ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Selasa, Maret 21, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

KH Ahmad Dahlan dan Keutamaan Khusyuk

Sabtu 10 April 2021 | 16:48
5 min read
179
SHARES
560
VIEWS
ADVERTISEMENT

KH Ahmad Dahlan dan Keutamaan Khusyuk oleh M. Anwar Djaelani, peminat biografi Tokoh Islam

PWMU.CO – KH Ahmad Dahlan sadar, bahwa rata-rata manusia mudah lalai. Diminta khusyuk, tapi ternyata banyak yang berpenampilan sebaliknya. Maka, pendiri Muhammadiyah itu menjadikan al-Hadiid 16 sebagai salah satu ayat yang paling diperhatikannya. Ayat yang berisi pesan agar kita khusyuk itu “Harus kita perhatikan,” kata Hadjid – salah satu murid awal KH Ahmad Dahlan.

Kita simak dan renungkan ayat tersebut: 16 itu: “Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk (khusyuk) hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka), dan janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya, kemudian berlalulah masa yang panjang atas mereka lalu hati mereka menjadi keras. Dan kebanyakan di antara mereka adalah orang-orang yang fasik.”

Atas ayat ini, kita harus menunduk dalam-dalam. Kita introspeksi terkait dengan pernyataan Hadjid (2013: 190) yang sangat mungkin meneruskan ucapan KH Ahmad Dahlan – sang guru, berikut ini: “Kapan kita ingat kepada Allah dengan khusyuk? Apakah yang kita tunggu-tunggu lagi?”

Renungan Hadjid di atas sangat boleh jadi adalah pancaran dari muhasabah Ahmad Dahlan yang dicatatnya pernah menyatakan: 1) Lihatlah golongan-golongan agama lainnya yang meninggalkan agama Islam. 2) Lihatlah keadaan umat Islam sendiri. 3) Pikirkanlah keadaan dirimu sendiri.

Urgensi dan Makna Khusyuk

Kita berkonsentrasi kepada al-Hadiid 16. Kita buka Tafsir Al-Azhar karya Buya Hamka, kader penerus perjuangan KH Ahmad Dahlan. Soal khusyuk, Hamka lalu ingat bahwa di antara ciri-cirinya ada pada al-Anfaal: 2, yang artinya: “Sesungguhnya orang-orang yang beriman ialah mereka yang bila disebut nama Allah gemetarlah hati mereka, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya bertambahlah iman mereka (karenanya), dan hanya kepada Tuhanlah mereka bertawakkal.”

Orang yang beriman itu hati mereka selalu bersyukur kepada Allah. Di ayat tersebut sudah ditunjukkan tanda atas pengaruh iman kepada jiwa dan sikap hidup kita. Dikatakan, bahwa atas orang yang beriman bila mereka mendengar nama Allah disebut maka menjadi luluh hatinya. Apabila dibacakan orang kepadanya ayat-ayat Allah, imannya bertambah dan dia-pun tetap bertawakkal kepada Allah.

Khusyuk, kata Hamka, adalah hati yang rendah dan tunduk kepada Tuhan. Khusyuk adalah hati yang insaf akan kerendahan dan kelemahan diri di hadapan kekuatan dan kekuasaan Allah. Apabila nama Tuhan disebut orang, bila mendengar orang memberikan pengajaran Islam, bila mendengar orang membaca Al-Qur’an; Maka, adakah hati ini bergetar atau tidak? Lalu, setelah mendengar itu semuanya, adakah tekad untuk melaksanakan apa yang diperintahkan oleh-Nya?

Hal yang menarik: Kapan pertanyaan bernada mengingatkan dalam al-Hadiid: 16 itu turun? Hamka mencatat, bahwa ada dua riwayat. Sebagian menyebut, bahwa peringatan itu turun tiga belas tahun setelah ayat pertama turun. Sementara, dalam riwayat lain, menyebut bahkan lebih awal lagi yaitu pada empat tahun setelah kehadiran Islam.

