PWMU.CO – Resep Produktif Menulis ala Peraih Dua Penghargaan PWMU.CO. Menerima dua penghargaan sekaligus dalam satu momen menjadi kejutan bagi Fathurrahim Syuhadi, kontributor PWMU.CO asal Lamongan.
Dalam Resepsi Virtual 5 Tahun PWMU.CO, Ahad (21/3/2021), ia berhasil mendapat dua penghargaan dari PWMU.CO.
Pertama, dia menyabet penghargaan sebagai ‘Kontributor Terproduktif I Tahun 2021’ dengan 78 tulisan, terhitung 15 Maret 2020—5 Maret 2021.
Kedua dia juga menggondol predikat sebagai ‘Penulis Berita Terviral I Tahun 2021’, dengan judul Pesan Terakhir Erva Rachmawati sebelum Wafat oleh Fathurrahim Syuhadi (47.4 ribu pembaca).
“Subahanallah! Saya kaget. Saya tidak menyangka mendapatkan penghargaan ini. Padahal saya pendatang baru,” ujarnya, Senina (22/3/2021).
Prinsip Menulis
Kepada PWMU.CO, Fathurrahim mengaku tidak memiliki resep khusus untuk produktif menulis. Ia hanya berprinsip jika ada kesempatan menulis ia akan langsung bergegas menulis.
Uniknya, dia bisa menulis dalam situasi apapun. Apakah dalam situasi yang sedang ramai, sedang sibuk berkegiatan, maupun ketika menyendiri.
“Jadi saya selalu menyempatkan waktu untuk menulis,” ujar Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Lamongan, yang juga suka menulis puisi ini.
Fathurrahim mengungkapkan, awalnya, ia menargetkan setiap hari menghasilkan satu karya puisi. Namun sekarang targetnya mulai berkembang. Harus ada satu berita yang ia tulis atau menulis profil tokoh.
Motivasi Menulis
Dia mengaku aktif menulis setiap hari karena termotivasi dan terinspirasi oleh para kawula muda yang gemar menulis. Dari tulisan-tulisan pemuda-pemuda itu, dia menjadi lebih bersemangat dan tidak berhenti berkarya pula.
“Dari situ saya semakin berupaya untuk berkarya setiap hari. Menulis apapun yang saya lihat, apapun yang saya baca dan apapun yang saya pikirkan,” ujarnya.
Ia memberi resep bagaimana agar tetap bersemangat menulis. “Yakinilah bahwa tulisan kita akan bermanfaat suatu hari. Niatkan pula menulis sebagai ibadah agar menjadi jariah bagi kehidupan,” pesannya.
Bagi dia, dalam kaitan ibadah itu, makan dalam hal tulis menulis, hanya ada dua pilihan: ditulis dan atau menulis. Ditulis berarti menjadi nara sumber berita, sedangkan menulis berarti menjadi wartawan atau penulis opini.
Saat dia berkegiatan di MPK atau Hizbul Wathan, Fathurrahim sering menjadi bahan tulisan. Demikian juga ketika menerima dua penghargaan ini. Adapun dua penghargaan itu berhasil diraih karena dia produktif menulis.
Suka Menulis sejak SD
Wakil Ketua Kwartir Wilayah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Jawa Timur ini mengungkapkan, sejak kecil—saat SDN 1 merangkap MIM 1 Payaman, Solokuro—ia sudah gemar menulis puisi.
Saat di SMPN 1 Paciran merangkap MTsM 5 Payaman, buku pertama kumpulan puisinya berjudul Damailah Saudaraku diterbikan oleh penerbit Tiga Serangkai Solo tahun 1994. “Waktu itu bermodalkan saya menulis puisi dengan meminjam mesin ketik milik desa,” kisahnya.
Selain menerbikanna dalam bnetuk buku, puisi-puisi milik Fathurrahim pernah dimuat di majalah Mimbar Pendidikan Agama yang diterbitkan oleh Departemen Agama Jawa Timur. Selain itu majalah Muncul Surabaya dan majalah Kacung Jakarta juga menerbikan puisinya.
Kebiasaan menulisnya tetap berlanjut saai Sekolah Pendidikan Guru (SPG) Negeri Lamongan. Bahkan dia mendirikan dan mempimpin buletin Kreatif di sekolahnya.
Dia melahirkan pula buletin Kalam saat menjabat sebagai Ketua Pimpinan Daerah (PD) Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Lamongan periode 1990-1992.
Fathurrahim Syuhadi juga menulis buku Mengenang Perjuangan Sejarah Muhamamdiyah Lamongan 1936-2005 dan Jejak Sejarah HW Lamongan. (*)
Penulis Dennis Nugroho Editor Mohammad Nurfatoni