ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Selasa, Maret 21, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Penyandang Disabilitas pun Ingin Pahala 27 Derajat

Rabu 28 April 2021 | 06:23
6 min read
42
SHARES
131
VIEWS
ADVERTISEMENT
Dedi Warman (kanan), Wakil Sekretaris Majelis Pelayanan Sosial PP Muhammadiyah, pada Ngopi Bareng Den Budi. Penyandang Disabilitas pun Ingin Pahala 27 Derajat (Tangkapan layar Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

PWMU.CO – Penyandang Disabilitas pun Ingin Pahala 27 Derajat. Sementara banyak masjid atau mushala, juga tempat publik lainnya belum ramah mereka. Hal itu mengemuka dalam acara Ngopi Bareng Den Budi bersama Majelis Pelayanan Sosial Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Selasa (28/4/21).

Saat memperkenalkan salah satu nara sumbernya di acara ngopi virtual malam itu, seperti biasa, Den Budi melontarkan canda, “Namanya diabadikan jadi grup band… Dewa.”

“Nama saya memang dikenalnya di Muhammadiyah itu sebagai Dewa, tapi bukan Dewa-19 ya, Dewa Muhammadiyah,” jawab Dedi Warman sambil tertawa.

Dia adalah Wakil Sekretaris Majelis Pelayanan Sosial Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Jika pria ini kelahiran Sumatera Barat, rekannya yang juga hadir sebagai nara sumber malam itu, Fajri Hidayatullah, berasal dari Sumatera Selatan.

Mengetahui ini, pemandu acara Den Budi alias Budi Santoso itu melontarkan canda. “Kerasa banget ini suaranya berbau pempek,” candanya mencairkan suasana yang disambut gelak tawa para nara sumber.

Lahirnya MPS dan Isu Disabilitas

Dewa menyatakan, Majelis Pelayanan Sosial (MPS), sesuai amanat Muktamar 2010 di Yogyakarta. Saat itu masuk masa renaissance-nya. Jadi pada tahun 2010 itu MPS hadir kembali.

Pasalnya, pada tahun 2000-2010, selama sepuluh tahun, MPS tidak ada di nomenklaturnya. “Aktivitasnya tetap ada, tapi dilebur di Majelis Kesehatan dan Kesejahteraan Masyarakat (MKKM),” terangnya.

Sesuai namanya, Dewa mengungkap, MPS memang melayani di bidang sosial. Lalu dia memaparkan tiga fokus isu utama MPS saat ini. Pertama, untuk pengasuhan dan perlindungan anak. Kedua, pelayanan lansia. Ketiga, pelayanan disabilitas.

Dewa menyadari, MPS terlambat menjangkau isu disabilitas. Meskipun, mereka sejak lama bergerak di bidang pelayanan kesejahteraan disabilitas dan pendidikan. “Kita sudah punya SLB (dan) panti, baik yang dikelola Muhammadiyah maupun Aisyiyah,” kata dia.

Selain tiga isu utama itu, MPS juga melayani masyarakat-masyarakat terpinggirkan, di wilayah terpencil dan fakir miskin.

Dewa, sebelumnya fokus menangani isu pengasuhan dan perlindungan anak, kini dia fokus menangani isu disabilitas.

Di tengah Dewa menyampaikan materinya, Den Budi kembali melontarkan canda. “Jadi kalau penyandang disabilitas aja diasuh, apalagi calon istrinya, eh udah ding,” ujarnya diikuti tawa lainnya.

Fajri Hidayatullah (kanan), Anggota Majelis Pelayanan Sosial PP Muhammadiyah bersama host Budi Santoso alias Den Budi. Penyandang Disabilitas pun Ingin Dapat Pahala 27 Derajat (Tangkapan Layar Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

Fajri, Aktivis Disabilitas

Kemudian dia mengenalkan Fajri Hidayatullah SIP, aktivis penyandang disabilitas sejak enam tahun silam (2015). Saat itu dia masih menjadi mahasiswa S1 di Universitas Muhammadiyah Jakarta (UMJ).

Fajri aktif di organisasi Persatuan Tunanetara. Saat ini dia sedang melanjutkan kuliah S2 di UMJ. Dia juga penggagas Dissability Community Center (DCC). Fajri, seorang kader Muhammadiyah, juga pengurus Majelis Pelayanan Sosial PP Muhammadiyah.

“Mas Fajri squad kita, tim saya. Kalau kita bicara tentang disabilitas, kita nggak boleh meninggalkan teman-teman penyandang disabilitas. Harus ada mereka ikut. Jadi terdengar apa yang kita sampaikan,” jelasnya.

Inilah, menurutnya, cara penghormatan kepada mereka. “Ke depan, gerakan untuk penyandang disabilitas mesti melibatkan penyandang disabilitas. Sesuai amanat UU Nomor 8 Tahun 2016 tentang Disabilitas,” tuturnya.

PR Pemerintah di Isu Disabilitas

Menurut Fajri, proses kebijakan publik untuk penyandang disabilitas secara umum di Indonesia belum mengakomodasi semua, meski pemerintah sudah cukup peduli. “Tapi pemerintah sudah bisa dikatakan melek terhadap isu disabilitas,” komentarnya.

Hal ini tampak dari bagaimana pemerintah memperingati Hari Disabilitas Internasional setiap tahunnya. Hanya saja, menurut Fajri, teman-teman disabilitas di pelosok banyak yang belum merasakan kebijakan publik yang pemerintah keluarkan.

“Karena implementor biasanya tidak memahami instruksi top-down, sehingga teman-teman kurang merasakan sisi perlindungan sosial dan lainnya,” jelas Fajri.

Dewa menambahkan, pada tahun 2018, di mana pemda sudah mulai meningkatkan pelayanan ramah disabilitas, PMS mengadakan aksi bersama teman-teman disabilitas dan Pemuda Muhammadiyah. “Kita mencoba aksesibilitas sarana-prasarana publik,” ungkapnya.

Inilah bentuk advokasi PMS berupa uji coba langsung apakah fasilitas dari pemerintah sesuai kebutuhan teman-teman disabilitas. “Ini bentuk perlindungan kita, diantaranya mengayomi dan menguatkan hak-hak teman-teman penyandang disabilitas,” ujar Dewa.

Muhammadiyah Ramah Disabilitas?

Dewa lanjut bercerita. Pada 2018, mereka juga menguji aksesibilitas di gedung-gedung Muhammadiyah yang ternyata belum ramah disabilitas. “Punya lift, tapi belum ada akses kursi roda dan sign (tanda) yang bisa diakses teman-teman disabilitas,” kata dia.

Dewa salut pada Universitas Muhammadiyah Yogyakarta. “Mahasiswanya sudah banyak dari disabilitas, mereka sudah berkomitmen menjadi universitas ramah disabilitas, walau masih banyak kekurangan tapi berani memulai,” pujinya.

Dewa berharap, unit-unit amal usaha Muhammadiyah ke depan ramah disabilitas. “Kita berharap disambut pimpinan wilayah, daerah, ortom, dan majelis lembaga lain,” ucap dia.

Dewa menegaskan, meski isunya jadi aksi MPS, tapi semua majelis mestinya ramah disabilitas, khususnya yang melayani publik. Misalnya, Majelis Dikdasmen, Majelis Pembina Kesehatan Umum (MPKU), dan Majelis Tabligh.

Sebab, dia mengungkap saat ini masjid dan mushala Muhammadiyah banyak yang belum ramah disabilitas. “Supaya amalnya sama-sama, jangan cuma kita yang non-disabilitas dapat 27derajatnya,” katanya.

Dewa mengungkap, di tingkat nasional banyak menggagas pilot project. Di situasi pandemi ini, MPS mengadakan pilot project Gerakan Ekonomi Inklusif bagi Penyandang Disabilitas yang bekerja sama dengan Lazismu.

Mereka juga berencana membuat program terstruktur sesuai amanat Pedoman Amal Usaha Muhammadiyah bidang Sosial tahun 2021. Yaitu membentuk Muhammadiyah Disability Center: pelayanan untuk penyandang disabilitas berbasis masyarakat, komunitas, dan institusi.

Prioritas Advokasi Penyandang Disabilitas

Fajri menyatakan, dalam advokasi hak-hak disabilitas, perlu berkiblat pada UU Nomor 8 Tahun 2016. Terdiri dari 13 bab dan 153 pasal yang sudah mengatur semua harapan disabilitas.

