PWMU.CO– Doa buka puasa yang biasa dibaca Rasulullah saw sebagai berikut.
ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ وَثَبَتَ الأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru insyaallah.
Artinya, telah hilang rasa haus, telah basah kerongkongan, dan telah diraih pahala insyaallah.
Doa buka puasa ini berdasarkan hadits yang diriwayatkan berasal dari Ibnu Umar ra.
كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ، إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: ذَهَبَ الظَّمَأُ وَابْتَلَّتِ الْعُرُوقُ، وَثَبَتَ الْأَجْرُ إِنْ شَاءَ اللَّهُ
Artinya, biasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam jika berbuka puasa berdoa: Dzahabazh zhama’u wabtallatil ‘uruuqu wa tsabatal ajru insyaallah. Telah hilang rasa haus, telah basah kerongkongan, dan telah diraih pahala. Insyaallah.
Hadits ini derajatnya hasan dalam pembahasan oleh ahli hadits dalam kitab-kitabnya seperti An-Nasa’i dalam Sunan Al-Kubra (3315), Ath-Thabrani dalam Mu’jam Al-Kabir (14097), Ad-Daruquthni dalam Sunan-nya (279), Al-Hakim dalam Mustadrak-nya (1536).
Hadits Dhoif
Sementara hadits doa buka puasa yang sangat populer di masyarakat dengan matan hadits seperti ini
اَللّهُمَّ لَكَ صُمْتُ وَبِكَ آمَنْتُ وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ بِرَحْمَتِكَ يَا اَرْحَمَ الرَّحِمِيْنَ
Allahumma laka shumtu wa bika amantu wa ala rizqika afthartu birahmatika yaa arhamar rahimin
Artinya, Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dan kepadaMu aku beriman, dengan rezekiMu aku berbuka, dengan rahmatMu, wahai Zat Maha Penyayang.
Hadits itu atau yang redaksinya mirip dengan itu menurut pembahasan para ahli hadits statusnya dhoif jiddan, munkar, dan mursal sebab sanadnya terputus dari Rasulullah saw.
Pembahasan Ibnu Sunni
Contoh hadits ini dimuat oleh Ibnu Sunni dalam kitab Amalul Yaum wal Lailah (1413).
حَدَّثَنَا أَبُو الْقَاسِمِ التَّنُوخِيُّ , إمْلَاءً ، قَالَ : حَدَّثَنَا أَبُو الْحُسَيْنِ مُحَمَّدُ بْنُ الْمُفْطِرِ بْنِ مُوسَى الْحَافِظُ ، قَالَ : حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ خَلَفِ بْنِ حِبَّانَ ، قَالَ : حَدَّثَنَا وَكِيعٌ ، قَالَ : حَدَّثَنَا الْقَاسِمُ بْنُ هَاشِمِ بْنِ سَعِيدٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا أَبِي هَاشِمُ بْنُ سَعِيدٍ ، قَالَ : حَدَّثَنَا بْنُ رُزَيْنٍ ، عَنْ ثَابِتٍ ، عَنْ أَنَسٍ ، قَالَ : كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَآلِهِ وَسَلَّمَ ” إِذَا أَفْطَرَ , يَقُولُ : اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ ، فَتَقَبَّلْ مِنِّي إِنَّكَ أَنْتَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ “
Abul Qasim At-Tanuji menyampaikan kepadaku secara imla, ia berkata, Abul Husain Muhammad bin Mufthir bin Musa Al-Hafidz menuturkan kepadaku, Muhammad bin Khalaf bin Hibban menuturkan kepadaku, Waki menuturkan kepadaku, Al-Qasim bin Hasyim bin Sa’id menuturkan kepadaku, ayahku, Hasyim bin Sa’id menuturkan kepadaku, Ibnu Ruzain menuturkan kepadaku, dari Tsabit, dari Anas, ia berkata, Biasanya Rasulullah shallallahu alaihi wasallam ketika berbuka membaca doa, Allahumma laka shumtu wa alaa rizqika afthartu fataqabbal minni, innaka antas samii’ul ‘aliim (Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dengan rezekiMu aku berbuka, maka terimalah puasaku ini, sesungguhnya Engkau Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui).’”
Menurut ahli hadits, riwayat ini lemah karena terdapat dua masalah. Pertama, perawi Hasyim bin Sa’id As-Simsaar, statusnya majhul haal. Artinya, perawi tidak terkenal serta tidak ada catatan layak dipercaya.
Kedua, Ibnu Ruzain (Sa’id bin Zurbi), menurut ahli hadits Al-Hakim, dia sangat munkarul hadits. Artinya, perawi banyak kelemahannya seperti pelupa, keliru, atau fasik. Al-Baihaqi menyebut, dia dha’if (lemah). Ibnu Hajar juga mengatakan, munkarul hadits. Imam Bukhari dan Imam Muslim menyebutnya, dia suka meriwayatkan al-aja’ib. Hadits yang aneh-aneh. Adz-Dzahabi mengatakan, para ulama hadits mendhaifkan.
Pembahasan Abu Daud
Contoh lagi hadits yang dimuat Abu Daud dalam Sunan No. 2358.
حَدَّثَنَا مُسَدَّدٌ، حَدَّثَنَا هُشَيْمٌ، عَنْ حُصَيْنٍ، عَنْ مُعَاذِ بْنِ زُهْرَةَ، أَنَّهُ بَلَغَهُ ” أَنَّ النَّبِيَّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ إِذَا أَفْطَرَ قَالَ: اللَّهُمَّ لَكَ صُمْتُ، وَعَلَى رِزْقِكَ أَفْطَرْتُ
Musaddad menuturkan kepadaku, Husyaim menuturkan kepadaku, dari Hushain, dari Mu’adz bin Zuhrah, ia menyampaikan, Biasanya Rasulullah shallallahu’alaihi wasallam ketika berbuka membaca doa: Allahumma laka shumtu wa ‘alaa rizqika afthartu (Ya Allah, untukMu aku berpuasa, dengan rezekiMu aku berbuka).
Riwayat ini mursal, karena Mu’adz bin Zuhrah adalah seorang tabi’in. Dia tidak bertemu dengan Rasulullah saw. (*)
Editor Sugeng Purwanto