mencoba belajar lebih jauh lagi. Rambu-rambu dari editor tentang tanda baca dan tata cara penulisannya menjadi masukan positif selanjutnya. Itu akan menjadi bekal dalam penulisan berikutnya.
Kini, semua event: acara, kegiatan, dan hal lainnya yang berhubungan dengan sekolah menjadi hal yang saya tunggu. Saya menunggu untuk menuliskannya menajdi berita yang bahasanya indah dan nyaman dibaca. Maka lahirlah tulisan saya yang ketiga dan keempat. Itu membuat saya semakin bersemangat mencari hal baru untuk menuliskannya.
Masa pandemi Covid-19 merupakan satu di antara peristiwa penting dalam hidup saya. Sebab di masa yang sangat istimewa ini saya mulai menjadi kontributor PWMU.CO. Dan di situ saya belajar melihat semua hal positif lalu menuangkan ke dalam tulisan yang konstibutif.
Maka izinkan saya tetap belajar dan menjadi bermanfaat untuk semua! (*)
Editor Mohammad Nurfatoni