PWMU.CO– Efek puasa memberi detoksifikasi lahir batin bagi manusia. Tubuh mengalami perubahan. Menyesuaikan diri dengan keadaan hingga menjadi lebih baik dan sehat.
Hal itu dikatakan Wakil Gubernur Jawa Timur Emil Elistianto Dardak ketika menghadiri buka puasa bersama PWM Jatim di Kantor Kertomenanggal Surabaya, Sabtu (17/4/2021).
Puasa, kata Emil Dardak, intinya menahan diri maka puasa juga akan mengalami efek puasa, salah satunya efek detoksifikasi. ”Hari pertama bisa sakit kepala. Itu adalah pola tubuh melakukan detoksifikasi terhadap pola hidup yang kurang sehat atau memang tubuh perlu diberi perubahan agar ada hal semakin baik ke depannya terhadap tubuh kita,” kata suami Arumi Bachsin ini.
Dia mengajak warga Muhammadiyah untuk optimis menghadapi pandemi. ”Tahun lalu kita optimis, itu Ramadhan terakhir dalam kondisi pandemi. Tahun lalu kita minta tahan mudik, tunda tahun depan, tapi ternyata belum bisa,” papar Emil Dardak yang pernah menjadi Bupati Trenggalek.
Bahkan kalau sampai bertemu Ramadhan kembali masih belum bisa mudik, tutur dia, intinya suasana hati kita diharapkan semakin legowo, baik, dan optimis dalam menghadapi apapun kondisi ke depan terkait pandemi.
Kalau puasa bisa menyebabkan detoksifikasi fisik, lalu bagaimana detoksifikasi batin?
Menurut dia, tidak ada orang yang berpengalaman menghadapi pandemi, kecuali ada yang pernah hidup saat Spanish flu. Banyak sekali asumsi, proyeksi yang sifatnya tidak faktual empiris maupun historis yang bisa digunakan untuk menghadapi pandemi 100 persen.
”Terlalu gampang mengambil perubahan bisa salah. Terlalu kekeh tanpa melihat situasi dan kondisi terbaru juga salah,” lanjut Emil.
Kemiskinan Naik
Solusinya, kata dia, melakukan silaturahmi, menjalin komunikasi dengan rumah ibadah, lembaga pendidikan, dengan seluruh mitra. ”Salah satu mitra kami yang luar biasa adalah PWM Jatim,” tegas Emil disambut tepuk tangan.
Dalam mengambil kebijakan, katanya, Pemprov Jatim selalu minta pertimbangan. Beda antara minta persetujuan dengan pertimbangan. Untuk meminta pertimbangan bisa dilakukan dengan berembuk sehingga menghasilkan keputusan terbaik.
Dia mengatakan, sebagaimana diketahui setiap ada libur panjang kasus Covid-19 selalu naik. Amerika naik, India naik karena ada annual activity dan pemilihan. Akibat yang sangat terasa akibat pandemi adalah naiknya angka kemiskinan di Jawa Timur.
Pengangguran naik dari 3,5 juta menjadi 5,5 juta. ”Mudah-mudahan Ramadhan memberikan amunisi, menjadikan detoksifikasi dari prasangka, clouding your judgement (pengaburan penilaian) dengan memperbanyak silaturahmi,” kata Emil.
Investasi Puasa
Sementara Ketua PWM Jatim Dr Saad Ibrahim mengatakan, kehidupan pasca pandemi Covid-19 maknanya kita optimis cobaan ini segera berakhir. Seperti puasa yang diawali dengan yaa ayyuhalladziina aamanu, intinya adalah optimis.
”Kemudian setelah optimis kita diajari menahan diri, al-imsak. Karena inti agama itu adalah menahan diri,” kata Saad Ibrahim yang pakar tafsir al-Quran ini.
Saad melanjutkan, jika tidak malu maka dipersilakan melakukan apa saja. Kesimpulannya, iman itu adalah menahan diri. ”Tentu dalam menahan diri ada investasi. Seperti kita menahan lapar dari pagi hingga sore. Itu merupakan investasi kita. Nanti kita akan berbuka semakin nikmat dan semakin nikmat,” lanjut dosen UIN Malang ini.
Ayat tentang puasa di surat al-Baqarah: 83, sambung dia, diakhiri dengan la’alakum tattaqun. Artinya takwa itu iqoyah, hati-hati.
Ketakwaan tidak bisa dicapai tanpa hati-hati. Sisi lain dari ayat ini mengajarkan kita untuk berhasil. ”Dimulai dari optimis, hati-hati, dan kemudian akan mencapai kesuksesan,” tandas Pak Saad, panggilan akrabnya. (*)
Penulis Ernam Editor Sugeng Purwanto