PWMU.CO – Bergerak dan terus bergerak, jangan berhenti bergerak. Jika bergerak lalu salah ada evaluasi. Tapi jika hanya diam, maka itu salah.
Demikian pesan Nadjib Hamid yang selalu dikenang Kepala SMA Muhammadiyah 1 (Smamsatu) Gresik Ainul Muttaqin, saat mengenang berpulangnya Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jatim KH Nadjib Hamid MSi ke haribaan Allah, Jumat (8/4/21) siang.
Menurut Ainul, sapaannya, Pak Nadjib merupakan sosok inspiratif. Baik secara pribadi, maupun dalam proses perjalanannya di persyarikatan. “Sejak saya masih menjadi kader Pemuda Muhammadiyah, lalu Ketua Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Gresik. Hingga kini sebagai kepala sekolah,” ucapnya terbata-bata dengan sesekali menahan nafas.
Termasuk, lanjut dia, saat bergabung di Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) dan Lembaga Pengembangan Cabang dan Ranting (LPCR) PWM Jatim, di bawah koordinasi Pak Nadjib. “Yang paling berkesan, saat Pak Nadjib mendapat amanah dari persyarikatan untuk maju sebagai calon anggota DPD RI,” paparnya.
Bergerak dan Terus Bergerak
Dia lalu menerawang mengingat ingatan, di kisaran tahun 2007-2008 dalam sebuah kegiatan buka bersama Forum Alumni PDPM Gresik. Saat itu, Pak Nadjib diundang dalam acara yang bertempat di sebuah rumah makan di Jl Kartini, Gresik. “Ada sebuah pesan yang beliau katakan dan saya masih ingat sampai saat ini. Pesan beliau saat itu, kita sebagai aktivis persyarikatan harus selalu bergerak, bergerak, dan bergerak,” ujarnya.
Ketika kita tidak melakukan gerakan, sambungnya, lalu kita diam dan tidak melakukan apa-apa, maka itu salah. “Tetapi ketika kita melakukan gerakan dan itu salah, paling tidak kita sudah melakukan gerakan,” ungkapnya.
Kalau diam dan salah, lanjut dia, itu artinya tidak bisa melakukan apa-apa. Tidak ada sesuatu yang bisa dievaluasi. “Tetapi ketika salah dan bergerak, itu artinya kita bisa evaluasi dan melakukan gerakan-gerakan terbaru,” terangnya menirukan pesan Nadjib Hamid.
Kalimat itulah yang dulu diucapkan Pak Nadjib, yang kemudian membuat Ainul terinspirasi. “Mengingat itu membuat saya sangat terinspirasi dan menjadi penyemangat sampai hari ini. Di mana setelah itu saya bergerak dan terus bergerak. Untuk menebar dan melakukan kebaikan,” jelasnya.
Soal kemudian ada salah atau dianggap kurang pas, yang penting sudah melakukan sebuah gerakan dan bisa dievaluasi dan diperbaiki. “Itu semangat saya,” tandasnya.
Dijawil dari Belakang
Pengalaman lain bersama Pak Nadjib diceritakan Ainul saat ada Pengajian Ramadhan PWM Jatim di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), medio 2019. Kebetulan saat itu, dirinya tidak dapat hadir karena mengikuti kegiatan bidang dakwah PWPM Jatim.
“Saya menginap di Hotel Kapal Selam Sengkaling UMM. Ternyata bapak-bapak dari jajaran Pimpinan Pusat (PP) dan PWM Jawa Timur juga menginap di hotel yang sama. Sehingga bertemu ketika shalat subuh di masjid dekat hotel.
Harapannya, selesai shalat dia bisa mendapatkan ilmu dari bapak-bapak itu. “Namun ketika menunggu siapa yang akan kultum, tiba-tiba ada yang njawil saya dari belakang, dan beliau adalah Nadjib Hamid. Waktu itu Pak Nadjib mengatakan, ‘Mas iki tugase sing enom. Ayo berani’, ” kisahnya.
Dirinya sebenarnya tidak mau, tetapi karena ini perintah Pak Nadjib, akhirnya dia berani maju. “Jujur saya tidak siap, bingung, dan tidak tahu apa yang akan disampaikan di depan para pengurus Muhammadiyah itu,” kenangnya.
Akhirnya dia hanya berkultum dengan ala kadarnya. “Saya sampaikan apa yang ada dalam otak saya saat itu. Dan ketika turun dari podium, Pak Nadjib mengatakan, ‘inilah anak muda’,” kata Ainul.
Menebar Manfaat
Menurut Ainul, kegigihan dan keikhlasan Nadjib Hamid luar biasa. Ketika mendapat amanah dari persyarikatan untuk maju sebagai calon anggota DPD RI, Pak Nadjib hadir dengan niat memberi manfaat.
“Waktu itu Pak Nadjib mengatakan, ‘bukan soal jadi atau tidak jadi. Bukan soal menang atau tidak menang. ini soal menebar manfaat. Setidak-tidaknya, saya punya waktu untuk tahu persoalan yang ada di daerah, cabang, ranting di seluruh Jawa Timur. Ini kemudian yang memberi banyak inspirasi dan informasi kepada LPCR’,” ujarnya.
Demikian juga saat Pelantikan Kepala Smamsatu Gresik, Pak Nadjib berharap agar dirinya sabar, tetap semangat, dan terus bergerak. “Menebar kebaikan dan memajukan Smamsatu Gresik sebagai Amal Usaha Muhammadiyah (AUM),” jelasnya.
Seringkali, lanjut Ainul, ketika Kepala Perpustakaan Smamsatu Estu Rahayu atau teman-teman guru pesan buku, Pak Nadjib-lah yang mengantar langsung. Bukan orang lain. Termasuk ketika diundang di acara apapun, Pak Nadjib selalu hadir.
“Inilah yang menjadikan kami, anak-anak muda ini rasanya malu. Melihat semangat beliau tanpa kenal lelah, berjuang menggerakkan persyarikatan. Dan beliau selalu mengajak kami untuk selalu menulis dan menulis, membaca dan membaca. Selamat jalan Pak Nadjib Hamid. Kami tetap bergerak dan terus bergerak tanpa kenal lelah. Berjuang menggerakkan Persyarikatan Muhammadiyah,” ujarnya. (*)
Penulis Estu Rahayu. Co-Editor Darul Setiawan. Editor Mohammad Nurfatoni.