Fakta di atas menunjukkan apa? Kurang lebih, sikap lalai untuk selalu khusyuk telah terlihat gejalanya di masa-masa awal risalah Islam disampaikan. Artinya, kita yang berada jauh dari masa itu harus lebih hati-hati atas kemungkinan berperforma tidak khusyuk.

Jangan Tiru, Jangan Lalai!

Teladanilah Ahmad Dahlan dalam perkara khusyuk. Masalah ini harus kita perhatikan secara serius. Hendaknya, selalu kita pelihara sikap khusyuk.

Selalulah jaga suasana khusyuk. Hal ini, sebab sebagaimana dikutip Syaddad bin Aus, Rasulullah Saw pernah bersabda, bahwa “Sesungguhnya yang mula-mula diangkat oleh Allah dari hati manusia ialah rasa khusyuk”.

Selanjutnya, dalam hal khusyuk, Allah juga berpesan: “Janganlah mereka seperti orang-orang yang sebelumnya telah diturunkan Al-Kitab kepadanya. Kata Hamka, adapun yang dimaksud dengan orang-orang yang kedatangan Al-Kitab sebelum Al-Qur’an adalah orang-orang Yahudi yang kedatangan Kitab Taurat lewat Nabi Musa As dan orang-orang Nasrani yang kedatangan Kitab Injil yang dibawa Nabi Isa As.

Pelihara rasa khusyuk, jangan lalai. Sikap lalai bisa sangat membahayakan. Misal, lewat aktivitas “menjual” ayat dengan harga yang murah. Isi Kitab yang asli mereka buang, kemudian lebih mereka pentingkan pendapat sendiri. Mereka berani mengubah-ubah ayat Al-Kitab (Hamka, 2003: 7180).

Ingat Dua Kisah

Teruslah pelihara rasa khusyuk. Ayat-ayat Allah di dalam Al-Qur’an hendaklah bisa menimbulkan rasa khusyuk dan dapat menimbulkan semangat yang tinggi untuk mengamalkan isinya. Terkait ini, ada dua kisah yang semoga bisa menambah tekad kita untuk menjaga sikap khusyuk kapanpun.

Kisah ini tentang dua tokoh besar dalam tasawuf yaitu Abdullah bin Mubarak dan Fudhail bin Iyadh. Kedua ulama terkemuka yang dikenal zuhud itu punya pengalaman luar biasa terkait ayat al-Hadiid 16.

Abdullah bin Mubarak dan Kecapi

Suatu saat kepada Abdullah bin Mubarak ditanyakan, apa gerangan asal mula beliau berubah menjadi seorang yang zuhud? Lalu beliau menjawab, sebagai berikut ini:

“Bahwa, pada suatu hari saya bermain-main dengan kawan-kawan di sebuah taman. Ketika itu buah-buahan sedang musim dan masak. Kamipun makan dan minum di sana, bersenang-senang sampai hari malam dan (sebagian dari) kami-pun mulai tidur. Saya sendiri asyik dengan berkecapi, lalu saya duduk dan memetik kecapi dengan lagu yang asyik. Begitu kami lakukan beberapa malam.”

“Di suatu malam,” lanjut Abdullah bin Mubarak, “Saya lakukan pula hal yang sama. Saya ambil kecapi dan saya mulai hendak memetiknya sambil bernyanyi. Sementara saya memetik-metik kecapi hendak mencari lagu yang cocok dengan jiwa di waktu itu, tapi belum juga dapat, tiba-tiba datanglah seekor burung hinggap di dekat saya hendak memetik kecapi itu. Si burung berbunyi, bernyanyi, tetapi mengherankan sebab lagu yang dinyanyikannya itu berbunyi sebagai ayat berikut ini: ‘“Belumkah datang waktunya bagi orang-orang yang beriman, untuk tunduk (khusyuk) hati mereka mengingat Allah dan kepada kebenaran yang telah turun (kepada mereka)’.”

“Jelas,” lanjut Abdullah bin Mubarak, “Masuk bunyi ayat nyanyian burung itu ke telinga saya. Saya-pun tercengang dan saya ulangi ayat ini kembali. Lalu terlompat dari mulut saya: ‘Memang benar apa yang engkau katakan, demi Allah.’ Tidak pelak lagi, saya hempaskan kecapi ke batu sampai hancur. Saya-pun berdiri meninggalkan tempat itu menuju kehidupan sebagai orang yang engkau lihat sekarang ini.”

Fudhail bin Iyadh dan Cinta

Adapun kisah Fudhail bin Iyadh hampir serupa dengan kisah Abdullah bin Mubarak. Kala itu dia jatuh cinta kepada seorang perempuan muda. Lalu dia berjanji hendak bertemu di malam hari.

Tentang ini, Hamka mengutip riwayat dari Al-Qurthubi: Dikisahkan, bahwa ketika Fudhail bin Iyadh memanjat dinding hendak naik ke rumah perempuan muda itu, tiba-tiba terdengar orang membaca Al-Qur’an. Ayat yang terdengar adalah al-Hadiid: 16.

Tak pelak lagi, ayat itu mempengaruhi hati Fudhail bin Iyadh. Dia lalu turun. Mulai hari itu dia tobat dan terus meninggalkan hidup yang demikian.

Fudhail bin Iyadh meneruskan perjalanan sampai ke Mekkah dan menetap beberapa lama di sana. Beliau terkenal sebagai seorang ahli tasawuf yang terkemuka, sedemikian rupa sampai Khalifah Harun Al-Rasyid datang menziarahinya untuk meminta pelajaran dan fatwa.

Khusyuk, lalu Beruntung!

Alhasil, mari teladani KH Ahmad Dahlan yang menjadikan QS Al-Hadiid [57]: 16 sebagai salah satu fokus perhatian dalam menjalani hidup: Hendaknya kita khusyuk. Pesan itu sungguh sangat relevan kapanpun, sebab ada ayat yang sangat terkait dan “menjanjikan sesuatu yang sangat kita ingini”. Bahwa, “Sesungguhnya beruntunglah orang-orang yang beriman, (yaitu) orang-orang yang khusyuk dalam shalatnya” (al-Mu’minun 1-2). (*)

Editor Mohammad Nurfatoni

Tags: KH Ahmad DahlanM Anwar DjaelaniShalat Khusyuk
SendShare72Tweet45Share

Related Posts

Siapa Suka Pamer, Bermegah-megahan?

Rabu 8 Maret 2023 | 18:26
272

M. Anwar Djaelani: Rokok, Tuhan 9 Senti dan Hilangnya Adab. Siapa Suka Pamer, Bermegah-megahan? (Sketsa...

Bayangan KH Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah Hadir di Musyda Sidoarjo

Minggu 5 Maret 2023 | 09:53
860

SMK Pemuda Krian raih Outstanding icon Kiai Ahmad Dahlan dan Nyai Walidah di Pawai Taaruf...

Wafat di Usia Hampir Seabad, KH Ali Yafie Diterima Banyak Kalangan

Senin 27 Februari 2023 | 09:26
340

Wafat di Usia Hampir Seabad, KH Ali Yafie Diterima Banyak Kalangan Wafat di Usia Hampir Seabad, KH Ali Yafie Diterima Banyak Kalangan; Oleh M. Anwar...

Kontroversi Megawati Sindir Ngaji

Kamis 23 Februari 2023 | 13:03
757

M. Anwar Djaelani: Kontroversi Megawati Sindir Ngaji (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Kontroversi Megawati Sindir Ngaji Oleh M. Anwar Djaelani,...

Sarjana Tukang Stempel

Jumat 13 Januari 2023 | 23:04
254

M. Anwar Djaelani: Sarjana Tukang Stempel (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Sarjana Tukang Stempel; Kolom oleh M....

Jurnalistik Asyik Bersama Emak-Emak di Unair

Selasa 10 Januari 2023 | 07:43
131

Anwar Djaelani menyampaikan pelatihan menulis kepada mantan aktivis dakwah kampus. (Anisah/PWMU.CO) PWMU.CO- Jurnalistik asyik digelar...

