PWMU.CO– Guru SPEAM Kota Pasuruan, Nurul Mawaridah, meraih juara satu lomba cipta cerpen tingkat nasional. Pengumuman juara lomba diumumkan pada hari Jumat (23/4/21).
Even tersebut diadakan oleh Dewan Eksekutif Mahasiswa STAI An-Najah Indonesia Mandiri, Sidoarjo sejak tanggal 29 November 2020 sampai tanggal 29 Januari 2021.
Kompetisi tersebut diikuti oleh 600 peserta. Namun hanya 330 karya peserta yang memenuhi kriteria untuk dinilai dewan juri.
Ridah, panggilan akrab Nurul Mawaridah, mengungkapkan, capaian prestasinya di even ini patut ia syukuri. Pasalnya, ia harus bersaing dengan 330 karya cerpen lainnya.
Wali kelas 9 B SMP SPEAM (Sekolah Pesantren Entrepreneur al-Maun Muhammadiyah) ini memilih tema kearifan lokal berupa tradisi Distrikan di daerah Ranu Grati Kabupaten Pasuruan.
”Kearifan lokal merupakan identitas dan kepribadian sebuah bangsa yang perlu dilestarikan dengan disebarkan lewat berbagai media online,” katanya.
Ridah menulis cerpen yang dia beri judul Distrikan. Cerpen berkisah tentang dua mahasiswi Dewi dan Rini yang mendapat tugas untuk membuat laporan kegiatan bertema kearifan lokal Pasuruan. Mereka berdua sepakat untuk mengangkat tradisi upacara adat Distrikan Danau Ranu Grati.
Tradisi ini diselenggarakan pada Jumat pertama bulan Suro di pagi hari. Dua mahasiswi ini berbagi tugas sebagai fotografer dan pewawancara. Keduanya segera terjun dalam keramaian warga untuk mengabadikan tradisi ini dalam kisah yang menarik.
Untuk menyelesaikan cerpen tersebut, Ridah memerlukan waktu singkat. ”Alhamdulillah, menulis cerpennya cepat dua hari. Namun, proses memperoleh data seluk beluk distrikan membutuhkan waktu sekitar sepekan,” ungkapnya.
Menurut Ridah, pemilihan judul Distrikan inilah yang mengantarkannya menjuarai penulisan lomba cerpen ini, selain ada kriteria lain dari dewan juri.
Distrikan adalah tradisi Suroan di Desa Ranuklindungan berhubungan dengan legenda Baru Klinting, pengunggu danau yang berwujud ular besar. Warga desa mengarak boneka ular besar ke danau bersama dengan segala rupa warna tumpeng dilarung. Tradisi ini telah menjadi agenda wisata.
Kemasan budaya yang ditampilkan seperti tarian jaranan, kereta kencana yang dinaiki bupati, perahu naga memutari danau, dan aneka ragam makanan tradisional. Warga desa keluar dengan memakai pakaian yang diwarisi dari leluhurnya yang dikenakan waktu perayaan tradisi.
Dengan raihan prestasi ini, Ridah berharap bisa menginspirasi dan memotivasi guru speam yang lain untuk mengembangkan potensi dan mengharumkan nama lembaga dan persyarikatan. (*)
Penulis Dadang Prabowo Editor Sugeng Purwanto