PWMU.CO– Sejarah HW (Hizbul Wathan) harus segera ditulis untuk transfer nilai seiring dengan meninggalnya beberapa tokoh seniornya.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Kwarwil HW Jatim Ramanda Fathurrahim Syuhadi saat rapat online Kwarwil HW hari Ahad (11/4/2021).
Dia mengatakan, menjadi pemikiran pimpinan Kwartir Wilayah HW Jawa Timur untuk membukukan kisah dan kiprah para sesepuh baik yang masih hidup maupun yang sudah berpulang ke rahmatullah seperti Ramanda Moeslimin BBA dan Ramanda Asmara Hadi. Keduanya telah memberikan transfer nilai bagi generasi penerusnya.
Cak Kim, panggilan akrab Fathurrahim Syuhadi, menyampaikan pentingnya seluruh kader dan pengurus Hizbul Wathan mengetahui sejarahnya. ”Melalui belajar sejarah, diharapkan manusia menyadari bahwa segala sesuatu diperoleh tidak secara instan, ada proses sehingga masa depan lebih baik,” katanya.
Menurut dia, sejarah ibarat penglihatan tiga dimensi yaitu penglihatan ke masa silam, ke masa sekarang dan masa yang akan datang. ”Sejarah itu berasal dari Bahasa Arab syajaratun yang berarti pohon. Pohon keluarga yang bermakna asal-usul atau silsilah, adanya suatu kejadian, perkembangan tentang sebuah peristiwa secara berkesinambungan,” tuturnya.
Ditambahkan, Ibnu Khaldun mengartikan sejarah sebagai catatan tentang masyarakat, umat manusia atau peradaban dunia, tentang perubahan-perubahan yang terjadi pada watak masyarakat itu.
”Mari kita tulis jejak Sejarah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan se Jawa Timur dengan tujuan mengembangkan kemampuan literasi kader, mendokumentasikan setiap kegiatan masa lalu dan masa kini agar generasi penerus kita semakin paham perjuangan HW,” ujarnya.
Isi Sejarah HW
Dia menyampaikan penulisan Sejarah Gerakan Kepanduan Hizbul Wathan Jawa Timur dengan mencari pelaku sejarah untuk mengungkap profil tokoh perintis, mencari dokumen tertulis, arsip, foto dirangkai menjadi kisah yang utuh.
”Buku ini memuat Sejarah HW Nasional, Sejarah HW Jawa Timur, Sejarah HW Kwarda, ada profil tokoh penggerak,” tambahnya. Karena dia meminta segera dibentuk tim penulisan sejarah ini.
Ketua Kwarwil HW Ramanda M Harun Ar Roesyhied berharap penulisan sejarah yang sudah diawali oleh Kwarda Lamongan dapat dilanjutkan oleh kwarda-kwarda lainnya di Jawa Timur.
”Saya sempat kaget, ternyata Kwarwil HW Jatim memiliki kontributor-kontributor penulis yang cukup militan. Ada Ramanda Rahim Lamongan, ada Ramanda Ernam Sidoarjo dan ada Bunda Yulia Febrianti Banyuwangi,” katanya.
Dia berharap, seluruh jajaran HW bisa bersinergi sehingga buku yang kita maksudkan dapat segera terbit selain sebagai hadiah muktamar juga menjadi salah satu monumen sejarah seperti yang diharapkan Pak Nadjib Hamid. (*)
Penulis Yulia Febrianti Editor Sugeng Purwanto