ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Rabu, Maret 29, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Presiden yang Terhormat atau Presiden yang Saya Hormati?

Kamis 4 Maret 2021 | 18:54
3 min read
620
SHARES
1.9k
VIEWS
ADVERTISEMENT
Presiden yang Terhormat tau presiden yang Saya Hormati?

PWMU.CO – Presiden yang Terhormat atau Presiden yang Saya Hormati? Perhatikan contoh pembukaan sebuah pidato ini: “Kepada Presiden Joko Widodo, yang saya hormati. Pada kesempatan ini izinkan saya melaporkan bla-bla-bla ….”

Contoh lain: “Yang terhormat Presiden Joko Widodo. Yang terhormat Menteri PMK Muhadjir Effendy. Yang terhormat bla-bla-bla …”

Pada contoh dua kalimat di atas ada perbedaan penyebutan kata keterangan atau pada tokoh yang disebut. Contoh kalimat pertama menggunakan frasa kata yang saya hormati dan yang kedua memakai yang terhormat.

Dalam pidato, penggunaan dua frasa itu tidak ada yang menghiraukan. Karena sudah lazim dan dianggap sama artinya. Mau pakai yang saya hormati atau yang terhormat, suka-suka pemakainya saja.

Beda Filosofi

Benarkah demikian? Kedua frasa kata itu ternyata memiliki filosofi yang berbeda. Hal itu pernah dibahas Nurcholish Madjid alias Cak Nur—almarhum seorang cendekiawan Muslim—dalam tulisan berjudul “Bapak Bupati yang Terhormat” dalam buku Pintu-Pintu Menuju Tuhan terbitan Yayasan Paramadina, Jakarta.

Cak Nur membedakan dua frasa itu dengan sebuah kisah sebagai berikut:

Suatu hari sebuah pesantren di Jawa Timur kedatangan bupati setempat. Pak Kiai pesantren itu cukup akrab dengan Pak Bupati, sehingga tidak saja kedatangan pejabat itu disambut dengan hangat olehnya, bahkan percakapan antara keduanya pun berlangsung tanpa formalitas yang kaku.

Pak Kiai memberi kesempatan kepada Pak Bupati untuk berceramah kepada para santri dan guru. Maka terjadilah sedikit adegan yang walaupun santai dan rileks namun amat menarik dan mengandung makna yang kiranya patut kita renungkan.

Dalam ceramahnya, setelah mengucapkan salam, Pak Bupati memulai dengan kalimat yang kedengaran wajar dan semestinya saja. Katanya: “Bapak Kiai yang saya hormati …”.

Tiba-tiba Pak Kiai berdiri dan menghampiri mikrofon, dan lalu berkata, “Nanti dulu, Pak Bupati. Saya memang sudah tahu bahwa Pak Bupati menghormati saya, dan untuk itu saya ucapkan terimakasih.

Tapi, soalnya, apakah saya ini memang terhormat, ataukah hanya kebetulan dihormati oleh Pak Bupati? Dan kalau saya memang terhormat, mengapa Pak Bupati tidak mengatakan saja, Bapak Kiai yang terbormat?

Dan saya tidak peduli apakah Pak Bupati atau orang lain menghormati saya atau tidak, kalau memang benar-benar saya ini terhormat, dan tidak sekadar kebetulan dihormati orang tertentu saja!”

Maka Pak Bupati pun, dengan penuh pengertian, meralat ucapannya, dan dia pun berkata, “Bapak Kiai yang terhormat …”

Kehotmatan Itu Melekat Pribadi

Demikian pula Pak Kiai. Ketika gilirannya tiba untuk memberi sambutan, setelah salam, dia memulai dengan ungkapan penuh tulus, “Bapak Bupati yang terhormat….” (bukan: “Bapak Bupati yang saya hormati…”)

Dan Pak Kiai masih merasa perlu menerangkan perihal hormat-menghormati ini. Dia menjelaskan, dengan mengatakan “Bapak Bupati yang terhormat”, Pak Kiai hendak menunjukkan suatu kualitas pada Pak Bupati yang tidak tergantung kepada siapa pun, termasuk kepada Pak Kiai sendiri.

