Ramadhan Ini, Jalanku Menuju Surga ditulis oleh Ustadz Muhammad Hidayatulloh, Pengasuh Kajian Tafsir al-Quran Yayasan Ma’had Islami (Yamais), Masjid al-Huda Berbek, Waru, Sidoarjo.
PWMU.CO – Kajian Ramadhan Ini, Jalanku Menuju Surga ini berangkat dari hadits riwayat Bukhari dan Muslim.
عَنْ سَهْلِ بنِ سَعدٍ رَضِيَ الله عَنْهُ عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: إِنَّ فِي الجَنَّةِ بَابًا يُقَالُ لَهُ الرَّيَّانُ، يَدْخُلُ مِنْهُ الصَّائِمُونَ يَوْمَ القِيَامَةِ، لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، يُقَالُ: أَيْنَ الصَّائِمُونَ؟ فَيَقُومُونَ لاَ يَدْخُلُ مِنْهُ أَحَدٌ غَيْرُهُمْ، فَإِذَا دَخَلُوا أُغْلِقَ فَلَمْ يَدْخُلْ مِنْهُ أَحَدٌ) رواه البخاري ومسلم)
Dari Sahl Ibn Sa’d, Rasulullah bersabda: ‘Sesungguhnya bagi Jannah itu terdapat sebuah pintu yang dinamakan Ar Rayyaan. Pada hari kiamat ditanyakan: ‘Di manakah orang-orang yang berpuasa?’ Jika yang terakhir di antara mereka sudah memasuki pintu tersebut, maka ditutuplah pintu itu.’
Pintu Surga Ar-Rayyan
Ar-Rayyaan secara bahasa berasal dari kata rayya yaitu kaunu nahrin yajriy ’abra araadlin wayarwiihaa: terdapat sungai yang selalu mengalir melintasi beberapa area. Sedangkan ar-Rayyaan juga didefinisikan akhdlarun naa’imun min aghshanisysyajari wa ghairihaa: warna hijau yang elok yang terdiri dari batang pohon atau sejenisnya.
Ar-Rayyaan merupakan salah satu pintu di surga, di mana pintu tersebut hanya dikhususkan bagi orang-orang yang berpuasa. Suatu keistimewaan dan penghargaan Allah SWT kepada hamba-hamba-Nya yang senantiasa berpuasa dengan baik dan benar. Inilah di antara hikmah yang besar bagi orang-orang yang berpuasa. Sekaligus menjadi motivasi dan dorongan kita untuk senantiasa menjalankannya dengan sungguh-sungguh.
Puasa, Ibadah Istimewa
Dan memang puasa merupakan amalan yang istimewa di sisi Allah SWT. Dalam hadits yang lain dari Abu Hurairah, Rasulullah menyampaikan firman Allah yang berupa hadits qudsi:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ لَهُ إِلَّا الصِّيَامَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ
“Semua amalan Bani Adam adalah untuknya kecuali puasa, karena puasa itu untuk-Ku dan Aku yang akan membalasnya….” [al hadits, HR.Bukhari dan Muslim].
Dengan demikian puasa merupakan persembahan kita kepada Allah SWT. Jika kita jalankan dengan sempurna maka hal tersebut menunjukkan wujud dari proses spiritualitas kita yang mencapai derajat ma’rifat, sehingga begitu dekat kepada Allah. Dan demikianlah, tiada kedekatan diri kepada Allah kecuali orang yang memang dimuliakan oleh-Nya. Dan tiada yang paling dimuliakan oleh Allah kecuali pribadi yang takwa.
إِنَّ أَكۡرَمَكُمۡ عِندَ ٱللَّهِ أَتۡقَىٰكُمۡۚ إِنَّ ٱللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٞ
Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal. (al-Hujurat; 13)
Takwa, Puncak Cita-Cita Seorang Hamba
Itulah posisi yang seharusnya dicita-citakan oleh setiap hamba, yaitu memiliki kedekatan kepada Allah SWT. Suatu cita-cita yang harus senantiasa diperjuangkan dengan keinginan yang kuat dan kesungguhan dalam setiap ibadah yang dilakukannya. Sehingga seolah dunia dan seisinya ini tidak berarti jika tanpa kita memiliki tingkat ketakwaan tersebut. Juga termasuk sebuah kesia-siaan kehidupan yang dijalaninya jika kehidupan ini hanya sekedar asal hidup atau tanpa tujuan dan cita-cita yang tidak jelas.
Maka puasa, khususnya di bulan suci Ramadlan ini merupakan kesempatan yang memang disediakan untuk lebih memudahkan pencapaian cita-cita itu. Karenanya di dalamnya Allah SWT memberikan berbagai janji bonus-bonus yang berupa berlipatnya pahala-pahala kebaikan, juga big sale atau discount besar-besaran sampai 100% yang berupa maghfirah atau ampunan.
Kasih Sayang Allah Tiada Tara
Belum ada di dunia ini toko atau swalayan yang memberikan bonus besar atau hadiah yang besar—tentu barang lain selain yang dijualnya—sekaligus bersamaan dengan itu memberikan potongan harga dagangannya hingga gratis karena discount hingga 100 persen. Tetapi Allah SWT, Dzat Yang Maha Penyayang memberikan fasilitas itu kepada hamba-hamba-Nya tanpa kecuali di bulan suci ramadlan ini bagi mereka yang berkenan.
Ya, tentu saja hanya bagi mereka yang berkenan. Karena kalau tidak berkenan untuk apa diberikan. Bagi mereka yang berkenan menerimanya maka sungguh akan mendapatkan bonus yang lebih besar lagi dan berlipat-lipat ganda tanpa batas sebesar yang ia mau. Server pulsa manapun tidak akan ada yang sanggup memberikan bonus sebesar itu.
Perusahaan manapun tidak akan ada yang bisa memberikan paket parsel Lebaran yang demikian. Bahkan tiada seorang pun pengusaha yang rela memberikan THR sebesar itu, karena pasti ia akan bangkrut dan perusahaanya collaps. Subhanallah, Huwal Ghaniyyu, Maha Suci Allah, Dialah Dzat Yang Maha Kaya.
Tetapi sebaliknya bagi mereka yang tidak berkenan, maka berarti sungguh ia telah menyia-nyiakan kasih sayangNya yang begitu besar. Maka pantas yang akan diterimanya adalah kehidupan yang meyengsarakan dirinya, dan akan semakin sengsara dan menyakitkan. Dan di akhirat tiada sedikitpun kenikmatan yang akan ia rasakan karena kesombongannya dengan menolak tawaran kebahagiaan yang telah Allah tawarkan kepadanya. Kesakitan dan kesengsaraan yang tiada berakhir. Na’udzubillah min dzaalik!
Kesempatan dan peluang ini masih ada pada diri kita saat ini. Masihkah kita tunda meraihnya dengan berbagai alasan yang ada di benak kita masing-masing. Atau bahkan kita tak peduli dengan cita-cita yang penting dan mulia itu.
Ramadhan ini jalan kita menuju surga. Pintu ar-Rayyaan masih terbuka bagi kita yang berkenan melaluinya. Tiada alasan bagi kita kecuali harus semaksimal mungkin dapat meraihnya. Ya baghiayal khair absyir!, wa yaa baghiaysysyar aqshir! Wahai yang senantiasa melakukan kebaikan berbahagialah, dan wahai yang senantiasa melakukan keburukan stop! (*)
Editor Mohamad Nurfatoni