Nadjib Hamid dan Pantangan Kata ‘tetapi’. Nadjib Hamid—Wakil Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur yang wafat di usia 56 tahun pada Jumat 9 April 2021—adalah seorang motivator.
Berikut adalah pengalaman Eko Hardia Ansyah, Wakil Rektor III Universitas Muhamamdiyah Sidoarjo (Umsida) yang mendapat pengalaman motivasi oleh kata-katanya.
PWMU.CO – Saya lupa momentum apa itu karena memang banyak sesi yang saya ikuti dengan Pak Nadjib sebagai nara sumbernya.
Yang jelas, saya bisa menyimpulkan lihainya beliau dalam memberikan motivasi pada para angkatan muda Muhammadiyah dalam menjalankan gerak persyarikatan dengan penuh semangat dan optimis.
Yang saya ingat pada momen itu hingga saat ini adalah quote beliau “Jangan gunakan kata tetapi dalam bermuhammadiyah, perbanyaklah kata meskipun”.
Tetapi dan meskipun, keduanya sama-sama konjungsi pertentangan, namun berbeda penggunaannya. Dan quote beliau ini, makjleb dalam ingatan saya setiap memilih kata-kata. Sampai saat ini, saya harus merenung terlebih dahulu jika terpikir menggunakan kata tapi atau tetapi.
Menurut Pak Nadjib, penggunaan kata tetapi menunjukkan situasi antiklimaks. Orang akan menjadi terkesan mencari-cari alasan atas sesuatu yang tidak bisa dia kerjakan.
Penggunaan kata tetapi akan berujung pada tidak kelakon-nya suatu niatan pekerjaan. Kader Muhammadiyah yang banyak menggunakan kata tetapi tidak akan mencapai apa yang diinginkannya.
Misalnya, “Saya mau mengisi kajian sebelum berbuka, tetapi …“ Apapun kata atau frase atau kalimat yang mengikuti kata tetapi akan membuat kalimat utamanya tidak akan terjadi.
Tetapi hanya cerminan keputusasaan. Jika kader banyak menggunakan kata tetapi, Muhammadiyah tidak akan pernah besar dalam menebar manfaat. Karena itu, hindarilah tetapi.
Gunakan ‘meskipun‘
Pak Najib kemudian menawarkan solusi. Gunakan meskipun. Kata meskipun akan mengeksplorasi spirit seseorang dalam bergerak. Ada optimis di dalam kata itu.
Contohnya, “Saya mau mengisi kajian sebelum berbuka, meskipun … “ Apapun yang menyertai kata meskipun berikutnya menunjukkan kalimat utama akan tetap terlaksana, apapun tantangannya.
Kader persyarikatan sebaiknya merperbanyak menggunakan kata meskipun. Inilah yang akan membuat Muhammadiyah akan terus berkembang dan maju.
Bagaimana tidak, penggunaan kata meskipun yang dominan dari setiap kadernya menandakan mereka hanya bisa melihat cahaya di balik kegelapan. Meskipun ada tantangan atau hambatan dia akan terus berfikir solutif mencari jalan keluar dalam berdakwah menebar manfaat untuk membesarkan persyarikatan. Dengan demikian, gerakan muhamamdiyah akan terus progresif.
Barangkali inilah yang menjadi doktrin Pak Nadjib sehingga mengapa beliau selalu terlihat bersemangat dan tidak pernah mengeluh dalam bermuhamamdiyah.
Pak Najib sepertinya sudah melewat sekat-sekat tetapi yang banyak menghantui para kader persyarikatan sehingga muncul kader yang “angin-anginan” saat menghadapi masalah dalam bermuhammadiyah.
Pak Najib, meskipun menghadapi tantangan atau tugas yang berat dari persyarikatan, dia terus menjalaninya dengan hati yang gembira, sabar, dan penuh semangat. Bukan tetapi, namun meskipun.
Semoga kita bisa terus meneladani apa yang sudah beliau ajarkan pada kami. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni