PWMU.CO – Nasyiah Lembata turut menjadi relawan dalam respon tanggap darurat banjir longsor di Nusa Tenggara Timur (NTT), Rabu (14/04/2021).
Selain mengerahkan Nasyiah Lembata sebagai relawan lokal, Muhammadiyah juga menerjunkan Emergency Medical Team (EMT) nasionalnya dalam menangani darurat banjir longsor ini.
Sejak Tanggal 9 April 2021, Pimpinan Daerah Nasyiatul Aisyiyah (PDNA) Kabupaten Lembata melaksanakan pendampingan psikososial bagi anak-anak dan warga terdampak banjir longsor di beberapa posko milik pemerintah Kabupaten Lembata.
Ketua PDNA Kabupaten Lembata, Faridah Ningsih mengatakan, pihaknya membuka layanan di dua tempat.
“Kami memberikan layanan kepada warga terdampak di dua kecamatan yaitu Nubatukan dan Omesuri,” katanya.
Di Nubatukan, mereka fokus di pendampingan psikososial, sedangkan di Omesuri mereka juga membuka donasi untuk bantuan logistik.
“Fokus layanan kami di Omesuri karena di awal-awal bencana minim bantuan yang masuk,” katanya.
Untuk bantuan yang sudah diterima, Faridah Ningsih mengatakan, wujud bantuannya beragam.
“Donasi yang sudah masuk ada uang dan barang berupa pakaian layak pakai, susu, air mineral gelas, mie instan, minyak goreng serta beras,” katanya.
“Alhamdulillah, berbagai pihak mempercayakan bantuannya kepada kami seperti dari Orang Muda Katolik (OMK) Lembata dan perusahaan swasta di Lembata,” imbuhnya.
Pendampingan di Tiga Posko
Sementara itu Sekretaris PDNA Kabupaten Lembata, Zariah Arkiang menuturkan, layanan pendampingan psikososial dilaksanakan di tiga posko yaitu Selandoro, MIS Nursalam Lewoleba dan SMPN 1 Nubatukan, semuanya ada di Kecamatan Nubatukan.
Dari tiga tempat tersebut, ada total 60 orang anak yang ikut dalam kegiatan pendampingan.
“Di posko Selandoro kami mendampingi 14 anak, MIS Nursalam Lewoleba ada 9 anak, di kedua posko ini anak-anak berasal dari Desa Lamawara dan Desa Lamawolo. Kemudian SMPN 1 Nubatukan ada 37 anak yang berasal dari desa Amakaka, Lamawara dan sekitarnya,” ungkap Zariah Arkiang.
Beberapa aktifitas yang dilaksanakan saat pendampingan psikososal kata Zariah Arkiang adalah menyanyi, mewarnai dan bermain.
“Kebetulan anak-anak yang kami dampingi sebagian besar adalah Katolik, maka kami menyesuaikan dengan anak-anak dalam melaksanakan giat pendampingan,” imbuhnya.
Selain bermain, bernyanyi dan mewarnai, para relawan PDNA Kabupaten Lembata ini juga melaksanakan promosi kesehatan (promkes) dan sosialisasi.
“Kami juga melaksanakan promkes yaitu tentang cuci tangan dan mandi. Untuk sosialisasi kami sampaikan tentang hak-hak anak. Kendalanya kami masih kekurangan media untuk melaksanakan kegiatan lebih banyak,” ujarnya.
Dalam kegiatannya, PDNA Lembata melibatkan Pashmina (Pelayanan Remaja Sehat Milik NA).
Program unggulan nasional Nasyiatul Aisyiyah ini merupakan komunitas yang dibentuk sebagai wadah para remaja dalam mengembangkan diri, bertukar pikiran tentang kesehatan, kesehatan reproduksi dan konsultasi psikologi. (*)
Penulis Arif Jamali Co-Editor Nely Izzatul Editor Mohammad Nurfatoni