PWMU.CO – Pemakaman Wakil Ketua PWM Jatim Nadjib Hamid di Desa Paciran, Kecamatan Paciran, Kabupaten Lamongan, Jumat (9/4/2021) adalah atas wasiat almarhum.
Menurut Maftuhah Hamid—saudara bungsu Nadjib Hamid—pemakaman Nadjib Hamid, itu atas permintaan dari almarhum sendiri.
“Kakak minta kalau meninggal dikuburkan di Paciran agar semua saudara bisa mengantarkan ke pamakaman,” ujarnya.
“Sebelumnya Pak Nadjib sempat mengabarkan bahwa bahwa ia akan melakukan operasi. Pak Nadjib minta maaf kepada semua saudara. Ini seperti sebuah firasat bahwa kakak tidak lama lagi akan meninggal,” ungkapnya sambil berlinang air mata.
Ia merasa tidak kuat mendengar kabar kematian kakaknya. Padahal pagi ia masih diminta ke Surabaya. Saat sudah siap berangkat datang lagi telpon kedua.
“Tak usah ke Surabaya, tolong siapkan makam dekat Mbah (Kholifah, ibu Nadjib Hamid),”, tuturnya dengan derai air mata. Mendapat telpon itu, perempuan ini langsung lemas.
Dalam empat bulan ini dua orang yang disayanginya meninggal. Pertama ibunya yang wafat pada Rabu, 2 Desember 2020. Dan sekarang kakaknya yang meninggal dunia Jumat (9/4/2021) pukul 08.20 WIB di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo.
Minta Shalat Jumat
Sementara itu, Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim Ir Tamhid Msyhudi mengungkapkan kondisi Nadjib Hamid sebelum dia wafat Jumat (9/4/2021) pukul 08.00 WIB.
Cerita yang Tahmid dapatkan dari istri almarhum, Luluk Humaidah, itu dia sampaikan saat memberi sambutan penghormatan terakhir di Gedung Muhammmadiyah Jawa Timur.
Dia mengatakan, “Allah selalu membimbing orang-orang yang baik dengan jalan-jalan kebaikan, bahkan ketika ajal hendak menjemputnya.”
“Pagi Bapak bangun. Saya tanya, mau kemana? Ke kamar mandi. Ia minta dilepaskan infus di tangannya”, terangnya menirukan Luluk Humaidah.
Oleh istirnya ditanya lagi, untuk apa? Ternyata Pak Nadjib mau shalat Jumat. “Bapak mau shalat Jumat. Saya katakan ini masih pagi. Waktu Jumat masih lama,” cerita ibu tiga anak ini seperi dirirukan Tamhid.
Hari itu memang hari Jumat. “Tak dinyana keinginan Pak Nadjib untuk shalat Jumat tidak bisa terlaksana, karena pukul 08.00 WIB dia menghembuskan nafas terakhirnya,” ujarnya.
Nadjib Hamid memang tidak jadi shalat Jumat, tapi ia justru dishalatkan di Masjid Al-Badar bakda shalat Jumat. Ratuasan jamaah ikut menyalatkan. Imamnya M Sa’ad Ibrahim MA—Ketua PWM Jatim.
Bahkan ketika dibawa ke Paciran menuju peristirahatan terakhir, jenazahnya masih diminta untuk disemayamkan di Masjid At-Taqwa untuk dishalatkan oleh ratusan jamaah yang menunggu sejak selesai shalat Jumat. Dan imamnya juga Saad Ibrahim.
Sebelumnya jenazah Nadjib Hamid juga dishalatkan di Rumah Sakit Siti Khodijah Sepanjang Sidoarjo, tempat ia dirawat sepekan sebelum wafat. (*)
Penulis Moh Ernam Editor Mohammad Nurfatoni