Selain itu, di Peraturan Pemerintah Tahun 2019, ada Rencana Strategis (Resta) kontribusi pembangunan penyandang disabilitas ke depan. Ada tujuh poin, tiga diantaranya yang penting yaitu hak kesehatan, pendidikan, dan perlindungan hukum.

“Yang paling dibutuhkan saat ini yaitu akses kesehatan, sulitnya penerapan protkes itu berdampak pada ekonomi teman-teman tuna netra,” ungkap Fajri.

Dia mengajak membayangkan, bagaiman jika rekannya yang berprofesi pemijat harus menggunakan APD lengkap. “Kalau pijatnya pakai sarung tangan, pasiennya tidak akan kerasa, ini kendala juga,” ujarnya.

Yang menjadi kendala juga, tambahnya, adalah menghadapi hukum. Misal teman-teman tuna rungu dan tuli tidak mendapatkan hak aksesibilitasnya selama pengadilan dan pendampingan. “Kalau belum menguasai bahasa isyarat, memakai masker, maka mereka tidak bisa membaca gerak bibir,” tuturnya.

Sedangkan kalau di Muhammadiyah, Fajri yakin atas pengamalan al-Maun terakomodasi dengan baik. “Bagaimana disabilitas bisa berekspresi, akhlaknya juga ditempa dengan baik,” kata Mahasiswa Kebijakan Publik UMJ ini.

Jadi, lanjutnya, Muhammadiyah saat ini dan ke depan akan tumbuh bersama teman-teman disabilitas. “Tetangga kita, Nadlatul Ulama, ada Gus Dur. Insyaallah ke depan, tokoh Muhammadiyah ada saya nanti!” tegas Fajri optimis.

Ke depan, Fajri berharap, Muhammadiyah jadi lokomotif yang menarik gerbong, dimana gerbongnya juga berisi penyandang disabilitas. Masjid, harapannya bisa aksesibel. Begitu pula dengan fasilitas lain yang didukung Undang-Undang Pelayanan Publik Nomor 25 Tahun 2009.

“Dengan payung hukum yang sudah terbit, tentu tidak ada alasan lagi bagi pemerintah dan tokoh-tokoh Muhammadiyah tidak mengamalkan al-Maun yang sudah di-tadabbur-kan Kiai Ahmad Dahlan

Dan bagi teman-teman disabilitas, lanjut Fajri, bukan alasan lagi kedisabilitasan tidak bisa melakukan apapun. “Apabila semua sudah aksesibel, tentu kedisabilitasan itu teratasi dengan baik,” ujarnya (*)

Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Tags: DisabilitasFajri HidayatullahNgopi Bareng Den BudiSayyidah NuriyahUMY.
SendShare17Tweet11Share

Related Posts

Pelajaran Kejujuran di Balik Film Sumur Songo Karya Siswa SD Mugeb

Jumat 17 Maret 2023 | 15:04
1.2k

Adegan cucu Sunan Giri Nyai Ageng Tumengkang Sari dilamar Pangeran dari Majapahit. Pelajaran Kejujuran di...

Kesempatan Langka Bunda Saksikan Film Karya Anak SD Mugeb di Bioskop

Jumat 17 Maret 2023 | 11:30
1.7k

Sebagian guru, siswa, dan wali siswa SD Mugeb yang menyaksikan Gala Premiere Mugeb Film Festival...

Ukir Sejarah, Gala Premiere Mugeb Film Festival Diputar di CGV Cinemas Icon Mall

Jumat 17 Maret 2023 | 10:14
1.4k

Kepala SD Mugeb Mochammad Nor Qomari SSi menandatangani poster Proyek Film Kelas V di Studio...

Milad 1 Abad RS PKU Muhammadiyah Yogyakarta, Ini Pesan Haedar Nashir

Selasa 14 Maret 2023 | 13:35
3.2k

Ketua Umum PP Muhammadiyah, Prof Dr Haedar Nashir MSi, dalam Resepsi Milad 1 Abad RS...

Mugeb Charity Jadi Ajang Reuni Guru Dua Sekolah Ini

Sabtu 11 Maret 2023 | 09:13
1.2k

Siswa SD Muhammadiyah 1 Benjeng sarapan bersama, menikmati bekal Miemu. (Yuanita Anggun/PWMU.CO) Mugeb Charity Jadi...

