PWMU.CO – Empat Peran Pemuda Menurut Al-Quran mengemuka dalam Pelatihan Kader Taruna Melati 1 (PKDTM 1) yang digelar Pimpinan Cabang Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PC IPM) Wringinanom, Gresik, Sabtu-Ahad (24-25/4/21).
Bertempat di gedung SD Muhammadiyah 1 Wringinanom (Muwri) Gresik, sebanyak 32 peserta berasal dari tujuh Pimpinan Ranting Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PR IPM) dan empat pelajar berasal dari SMA Muhammadiyah 10 Surabaya mengikuti kegiatan tersebut.
Menghadirkan tiga pemateri yang berasal dari Pimpinan Daerah Ikatan Pelajar Muhammadiyah (PD IPM) Gresik dan satu pemateri dari Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah (PCPM) Wringinanom pelatihan ini mengangkat tema Epistemic Modality.
Ketua PC IPM Wringianaom Aditya Dwi Hariyanto mengatakan tema tersebut berasal dari bahasa filsafat. Epistemic berarti pengetahuan dan modality berasal dari bahasa Inggris yang berarti kemungkinan.
“Aktivis IPM bisa berandai-andai atau mempunyai cita-cita yang diimbangi dengan pengetahuan tinggi, sehingga angannya bisa terwujud,” terangnya.
IPM Harus 4C
Di hari pertama pelatihan menghadirkan Dian Andriani, Sekretaris Bidang (Sekbid) Pengkaderan PD IPM Gresik yang membawakan tema Pemuda Islam Merubah Peradaban.
Dian menyampaikan, generasi harus mempunyai 4C yaitu yang pertama creative. “Generasi yang selalu berproduksi menciptakan karya-karya asli anak bangsa,” jelasnya.
C kedua ialah connected yaitu generasi yang selalu terhubung satu sama lain dan selalu mengakses konten-konten kreatif yang ada.
Ketiga IPM harus mempunyai character yang berarti generasi yang memiliki karakter positif dan khas. Baik secara individu, komunitas, dan kebangsaan.
Yang terakhir collaborative, yaitu generasi yang saling mengisi satu sama lain dan mampu saling melengkapi diantara komunitas (kelompok) yang berbeda untuk kepentingan bersama.
Empat Peran Pemuda dalam Al-Quran
Dia melanjutkan, peran pemuda Islam dalam al-Quran juga ada empat. Yaitu pemuda harus bersikap kritis. Dia lalu menyitir pada Surat al-Anbiya (21) ayat 60-67.
“Ayat tersebut berisikan kisah Nabi Ibrahim yang kritis pada saat kaumnya menyembah berhala, bahwa apa yang mereka sembah tidak bisa mengupayakan apa-apa untuk diri mereka,” tandasnya.
Selanjutnya, sambung dia, seorang pemuda harus menjadi generasi penerus yang tertuang dalam Surat at-Thur (52) ayat 21. Yaitu sebagai seorang anak dan cucu harus mewarisi keimanan, sehingga kelak akan berkumpul di surga.
Pembaharu moralitas adalah hal ketiga yang harus dimiliki oleh seorang pemuda. “Dijelaskan dalam Quran surat Muhammad ayat 38 yang intinya seorang kader harus mempunyai ciri moral yang tinggi. Jika sebelumnya pemimpin tidak amanah, maka sebagai kader IPM harus mempunyai sifat pembebaruan kepemimpinan menuju pemimpin yang amanah,” tandasnya.
Yang terakhir adalah pemuda yang beriman seperti yang dijelaskan dalam al-Baqarah ayat 214.
“Siap menghadapi ujian dari Allah. Kalau ujian dari Allah sudah siap dijalani, apalagi ujian dari makhluk-makhluk Allah. Karena sesungguhnya pertolongan Allah itu dekat. Jadi janganlah takut untuk mengadakan kegiatan. Teruslah aktif dalam kebaikan,” tuturnya.
Iman sebagai Pilar
Materi kedua, PKDTM ini menghadirkan Mohammad Afiq, Ketua PD IPM Gresik yang membahas tentang keislaman.
Afiq menyampaikan tentang iman yaitu sebagai pilar keimanan dalam islam. Menurtnya, pemuda harus mempunyai akidah yang kokoh untuk membimbing diri dan anggotanya dalam menjalani roda organisasi.
Rizqi Susanti, mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura adalah pemateri ketiga yang mengusung tema Psikologi Remaja.
Dia menyatakan, sebagai remaja tentu banyak mengalami perubahan. Baik itu secara fisik maupun psikis yang merupakan peralihan dari masa anak-anak.
Ciri-ciri remaja, lanjutnya, antara lain adalah merupakan masa peralihan, merupakan periode badai tekanan pada psikis, puncak pencarian identitas, biasanya lebih dekat dengan teman sebaya, merupakan masa yang tidak realistik.
“Sebagai remaja kita harus mampu untuk mengenali, menerima, dan menarasikan diri agar kita mampu untuk mencintai diri kita sendiri dan lingkungan sekitar” terangnya.
“Jika kita sudah mampu untuk mencintai diri sendiri maka tahap selanjutnya yaitu kita dapat untuk mengenali IPM lebih dekat, menerima, dan menjelaskan IPM dengan tujuan kita dapat mencintai IPM dengan sepenuh hati,” tambah dia.
Mengenal Muhammadiyah
Pemateri yang keempat adalah Rahmat Syayid Syuhur SHI SPd MPDI yang membahas tentang Kemuhammadiyaan.
“Muhammadiyah didirikan oleh KH Ahmad Dahlan pada 8 Dzulhijah 1330 atau18 November 1912 di Yogyakarta,” jelasnya.
Muhammadiyah, sambung Wakil Ketua Bidang Kader dan Organisasi PCPM Wringinanom ini menjelaskan, Muhammadiyah adalah gerakan Islam dakwah amar makruf nahi mungkar dan tajdid bersumber pada al-Quran dan as-Sunnah. sebagaimana AD/ART Muhammadiyah Bab II Pasal 4 yang mengacu surat Al Imran 104.
Sedangkan lambang Muhammadiyah, lanjut dia, adalah matahari bersinar utama dua belas. Di tengahnya bertuliskan Muhammadiyah dalam tulisan Arab dan lingkaran kalimat Ashyadu Anla Ilaha illa Allah wa Asyhadu Anna Muhammadar Rasullah.
“Maksud dan tujuan muhammadiyah adalah menegakkan dan menjungjung tinggi agama Islam sehingga terwujud masyarakat islam yang sebenarnya,” tandasnya.
Muhammadiyah, sambungnya, berkeyakinan bahwa Islam adalah agama yang diwahyukan kepada para Rasulnya sejak nabi Adam, Nuh, Ibrahim, Musa, Isa, dan seterusnya kepada Nabi Muhammad sebagai hidayah dan rahmat Allah kepada umat manusia sepanjang masa.
Bagi Takjil
Puncak kegiatan PKDTM 1 ditutup dengan pembagian 500 paket takjil. Satu paket berisikan roti, kurma, masker, air mineral kemasan botol, stiker doa berbuka puasa, dan ganci bergambar logo IPM dan bertuliskan Taruna Melati 1.
“Ganci tersebut merupakan karya anggota IPM, biasanya kita jual di acara bazar ataupun jika ada yang memesan,” jelasnya.
Pembagian takjil ini dilaksanakan di Jalan Raya Wringinanom yang didampingi oleh Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (Kokam).
“Semoga sesuai dengan tema PKDTM 1 ini, keinginan dan tujuan kita bisa terwujud dengan pengetahuan yang kita dapat dari empat pemateri,” kata Aditya Dwi Hariyanto. (*)
Penulis Kusmiani Editor Mohammad Nurfatoni