PWMU.CO – Di PWM Jatim Nadjib Hamid terbaik. Demikian yang diutarakan Ketua PWM Jatim Dr Saad Ibrahim MA dalam Takziah Virtual, Sabtu (10/4/21).
Dalam kegiatan yang diinisiasi Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) dan Family Gathering tersebut, Kiai Saad tidak dapat menutupi dukanya. “Masih sangat berat dada kita menanggung kenyataan ini, dan saya yakin bahwa kita semua merasakan. Bahkan ketika membuka WhatsApp (WA), dan ada fotonya Pak Nadjib. Sekali lagi kita merasa duka, merasa kehilangan,” ujarnya sembari menahan kesedihan.
Kepergian Nadjib Hamid, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur itu mengingatkan kembali terkait lima hal. “Pertama, tentu ini bagian dari doa kita, kewajiban kita terhadap orang-orang yang telah meninggal dunia. Tentu ketika di saat wafat, mulai dengan memandikan, mengafani, menyalatkan, dan kemudian menguburkan. Maka setelah itu kewajiban kita kepada sesama muslim yang telah lebih dulu dari kita ialah mendoakan dan mendoakan,” paparnya.
Di PWM Jatim Nadjib Hamid Terbaik
Menurut Saad, ajaran al-Quran menekankan adanya hubungan batin antarsesama Muslim. Apalagi kalau seorang Muslim itu punya jasa besar terhadap kebaikan umat, kebaikan bangsa, dan kebaikan kemanusiaan.
“Seperti saudara kita Nadjib Hamid ini, menyambung batin kita terus-menerus sekaligus juga memohonkan kepada Allah ampunan rahmat, kemuliaan, dan kemudian juga sekali lagi kita memohon kepada Allah dimasukkan ke surga-Nya, diberikan ampunan, ampunan, dan diberikan ridha-Nya. Maka inilah kemudian inti dari pertemuan pada malam hari ini,” kata dia.
Kedua, sambungnya, ini tentu juga bagian dari syahadah tentang kebaikan, penyaksian terhadap Pak Nadjib ini orang yang sangat, sangat, dan sangat baik.
“Rasanya di PWM Jatim beliaulah yang terbaik. Ya Allah isyhad syahadatana hadihi, Ya Allah,saksikan ya Allah penyaksian kami tentang kebaikan orang ini. Adkhilhu fii jannatika fii jannatinnaim waj’al ahlahu minas shabirin waj’al ahlahu minas shalihin. Saya kira kita semuanya bersaksi, dan bersaksi, dan bersaksi. Beliau orang yang amat baik,” ungkap Saad.
Takziah virtual ini, lanjutnya, juga menjadi bagian dari upaya untuk menghibur dan menenangkan hati, terutama adalah keluarga almarhum. Juga pada tiga orang anak dengan ibunya yang sekarang ditinggal oleh Pak Nadjib. Anak pertama Ulun Nuha (Ulun), anak kedua Aunillah Ahmad (Ulin), dan anak ketiga Aulia Azmi (Amik).
“Saya sampaikan berkali-kali kita sedih, kita meneteskan air mata, tapi diatas segala-galanya khusnudzan billah selalulah khusnudzan billah. Percayalah bahwa inilah skenario Allah kepada kita semuanya, kepada keluarga ini, dan pasti skenario Allah terhadap orang orang yang beriman itu pasti baik, baik, dan baik,”ungkapnya.
Saad mengatakan, tidak perlu minta atas nama PWM Jatim untuk memberikan instruksi pada amal-amal usaha Muhammadiyah untuk meringankan beban keluarga almarhum. “Jadikanlah semua kita ini, Amal Usaha Muhammadiyah itu, wasilah atau media yang akan digunakan oleh Allah untuk menolong keluarga ini,” jelasnya.
Kebaikan yang Banyak
Saad juga menyampaikan, sebagai orang beriman harus percaya bahwa skenario Allah itu adalah yang terbaik dan terbaik. Gantungkan semuanya kepada Allah. “Percayalah tidak ada yang sulit bagi Allah, percayalah bahwa ketiga anak ini akan jadi orang, insyaallah melebihi bapaknya. Insyaallah diberikan kemudahan, di back-up oleh Allah, ditolong oleh Allah untuk menjadi kader-kader yang terbaik melebih dan melebihi bapaknya,” doanya.
Kebaikan-kebaikan Pak Nadjib, sambungnya, sulit sekali digambarkan karena saking banyaknya. “Mungkin kata yang paling baik ialah rasanya beliaulah yang terbaik di antara kami. Lalu Allah segera panggil. Dan rasanya Pak Nadjib itu memahami, bahwa perjalanan hidupnya itu singkat, sehingga seluruh bagian hidupnya digunakan untuk berkhidmat kepada ummat, kepada bangsa, kepada kemanusiaan melalui Muhammadiyah,” ungkap Saad.
Di akhir sambutannya, Saad berpesan pada para peserta Takziah Virtual mengenang wafatnya Nadjib Hamid MSi, untuk mengambil pelajaran dari semua yang telah terjadi. Hal tersebut akan menjadi bagian dari ikhtibar perjalanan hidup seorang Nadjib Hamid.
“Pergilah saudaraku, kembalilah saudaraku. Kita percaya Allah menerimamu, kami percaya semuanya, Allah mengampunimu, kami percaya Allah memberikan ridha-Nya kepadamu. Kami percaya bahwa engkau saudaraku, dimasukkan oleh Allah, dimasukkan oleh Allah ke surga-Nya,” tutupnya. (*)
Penulis Syahroni Nur Wachid. Co-Editor Darul Setiawan.Editor Mohammad Nurfatoni