Agar Menulis Berita Kebaikan Tak Terjerumus Riya

Minggu 8 Januari 2023 | 09:18
207

M. Anwar Djaelani: Agar Menulis Berita Kebaikan Tak Terjerumus Riya (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Agar...

Kekuatan Jurnalisme Warga

Senin 2 Januari 2023 | 12:15
132

M. Anwar Djaelani (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Kekuatan Jurnalisme Warga; Oleh M. Anwar Djaelani, aktif...

Bahasa Jurnalistik: Jangan Berbunga-bunga!

Minggu 1 Januari 2023 | 05:15
228

M. Anwar Djaelani: (Sketsa foto Atho' Khoironi/PWMU.CO) Bahasa Jurnalistik; Oleh M. Anwar Djaelani, aktif menulis sejak...

Lima Nasihat Prof KH Didin Hafidhuddin di Silatnas X Elkisi

Selasa 20 Desember 2022 | 06:58
364

Lima Nasihat Prof KH Didin Hafidhuddin di Silatnas X Elkisi, Catatan M. Anwar Djaelani. PWMU.CO...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Siswa Klub Ekonomi Smamsatu Juara Accounting Skill Competition

    57667 shares
    Share 23067 Tweet 14417
  • Acara Outbound Berakhir Tangisan

    33262 shares
    Share 13305 Tweet 8316
  • Inilah 18 Calon PCM GKB Gresik 2022-2027

    9356 shares
    Share 3742 Tweet 2339
  • Ketua MPID PWM Jatim Siap Dipenjara

    2099 shares
    Share 840 Tweet 525
  • Ka’bah dan Awan 3D di Poster Tarhib Ramadhan Spemdalas

    1423 shares
    Share 569 Tweet 356
  • Pesan Ustadz Adi Hidayat Menyambut Ramadhan

    1153 shares
    Share 461 Tweet 288
  • Kesempatan Langka Bunda Saksikan Film Karya Anak SD Mugeb di Bioskop

    557 shares
    Share 223 Tweet 139
  • Logo Musycab Muhammadiyah Bubutan Diluncurkan

    523 shares
    Share 209 Tweet 131
  • Suami-Istri Pimpin Muhammadiyah-Aisyiyah Kabupaten Tulungagung

    513 shares
    Share 205 Tweet 128
  • King Queen of Library SD Mugeb Kunjungi Perpustakaan Spemdalas

    585 shares
    Share 234 Tweet 146

Berita Terkini

  • Agar Jaringan RSMA Jatim Lebih Tenang ketika Menghadapi Masalah HukumSenin 20 Maret 2023 | 23:53
  • Cerita di Balik Evoting Musyda Kabupaten ProbolinggoSenin 20 Maret 2023 | 23:38
  • Abdul Malik Terpilih Kembali sebagai Ketua PDM JombangSenin 20 Maret 2023 | 22:54
  • Lasminingsih Pimpin Aisyiyah Kabupaten Probolinggo, Sekretaris Aminatul IfahSenin 20 Maret 2023 | 22:17
  • Musyda Unik Muhammadiyah Jombang, Pesertanya Pakai SarungSenin 20 Maret 2023 | 22:12
  • Saat Jemari Lebih Cepat dari OtakSenin 20 Maret 2023 | 21:38
  • Milad Ke-109 Aisyiyah, PCA Sumberrejo Menggelar Pengajian dan SantunanSenin 20 Maret 2023 | 21:23
  • Umsida Mantapkan Peran Ormawa sebagai Tonggak DakwahSenin 20 Maret 2023 | 21:05
  • Logo Musycab
    Logo Musycab Muhammadiyah Bubutan DiluncurkanSenin 20 Maret 2023 | 21:00
  • 26 Siswa MIM 7 Kenep Lolos Semifinal KomasSenin 20 Maret 2023 | 20:49

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!