PWMU.CO– Doa masuk Ramadhan setelah melihat hilal yang diajarkan Nabi Muhammad saw kepada para sahabat sebagai berikut.
اللَّهُمَّ أَهْلِلْهُ عَلَيْنَا بِالْيُمْنِ وَالإِيمَانِ وَالسَّلاَمَةِ وَالإِسْلاَمِ رَبِّى وَرَبُّكَ اللَّهُ
Allahumma ahlilhu alaina bilyumni wal iimaani was salaamati wal islaami. robbii wa robbukallah.
Artinya, ya Allah, terbitnya hilal itu kepada kami dengan membawa keberkahan dan keimanan dan keselamatan dan Islam. Rabbku dan Rabbmu adalah Allah.
Hadits ini diriwayatkan Ahmad, Tirmidzi, dan Ad Darimi. At Tirmidzi mengatakan hadits ini hasan ghorib.
Hadits riwayat Imam Ahmad dan Imam At-Tirmidzi merilis riwayat lain yang menyebutkan doa masuk Ramadhan dari Rasulullah saw setelah melihat hilal dengan matan agak berbeda.
اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالأَمْنِ وَالإِيمَانِ، وَالسَّلامَةِ وَالإِسْلَامِ، رَبِّي وَرَبُّكَ اللَّهُ هِلَالُ رُشْدٍ وَخَيْرٍ
Allahumma ahillahu alaina bil amni wal imani wassalaamati wal islam robbi wa robbukallahu hilalu rusydi wa khoir.
Artinya, ya Allah, jadikanlah terbitnya hilal ini kepada kami membawa keamanan, keimanan, keselamatan, keislaman. Tuhanku dan Tuhanmu adalah Allah, wahai bulan petunjuk dan kebaikan.
Riwayat lain dari sahabat Abdullah bin Umar ra berkata, dulu Rasulullah saw bila melihat hilal, dia mengucapkan doa
اللَّهُ أَكْبَرُ، اللَّهُمَّ أَهِلَّهُ عَلَيْنَا بِالْأَمْنِ وَالْإِيمَانِ، وَالسَّلَامَةِ وَالْإِسْلَامِ، وَالتَّوْفِيقِ لِمَا تُحِبُّ وَتَرْضَى، رَبُّنَا وَرَبُّكَ اللَّهُ
Allahu akbar, Allahumma ahillahu alaina bil amni wal imaani wassalaamati wal islaami wattaufiiqi limaa tuhibbu wa tardho robbunaa robbukallahu.
Artinya, Allahu Akbar, Ya Allah terbitnya al-hilal kepada kami dengan membawa keamanan dan iman, dan keselamatan dan Islam, dan taufik kepada apa yang Engkau cintai dan Engkau Ridhai. Tuhan kami dan Tuhanmu adalah Allah.”(HR Ahmad, Ad-Darimi)
Hisab dan Rukyah Menurut HPT
الصوم والفطر بالرؤية ولا مانع بالحساب. لحديث : صوموا لرؤيته
وافطروا لرؤيته وان غبي عليكم فاآملوا عدة شعبان ثلاثين. (رواه
البخاري). وقوله تعالى : هوالذى جعل الشمس ضياء والقمر نورا
وقدره منازل لتعلموا عدد السنين والحساب. (يونس : 5)
Berpuasa Ramadhan dan Id Fitrah itu dengan rukyah dan tidak berhalangan dengan hisab. Menilik hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari bahwa Rasulullah saw bersabda, ”Berpuasalah karena melihat tanggal (hilal) dan berbukalah karena melihatnya. Maka bilamana tidak terlihat olehmu, maka sempurnakan bilangan bulan Sya’ban tiga puluh hari.
”Dialah yang membuat matahari bersinar dan bulan bercahaya serta menentukan gugus manazil-manazilnya agar kamu sekalian mengerti bilangan tahun dan hisab.” (Al-Quran surat Yunus ayat 5).
اذا اثبت الحسابعدم وجود الهلال او وجوده مع عدم امكان الرؤية,
ورأى المرء اياه في الليلة نفسها, فايهما المعتبر ؟ قرر مجلس
الترجيح أنّ المعتبر هو الرؤية
لما روي عن أبى هريرة رضي الله عنه قال: قال رسول الله صلى الله
عليه وسلم : صوموا لرؤيته وافطروا لرؤيته فإن غبى عليكم فأآملوا
عدة شعبان ثلاثين. ( رواه البخارى ومسلم )
Apabila ahli hisab menetapkan bahwa bulan belum tampak (tanggal) atau sudah wujud tetapi tidak kelihatan, padahal kenyataan ada orang yang melihat pada malam itu juga, manakah yang mu’tabar?
Majelis Tarjih memutuskan bahwa rukyahlah yang mu’tabar. Menilik hadits dari Abu Hurairah ra yang berkata, bahwa Rasulullah bersabda, ”Berpuasalah karena kamu melihat tanggal (hilal) dan berbukalah (ber-Lebaranlah) karena kamu melihat tanggal. Bila kamu tertutup oleh mendung, maka sempurnakanlah bilangan bulan Sya’ban 30 hari.”(Diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto