
PWMU.CO – Ada yang menarik dalam acara perkaderan Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Teknik “Aufklarung” Malang, yang berlangsung di Desa Punten, Kota Batu (12/11). Dalam acara itu, salah satu senior IMM, Djoko Sridadi ST, atau yang akrab dipanggil Kang Joko, berkenan hadir dan memberi semangat pada para juniornya.
Dengan ekspresif, alumni FT Mesin UMM yang kini sedang tugas kerja di Brunei Darussalam itu membacakan karyanya berjudul “Hari-Hari Penuh Debu”, yang berbicara soal keprihatinannya atas kondisi Indonesia belakangan ini. Selamat menikmati!
(Baca juga puisi: Puisi Seorang Kyai untuk Presiden: Keliru Melulu, Maafkan Aku dan Negeriku yang Hilang: Puisi Suli Daim, Peserta Aksi 4 November)
***
Hari-Hari Penuh Debu
Orang-orang pandangannya mulai kabur kehilangan pijakan
tokoh atau yang ditokohkan mulai berkicau laksana pendeta suci
namun tak punya hati
politisi berpeci sudah tak mampu membedakan kritik dan hujatan
bercerita kesucian dengan mulut berbusa kebencian
seakan setiap kata-katanya adalah sabda
Hari-hari penuh debu
para penumpang gelap revolusi mulai menegakkan badan menggenggam ambisi menganggap rakyat bodoh hingga tidak bisa membedakan antara tidur dan terjaga
berteriak di panggung panggung seakan pahlawan tapi terlahir salah zaman
Hari-hari penuh debu
mengaburkan nurani petarung-petarung muda yang terus berjuang membangun eksistensi dengan label “demi rakyat”
tapi jangan anggap rakyat bodoh
nurani rakyat bisa melihat di kegelapan
merasakan hal yang tak bisa diraba
tetap berbicara di tengah badai sekalipun
Hari-hari penuh debu
adalah zaman yang akan menelanjangi kepalsuan badut-badut politik
meneguhkan kesejatian pahlawan penuh kesederhanaan tanpa polesan
salam deru debu (*)