PWMU.CO – MDMC menyarankan agar warga Muhammadiyah paham tentang bencana. Hal itu disampaikan Budi Setiawan, Jumat (26/3/21).
Dalam siaran pers, Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah ini mengatakan peringatan Hari Kesiapsiagaan Bencana (HKB) akan bisa kekurangan makna kalau tidak memahami secara persis apa yang dimaksudkan dengan kesiapsiagaan bencana.
“Bahkan juga menjadi penting bagi kita memahami makna bencana itu sendiri,” ujarnya.
Kami, lanjutnya, dari MDMC tidak pernah bosan untuk mengajak masyarakat, khususnya keluarga besar Muhammadiyah untuk memahami bencana.
“Seperti yang dikeluarkan oleh Majelis Tarjih PP Muhammadiyah berkaitan dengan fiqih kebencanaan adalah satu upaya memahamkan warga Muhammadiyah tentang bencana,” katanya.
Jamaah Tangguh
Dalam acara opening Hari kesiapsiagaan Bencana (HKB) MDMC 2021 Jamaah Tangguh, Budi Setiawan menjelaskan jika kita siap dalam menghadapi bencana, maka berbagai kejadian fenomena alam tidak akan menjadi bencana.
“Maka MDMC yang merupakan bagian terdepan dari kegiatan penanggulangan bencana di Indonesia harus melakukan kesiapan penanggulangan bencana justru sejak mengikuti hari kesiapsiagaan ini,” ujarnya.
Dia memaparkan dalam HKB yang jatuh tanggal 26 April mendatang peringatan potensi terjadinya bencana sudah sering dijelaskan oleh lembaga-lembaga yang berkompeten memberikan peringatan.
“Mestinya peringatan itu kita olah menjadi satu rencana aksi, menjadi satu rencana operasi sehingga ketika memang terjadi apa yang diperingatkan akan banyak yang kita lakukan. Menjadi penting bagaimana kita mengolah peringatan itu menjadi kesiapsiagaan kita,” tegasnya.
MDMC Tercepat Berinisiatif
Deputi Pencegahan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Lilik Kurniawan dalam acara pembentukan jamaah tangguh MDMC Bengkulu secara online memberikan apresiasi pada Muhammadiyah yang cepat mengambil inisiatif.
“Atas nama BNPB, kami mengucapkan terima kasih pada MDMC melakukan koordinasi terkait dengan HKB tahun 2021. Terima kasih sudah cepat sekali melakukan ini,” katanya.
Bertempat di Masjid At Taqwa, PCM Sukaraja Kabupaten Seluma, Bengkulu dia menyampaikan strategi terkait dengan ancaman-ancaman bencana baik jangka panjang dan pendek.
“Setelah kita tahu ancaman di sekitar kita maka perlu antisipasi jangka panjang. Misalnya upaya pencegahan dengan penataan ruang dan perbaikan daya dukung lingkungan, upaya mitigasi dengan penanaman vegetasi dan peningkatan kapasitas Pemerintah Daerah (Pemda) serta masyarakat.”
Kita, lanjutnya, juga tidak boleh lupa dengan antisipasi jangka pendek. Bencana-bencana yang ada di sekitar kita harus dipantau terus-menerus setiap saat, setiap waktu,” imbuhnya.
Kesiapsigaan di Level Masyarakat
Di hadapan Pimpinan MDMC PP Muhammadiyah, wilayah dan daerah se-Indonesia secara online, Lilik Kurniawan menjelaskan sudah ada lembaga-lembaga seperti BMKG, PVMBG, Lapan yang memberi informasi mengenai cuaca, iklim, gunung api di sekitar kita.
“Dengan informasi-informasi ini masyarakat tidak boleh diam, harus punya rencana yang kita sebut kesiapsigaan di level masyarakat,” katanya.
Apapun yang dilakukan, sambungnya, apapun teknologi yang canggih ujungnya adalah dikembalikan ke masyarakat. Apabila masyarakat tidak bisa menerima, tidak terinformasi, tidak melakukan apapun, maka bisa dipastikan korban akan berjatuhan banyak.
Dia mengungkapkan dengan HKB pihaknya ingin masyarakat bisa berlatih secara mandiri tanpa disuruh, tanpa diperintah dan tanpa dibayar.
“Karena sebenarnya keselamatan adalah hak setiap untuk masyarakat. Tahun ini subtemanya adalah Latihan Membuat Kita Selamat. Intinya mengajak masyarakat siap untuk selamat,” tandasnya. (*)
Penulis Arif Jamali. Editor Ichwan Arif.