PWMU.CO – Mark Heyward, Direktur Program Inovasi (Innovation for Indonesia’s School Children) kemitraan Indonesia-Australia menyampaikan terima kasih kepada Muhammadiyah yang telah bekerja sama dengan baik dalam hal pendidikan.
Hal itu dia sampaikan pada acara Peluncuran dan Sosialisasi Program Literasi dan Numerasi Kelas Awal Sekolah dan Madrasah Muhammadiyah Jawa Timur yang diselenggarakan Majelis Dikdasmen PWM Jatim, Senin (5/4/2021)
“Terima kasih banyak atas kesempatan dan kehadiran para peserta pada peluncuran dan sosialisasi ini. Inovasi adalah kemitraan. Inovasi adalah milik kita semua. Milik mitra-mitra kita. Termasuk Muhammadiyah,” katanya.
Dia mengatakan, Inovasi bekerja untuk memahami dan mengatasi berbagai tantangan pembelajaran terutama yang berkaitan dengan literasi, numerasi dan inklusi baik itu di kelas, sekolah maupun tingkat sistem pendidikan.
“Selain itu kami juga mencoba melihat hasil pembelajaran berkaitan dengan information technology (IT), Sains, termasuk HOTS (higher orde thinking skill) dan juga isu gender,” tuturnya.
Menurutnya, kolaborasi dalam menjalani kemitraan adalah bagaian inti dari pendekatan yang Inovasi lakukan.
“Kami berkolaborasi langsung dengan pemerintah daerah (pemda), kepala sekolah, pengawas, juga bekerja mengeksplorasi kebijakan daerah dan menjadi solusi,” ucapnya.
Puji Muhammadiyah sebagai Pelopor Pendidikan
Mark Heyward menambahkan, Inovasi telah bekerja sama dengan Muhammadiyah selama kurang lebih tiga tahun dan dia merasa senang kerja sama itu bisa terus berlanjut.
“Inovasi telah bekerja sama dengan Muhammadiyah baik di Jakarta maupun Jatim selama tiga tahun. Kami mengakui Muhammadiyah sebagai pelopor sistem pendidikan di Indonesia selama lebih dari 100 tahun. Kami senang bisa terus bekerjasama,” katanya.
Setelah hampir tiga tahun kemitraan ini, menurutnya dia sangat senang melihat hasil yang positif dan cukup menggembirakan.
“Karena literasi, numerasi dan pendidikan karakter adalah keterampilan dasar yang dibutuhkan anak-anak kita untuk berhasil dalam semua pendidikan. Tanpa ada pondasi dasar yang kuat tidak mungkin kita dapat pendidikan yang berhasil,” katanya.
Jadi, lanjutnya, untuk menciptakan tenaga kerja yang terampil dan bangsa yang cerdas, menurutnya, Indonesia perlu membangun dengan benar sistem pendidikan.
“Keberhasilan kita di Jawa Timur ini dapat menginformasikan kepada bangsa. Jadi seluruh wilayah dapat memperoleh manfaat dari program kita ini. Sehingga praktik-praktik pengajaran yang baik akan menghasilkan anak-anak yang literat, numerat, dapat diterapkan di provinsi lain,” ujarnya.
Menurut Mark, tantangan yang dihadapi sistem pendidikan saat ini sangat besar, karena adanya pandemi Covid-19, sehingga siswa harus belajar di rumah.
“Tentu ini menjadi tantangan bagi siswa, orang tua, guru, kepala sekolah, maupun pemangku kepentingan,” katanya.
Selain itu, menurutnya, tantangan kedua adalah bagaimana membuka kembali sekolah dengan aman, dan tantangan ketiga adalah bagaimana mengembangkan dan membangun keterampilan guru untuk membentuk komunitas praktik belajar online yang efektif.
“Ini saya lihat Muhammadiyah di Jawa Timur menjadi pelaku lagi. Ini mengingatkan saya kembali bagaimana pentingnya kolaborasi, karena hanya melalui kolaborasi lah kita menemukan jalan untuk tetap maju,” ungkapnya. (*)
Penulis Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni