ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Selasa, Maret 21, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Bahaya Stigmatisasi Media Massa

Rabu 7 April 2021 | 08:13
5 min read
470
SHARES
1.5k
VIEWS
ADVERTISEMENT
Bahaya Stigmatisasi
Sirikit Syah

Bahaya Stigmatisasi Media Massa oleh Dr Sirikit Syah MA, pengajar ilmu komunikasi dan aktivis Media Watch.

PWMU.CO – Siti Hairul Dayah tinggal di Yogya menulis di FB setelah suaminya ditangkap Densus 88 saat hendak berangkat shalat ke masjid, Jumat, 2 April 2021, bersama anaknya. Rumahnya juga digeledah. Buku-buku dan barang diambil polisi.

Setelah penggeledahan, ada tetangganya yang enak saja mengambili pot-pot bunga mawar di halaman rumahnya. Tetangga ini mengira setelah Densus 88 mengambili barang, mereka juga merasa berhak mengangkuti barang lainnya.

Setelah dua hari, Siti Hairul Dayah membaca berita. Hampir semua berita ditambahi. Dibilang dia bercadar dan sangat tertutup. Padahal dia tidak bercadar. Juga memiliki pergaulan luas. Teman-temannya beragam. Bahkan sehari setelah suaminya ditangkap banyak teman blogger datang berkunjung.

Stigmatisasi teroris. Itulah yang telah diberikan oleh Densus 88 kepada keluarganya. Padahal belum tentu benar seperti itu keadaan sebenarnya. Berita yang tersebar menjadi bias. Bahkan hoax. Dari kasus ini benarlah kata Rocky Gerung. Produsen hoax terbesar itu justru penguasa.

Suami Siti Hairul dicurigai karena sering perjalanan ke luar negeri. Padahal itu aksi mengirimkan bantuan kemanusiaan ke Suriah, Palestina, Myanmar, Turki. Perjalanan ke daerah konflik ini ternyata jadi bahan kecurigaan. Perpustakaannya yang ada koleksi buku-buku agama juga dicurigai indikasi radikalisme.

Stigmatisasi polisi ini lantas disampaikan kepada media massa. Tanpa verifikasi, media massa langsung menuliskan beritanya. Stigmatisasi teroris itu pun makin menyebar luas. Hingga membuat tetangga Siti Hairul berbuat sesukanya.

Itulah bahaya stigmatisasi yang dibuat penguasa. Begitu mudahnya melabeli rakyat. Saat Humas Polda DIY berkunjung ke rumahnya, polisi Humas ini meminta Siti Hairul bersabar, selektif bergaul dan membaca. Nah, urusan bergaul dan hobi membaca pun jadi indikasi terorisme.

Dianggap Wajar

Hegemoni kekuasaan menjadi berbahaya bagi rakyat kalau dia dianggap musuh. Menurut Hill dan Fenner, kuasa hegemoni bisa diterapkan melalui proses produksi dan konsumsi wacana. Di ranah opini publik, penamaan dan penjulukan terhadap orang atau kelompok tertentu bisa dianggap ’praktik wajar hegemoni’.

Penangkapan seseorang seenaknya dan penggeladahan rumah begitu enteng dilakukan tanpa merasa bersalah karena praktik kewajaran dalam kuasa hegemoni itu. Inilah bahaya stigmatisasi.

Wartawan dan media massa ternyata ikut terpapar virus kesombongan kuasa hegemoni itu. Tugas media massa semestinya memverifikasi informasi dan menyajikan secara cover both sides.

Tugas media massa mestinya memberikan edukasi atau pemahaman pada rakyat, bahwa terorisme adalah aksi atau ancaman untuk melakukan kekerasan dengan tujuan menimbulkan kecemasan dan rasa takut. (Stohl, 1988).

Rupanya wartawan tak mau pusing memahami terorisme. Yang penting dapat berita. Muat duluan, kalau salah dikoreksi belakangan. Wartawan yang tak memverifikasi seseorang yang dicap teroris itu apakah sudah memberi ancaman kekerasan dan kecemasan bagi masyarakat, tak ubahnya telah menjadi kaki tangan penguasa. Inilah bahaya stigmatisasi.

Kalau situasi itu dibiarkan terus menjadikan polisi merasa superior. Bisa mengatur semaunya. Itu terbukti keluarnya Surat Telegram Kapolri yang meminta Kapolda melarang media massa memuat foto dan berita kekerasan yang dilakukan aparat polisi.

Beruntung masih ada wartawan yang merespon keras Surat Telegram Kapolri itu dari PWI, AJI, dan lainnya sehingga dibatalkan. Surat itu hanya berumur satu hari.

Analisis Konten Media

Pakar linguistik teks dari Universitas Pompeu Fabra, Barcelona, Teun Adrianus Van Dijk, yang juga menyoroti produk jurnalistik, menggarisbawahi pentingnya ’siapa yang bicara’ sebagai bagian dari konteks untuk memahami teks.

Menurutnya, dua konteks paling penting yang memengaruhi produksi berita adalah participant dan social setting pada saat terjadinya peristiwa.

Biasanya, bias liputan berita terjadi karena pilihan keliru pada narasumber. Kesalahan terjadi karena narasumber bukan pelaku, korban, saksi mata, yang berwenang (punya otoritas), atau yang berkemampuan (memiliki kapasitas tentang isu terkait).

Dalam kasus terorisme, Kapolri atau Humas Mabes Polisi adalah narasumber valid karena punya otoritas tapi belum tentu kompeten. Karena itu informasinya harus dikonfirmasikan ke partisipan lainnya agar menjadi berita seimbang dan objektif. Tidak trial by the press. Menghindari bias berita atau framing media yang memberi label dan stigma.

Lebih jelas wartawan senior Farid Gaban mencontohkan, seseorang diberitakan teroris harus ada motif politik. Tanpa tujuan politik, kekerasan atau ancaman, tindak kekerasan itu hanya bersifat pidana (crime).

Jadi kalau wartawan menulis berita seorang pelaku sebagai teroris jelaskan juga unsur menimbulkan ketakutan, kecemasan, dan motif politiknya. Ini tuntutan fairness dan keakuratan berita. Tanpa keterangan itu wartawan sudah pre judice. Berprasangka. Kalau berita itu salah, dampak psikologis dan sosial bagi korban sangat keji.

Social Setting

Sebuah teks peristiwa tidaklah lahir apa adanya. Ada social setting yang memengaruhi munculnya teks peristiwa. Bisa dipengaruhi oleh seseorang atau kehidupan pribadi dan kondisi sosial di lingkungan pelaku peristiwa itu hidup. Seseorang menjadi radikal bisa jadi dibuat oleh seseorang atau muncul dari kehidupan pribadi dan kondisi sosialnya.

Wartawan harus memahami social setting untuk mendalami sebuah peristiwa yang terjadi dipengaruhi oleh siapa dan apa saja. Jangan lugu-lugu amat menjadi wartawan dengan menerima apa adanya dari narasumber. Wartawan harus cerdas dan skeptis terhadap pernyataan seseorang. Punya nalar kritis.

Ahli linguistik lainnya Widdowson mengingatkan, wacana yang dibuat produser teks bisa berbeda makna bagi penerima teks. Tidak peduli seberapa eksplisit kita berpikir bahwa kita telah mentekstualisasikan apa yang ingin kita katakan, ada kemungkinan akan ditafsirkan sebaliknya oleh penerima teks.

Pengamat media Greenwald menyatakan, elemen krusial dalam melabel teroris adalah identitas agama. Terorisme adalah kata tunggal dalam politik Amerika yang paling meaningless dan paling kerap dimanipulasi. Istilah itu tak ada hubungannya dengan aksi kekerasan, namun sangat berkaitan dengan identitas agama sang pelaku.

Contoh terang disampaikan pengamat terorisme, Sidney Jones. Dia menduga, sekarang ini seperti ada obsesi pemerintah ingin membuktikan bahwa FPI terkait terorisme. Peristiwa pembaiatan massal ke ISIS  di Makassar pada 2015 diungkit untuk melabeli beberapa orang FPI.

Padahal tiga bulan kemudian, kata Sidney Jones, sudah ada pernyataan jelas dari FPI Makassar dan FPI Pusat bahwa mereka tidak ada kaitan lagi dengan ISIS dan juga FPI Makassar sudah menjauhkan diri dari apa yang terjadi dengan ISIS dan pembaiatan massal itu. Anggota yang setia dengan pembaiatan pun sudah keluar dari FPI.

Belajar dari propaganda Bush: War Against Terrorism dan Weapon of Mass Distruction yang ternyata pepesan kosong, mestinya kepolisian Indonesia tidak perlu lagi menghidupkan Densus 88 Antiteror dan minta anggaran puluhan triliun. Kalau ternyata kegiatannya menggeledah rumah rakyat atau menembak mati orang yang baru dicurigai. (*)

Editor Sugeng Purwanto

Tags: densus 88Hegemoni KekuasaanHoaxSirikit SyahTelegram KapolriTerorisme
SendShare188Tweet118Share

Related Posts

Radikalisme Negara

Kamis 27 Oktober 2022 | 12:07
458

M Rizal Fadillah Radikalisme Negara oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan PWMU.CO- Memberi...

Wanita Bercadar Menerobos Istana, Kata Din: Pola Cerita yang Sama

Rabu 26 Oktober 2022 | 15:40
1.5k

Din Syamsuddin PWMU.CO- Wanita bercadar menerobos Istana yang disebut sebagai aksi terorisme sepertinya punya pola...

UU Anti Islamofobia

Jumat 6 Mei 2022 | 08:15
281

M Rizal Fadillah UU Anti Islamofobia oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan PWMU.CO- Islamofobia...

Sirikit Syah Jurnalis Senior Itu Wafat

Selasa 26 April 2022 | 10:30
11k

Sirikit Syah PWMU.CO- Sirikit Syah (62) wafat setelah sempat opname di RS Haji, Selasa (26/4/2022)...

Dr Sunardi Dibunuh Tanpa Proses Peradilan

Minggu 13 Maret 2022 | 13:14
524

M Rizal Fadillah Dr Sunardi dibunuh Tanpa Proses Peradilan oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik...

Kembali ke Pers Bawah Tanah

Rabu 9 Februari 2022 | 10:06
2.2k

Dr Hernani Sirikit Syah Kembali ke Pers Bawah Tanah oleh Dr Hernani Sirikit Syah MA,...

Membasmi Terorisme dengan Teror

Sabtu 4 Desember 2021 | 17:22
173

M Rizal Fadillah Membasmi Terorisme dengan Teror oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Kebangsaan....

Mulutmu Harimaumu

Sabtu 27 November 2021 | 15:57
2.5k

Sirikit Syah Mulutmu Harimaumu oleh Sirikit Syah, doktor ilmu bahasa dan pengamat media. PWMU.CO- Pepatah...

Pilihan Presiden Idealis–Realistis 2024

Sabtu 20 November 2021 | 12:44
798

Sirikit Syah Pilihan Presiden Idealis – Realistis 2024 oleh Sirikit Syah, pegiat Media Watch. PWMU.CO-...

Serangan kepada MUI

Sabtu 20 November 2021 | 11:01
503

M Rizal Fadillah Serangan kepada MUI oleh M Rizal Fadillah, Pemerhati Politik dan Keagamaan PWMU.CO-...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Siswa Klub Ekonomi Smamsatu Juara Accounting Skill Competition

    58805 shares
    Share 23522 Tweet 14701
  • Acara Outbound Berakhir Tangisan

    33278 shares
    Share 13311 Tweet 8320
  • Inilah 18 Calon PCM GKB Gresik 2022-2027

    9530 shares
    Share 3812 Tweet 2383
  • Ketua MPID PWM Jatim Siap Dipenjara

    2192 shares
    Share 877 Tweet 548
  • Ka’bah dan Awan 3D di Poster Tarhib Ramadhan Spemdalas

    1423 shares
    Share 569 Tweet 356
  • Pesan Ustadz Adi Hidayat Menyambut Ramadhan

    1155 shares
    Share 462 Tweet 289
  • Logo Musycab Muhammadiyah Bubutan Diluncurkan

    556 shares
    Share 222 Tweet 139
  • Kesempatan Langka Bunda Saksikan Film Karya Anak SD Mugeb di Bioskop

    557 shares
    Share 223 Tweet 139
  • Suami-Istri Pimpin Muhammadiyah-Aisyiyah Kabupaten Tulungagung

    516 shares
    Share 206 Tweet 129
  • King Queen of Library SD Mugeb Kunjungi Perpustakaan Spemdalas

    585 shares
    Share 234 Tweet 146

Berita Terkini

  • Agar Jaringan RSMA Jatim Lebih Tenang ketika Menghadapi Masalah HukumSenin 20 Maret 2023 | 23:53
  • Cerita di Balik Evoting Musyda Kabupaten ProbolinggoSenin 20 Maret 2023 | 23:38
  • Abdul Malik Terpilih Kembali sebagai Ketua PDM JombangSenin 20 Maret 2023 | 22:54
  • Lasminingsih Pimpin Aisyiyah Kabupaten Probolinggo, Sekretaris Aminatul IfahSenin 20 Maret 2023 | 22:17
  • Musyda Unik Muhammadiyah Jombang, Pesertanya Pakai SarungSenin 20 Maret 2023 | 22:12
  • Saat Jemari Lebih Cepat dari OtakSenin 20 Maret 2023 | 21:38
  • Milad Ke-109 Aisyiyah, PCA Sumberrejo Menggelar Pengajian dan SantunanSenin 20 Maret 2023 | 21:23
  • Umsida Mantapkan Peran Ormawa sebagai Tonggak DakwahSenin 20 Maret 2023 | 21:05
  • Logo Musycab Muhammadiyah Bubutan DiluncurkanSenin 20 Maret 2023 | 21:00
  • 26 Siswa MIM 7 Kenep Lolos Semifinal KomasSenin 20 Maret 2023 | 20:49

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!