Karena itu Pak Bupati tidak usah mengharap penghormatan orang tertentu. Sebab kehormatan Pak Bupati itu melekat pada diri pribadi Pak Bupati, tanpa peduli apa sikap orang lain kepadanya.

Pak Kiai malah mengatakan bahwa dia sedikit tersinggung dengan ucapan, “Bapak Kiai yang saya hormati”. Sebab seolah-olah dia mengharap dihormati oleh Pak Bupati, atau kehormatan Pak Kiai itu ada hanya karena dihormati oleh Pak Bupati.

Apalagi dalam bahasa asing, seperti Arab atau Inggris, tidak ada ungkapan yang sepadan dengan yang saya hormati. Hanya ada yang sepadan dengan yang terhormat.

Para Kiai memang sering menunjukkan kepekaan dan kehalusan perasaan yang menakjubkan. Karena merenungi berbagai segi ajaran agama secara mendalam, juga karena pergaulan yang akrab dengan masyarakat luas, para kiai sering mampu menangkap hal-hal dalam hidup ini yang tidak tertangkap oleh orang kebanyakan.

Dalam hal kehormatan itu, misalnya, para kiai tidak mengharap agar orang menghormatinya. Sebab mereka yakin bahwa kehormatan itu hanya datang dari Allah, karena adanya itikad baik dan amal saleh.

Firman Allah, “Dan barang siapa menghendaki kebormatan, maka (ketahuilah bahwa) kehormatan itu seluruhnya milik Allah. Kepada-Nya menaik perkataan (itikad) yang baik dan Dia pun menjunjung amal yang saleh…,” (Fatir:10).

Tentu saja firman itu tidak hanya berlaku bagi kiai, tapi juga bagi semua kita orang yang beriman. (*)

Editor Mohammad Nurfatoni


Tags: Cak NurKolom Bahasa PWMU.COMohammad NurfatoniNurcholish MadjidPintu-Pintu Menuju TuhanRagam Bahasa PWMU.CO
SendShare248Tweet155Share

Related Posts

Berguru pada Orang Tak Waras

Selasa 28 Maret 2023 | 13:23
267

Mohammad Nurfatoni: Berguru pada Orang Tak Waras (sketsa foto oleh Atho' Khoironi/PWMU.CO) Berguru pada Orang...

Ulama Bukan Pewaris Nabi

Senin 27 Maret 2023 | 09:54
477

Mohammad Nurfatoni: Ulama Bukan Pewaris Nabi. (Sketsa ulang foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Ulama Bukan Pewaris Nabi,...

Nenek yang Tak Lelah Memberi

Kamis 23 Maret 2023 | 11:00
278

Mohammad Nurfatoni: Nenek yang Tak Lelah Memberi (Atho' Khoironi/PWMU.CO) Nenek yang Tak Lelah Memberi; Kolom...

Di Pelatihan Ini Ada Ajakan Sedekah Jari

Sabtu 4 Maret 2023 | 07:30
81

Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni memberikan materi pelatihan Ayo Menulis. (Cakra Yudha/PWMU.CO) Di Pelatihan Ini...

Workshop Jurnalistik Smamga Surabaya: Menulis Mengabadikan Kita

Minggu 26 Februari 2023 | 06:28
203

Mohammad Nurfatoni bersama peserta Workshop Jurnalistik Smamga 2023, di Gedung Smamga, Sabtu 24 Februari 2023....

Berita yang Baik Bisa Menghadirkan Pembaca dalam Peristiwa

Jumat 24 Februari 2023 | 21:16
179

Pemimpin Redaksi PWMU.CO Mohammad Nurfatoni menyampaikan materi penulisan Berita di SD Mudipat Surabaya, Jumat (24/2/2023)...

Nama-Nama tanpa Jenis Kelamin yang Bikin Diklat Ini Gerr-gerran

Sabtu 28 Januari 2023 | 22:13
1.7k

Mohammad Nurfatoni ketika menyampaikan materi pada Diklat Jurnalistik SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo, Sabtu (28/1/2023) di...