PLPK Smamio Ikut Peringati Hari Jadi Kota Gresik dan World Hearing Day

Jumat 10 Maret 2023 | 10:16
119

Ketua Pusat Layanan Psikologi dan Konseling (PLPK) Smamio Ika Famila Sari SPsi MPsi Psikolog sosialisasi...

Ada Lukisan Serangga dan Flamingo di Ujian Berbasis Proyek SD Mugeb

Rabu 8 Maret 2023 | 20:09
1.6k

Sebagian siswa kelas I al-Quddus menunjukkan tas hasil lukisan tangannya dengan beragam karakter hewan. Ada...

Seru! Sumatif Tengah Semester di SD Ini Bikin Layang-Layang

Selasa 7 Maret 2023 | 21:12
5.2k

Sebagian siswa SD Mugeb yang sedang fokus mengerjakan ujian berupa bikin layang-layang. (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO) Seru!...

Didominasi Wajah Baru, Sri Herawati-Ruly Narulita Pimpin PDA Kota Malang

Senin 6 Maret 2023 | 11:06
816

Ketua 2022-2027 Dra Sri Herawati (kiri) dan Sekretaris PDA 2022-2027 Dra Ruly Narulita MAP. Didominasi...

Siswa SD Mugeb Tetap Shalat Berjamaah meski di Mal

Kamis 2 Maret 2023 | 11:53
1.9k

Persiapan siswa shalat Dhuhur berjamaah di Mushala Icon Mall Gresik. (Isamasi Romadhona/PWMU.CO) Siswa SD Mugeb...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Siswa Klub Ekonomi Smamsatu Juara Accounting Skill Competition

    58936 shares
    Share 23574 Tweet 14734
  • Acara Outbound Berakhir Tangisan

    33280 shares
    Share 13312 Tweet 8320
  • Inilah 18 Calon PCM GKB Gresik 2022-2027

    9550 shares
    Share 3820 Tweet 2388
  • Ketua MPID PWM Jatim Siap Dipenjara

    2206 shares
    Share 882 Tweet 552
  • Ka’bah dan Awan 3D di Poster Tarhib Ramadhan Spemdalas

    1423 shares
    Share 569 Tweet 356
  • Pesan Ustadz Adi Hidayat Menyambut Ramadhan

    1155 shares
    Share 462 Tweet 289
  • Logo Musycab Muhammadiyah Bubutan Diluncurkan

    557 shares
    Share 223 Tweet 139
  • Kesempatan Langka Bunda Saksikan Film Karya Anak SD Mugeb di Bioskop

    557 shares
    Share 223 Tweet 139
  • Suami-Istri Pimpin Muhammadiyah-Aisyiyah Kabupaten Tulungagung

    516 shares
    Share 206 Tweet 129
  • King Queen of Library SD Mugeb Kunjungi Perpustakaan Spemdalas

    585 shares
    Share 234 Tweet 146

Berita Terkini

  • Wisudawan Terbaik UMG: Jangan Takut Jatuh karena Itulah Jalan untuk BangkitSelasa 21 Maret 2023 | 06:07
  • Agar Jaringan RSMA Jatim Lebih Tenang ketika Menghadapi Masalah HukumSenin 20 Maret 2023 | 23:53
  • Cerita di Balik Evoting Musyda Kabupaten ProbolinggoSenin 20 Maret 2023 | 23:38
  • Abdul Malik Terpilih Kembali sebagai Ketua PDM JombangSenin 20 Maret 2023 | 22:54
  • Lasminingsih Pimpin Aisyiyah Kabupaten Probolinggo, Sekretaris Aminatul IfahSenin 20 Maret 2023 | 22:17
  • Musyda Unik Muhammadiyah Jombang, Pesertanya Pakai SarungSenin 20 Maret 2023 | 22:12
  • Saat Jemari Lebih Cepat dari OtakSenin 20 Maret 2023 | 21:38
  • Milad Ke-109 Aisyiyah, PCA Sumberrejo Menggelar Pengajian dan SantunanSenin 20 Maret 2023 | 21:23
  • Umsida Mantapkan Peran Ormawa sebagai Tonggak DakwahSenin 20 Maret 2023 | 21:05
  • Logo Musycab Muhammadiyah Bubutan DiluncurkanSenin 20 Maret 2023 | 21:00

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!