PWMU.CO – Mahasiswa PMM UMM menyediakan bak cuci tangan untuk warga Dusun Gondang, Desa Tegal Gondo Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, Sabtu (13/3/21).
Koordinator Pengabdian Masyarakat oleh Mahasiswa (PMM) kelompok 10 gelombang 1 Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) Nurchalis Usman mengatakan tempat cuci tangan tersebut ditempatkan di gang-gang rumah warga sebagai bentuk kampanye protokol kesehatan.
“Alasan peletakan ini supaya warga masyarakat rajin mencuci tangan sebagai salah satu bentuk protokol kesehatan saat wabah,” ujarnya.
Menurut dia, selain untuk mencuci tangan, warga bisa membaca stiker kampanye yang ditempel oleh mahasiswa yang berisi pesan tentang kesadaran mencuci tangan sebagai bentuk pemutus mata rantai penularan dan penyebaran virus.
Gencar Sosialisasi Protokol Kesehatan
Nurchalis mengatakan Indonesia masih belum benar-benar terbebas dari virus Covid-19, maka dari itu perang melawan virus ini belum selesai.
“PMM kelompok 10 ini juga memiliki peran untuk membantu pemerintah dalam melakukan sosialisasi sekaligus kampanye ke warga tentang pentingnya menjaga kebersihan,” ungkapnya.
Dia memaparkan salah satu cara agar bisa melawan virus yaitu dengan mengikuti protokol Covid-19 yang sudah dikeluarkan pemerintah secara ketat. Mulai dari sering mencuci tangan dengan sabun, pakai masker ketika keluar rumah, menjaga jarak, dan hindari kerumunan.
“Karena masih banyak masyarakat yang kurang memiliki kesadaran mematuhi protokol kesehatan tersebut, maka kami gencar melakukan edukasi pada warga seperti ini.”
Kami, lanjutnya, melakukan sosialisasi sekaligus kampanye supaya masyarakat tetap sabar dan menjalankan kehidupan bersosial dengan mengikuti protocol kesehatan untuk putus penyebaran wabah.
Penyangga dari Kayu Bekas
Nurchalis menjelaskan pembuatan bak cuci tangan menjadi salah satu langkah membantu mengedukasi warga terkait dengan mencegah penularan pandemi, selain memberikan anjuran ke warga untuk pakai masker dan menjaga jarak.
Untuk bisa membuat bak tersebut, mahasiswa memanfaatkan kayu bekas sebagai alat penyangganya.
“Sedangkan bak cuci di beli toko barang rumah tangga yang ada di dusun ini. Setelah itu, dilakukan perakitan sehingga menghasilkan bak cuci yang bagus dan layak pakai,” tandasnya. (*)
Penulis Nurchalis Usman. Editor Ichwan Arif.