Salah Kaprah dalam Penulisan Karisma, Nakhoda, dan Elite

Selasa 3 Januari 2023 | 07:42
210

Mohammad Nurfatoni: Salah Kaprah dalam Penulisan Karisma, Nakhoda, dan Elite (sketsa foto oleh Atho' Khoironi/PWMU.CO)...

Guru TK Aisyiyah Punya Tugas Membuka Jendela Dunia

Sabtu 22 Oktober 2022 | 13:42
506

Pelatihan Jurnalistik untuk Guru Aisyiyah di ABA I Kota Probolinggo, Sabtu (22/10/2022). Dari kiri Wakil...

Menghidupkan ‘Tombol On’ di MIM Mentaras

Jumat 30 September 2022 | 13:28
555

Mohammad Nurfatoni (kedua dari kiri) Kepala MIM Mentaras Sukarni (berdiri tengah), dan Pressa Surya Perdana...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Inilah 18 Calon PCM GKB Gresik 2022-2027

    31711 shares
    Share 12684 Tweet 7928
  • Tajdied Center Jatim Uji Hafalan Siswa Spemdalas

    2234 shares
    Share 894 Tweet 559
  • Angkat Jihad Ekonomi, PWM Jatim dapat Apresiasi Tinggi PP Muhammadiyah

    1690 shares
    Share 676 Tweet 423
  • Kalimah Spemdalas Ajak Siswa Miliki Akhlak Al-Quran

    2841 shares
    Share 1136 Tweet 710
  • Rangkai 1000 Stik Es Krim, Siswa Spemdalas Bikin Menara Eiffel 

    3468 shares
    Share 1387 Tweet 867
  • Jadwal Lengkap Imsakiyah Ramadhan 1444/2023 Kota dan Kabupaten Se-Jawa Timur

    13121 shares
    Share 5248 Tweet 3280
  • Permata Fest Muhammadiyah Wotan, Ini Para Juaranya

    1854 shares
    Share 742 Tweet 464
  • Tampil Apik di Musyab, Tim Musikalisasi Puisi Spemdalas Dinilai 99

    1018 shares
    Share 407 Tweet 255
  • King Queen of Library SD Mugeb Kunjungi Perpustakaan Spemdalas

    1241 shares
    Share 496 Tweet 310
  • Siswa Spemdalas Ujian Praktik Mengafani Jenazah

    2353 shares
    Share 941 Tweet 588

Berita Terkini

  • IMM Allende
    IMM Allende Gelar DAD, Kader Baru Dijadikan IniRabu 29 Maret 2023 | 08:15
  • Ketua Baru PDM
    Ketua Baru PDM Surabaya Hadiri Kemah di Tepi LautRabu 29 Maret 2023 | 07:35
  • PWA Jatim Larang Rangkap JabatanRabu 29 Maret 2023 | 06:42
  • Ramadhan, Korp Mubaligh Muda Muhammadiyah Smamio Giat BerdakwahRabu 29 Maret 2023 | 06:25
  • Ramadhan Ceria SD Mumtaz Dibuka, Begini KegiatannyaRabu 29 Maret 2023 | 06:09
  • Spemdalas Berbagi Takjil selama RamadhanRabu 29 Maret 2023 | 05:30
  • SD Mupat Kota Malang Meraih Penghargaan Sekolah Adiwiyata NasionalRabu 29 Maret 2023 | 05:07
  • Berdayakan PKL, 2000 porsi menu berbuka Kajian Ramadhan PWM Jatim; Liputan Siti Agustini, Kontributor PWMU.CO Sidoarjo.
    Berdayakan PKL, 2000 Porsi Menu Berbuka Kajian Ramadhan PWM JatimRabu 29 Maret 2023 | 03:28
  • 9 Prinsip Mendidik Anak sesuai Pola Asuh IslamiSelasa 28 Maret 2023 | 21:42
  • Lazismu RSU Aisyiyah Salurkan Dana untuk Peduli Dai Majelis Tabligh PDM PonorogoSelasa 28 Maret 2023 | 20:52

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!