PWMU.CO– Pintu Rayyan adalah pintu surga untuk orang berpuasa dikisahkan dalam hadits Sahih Bukhori. Riwayat dari Abu Hurairah ra, dia bercerita, Rasulullah saw berkata, barangsiapa menafkahkan dua perkara pada jalan Allah, maka dia akan dipanggil dari beberapa pintu surga. Wahai hamba Allah, inilah kebaikan.
Maka siapa yang mengerjakan shalat, ia akan dipanggil dari pintu shalat. Siapa yang ikut berperang, ia akan dipanggil dari pintu jihad. Siapa yang berpuasa, ia akan dipanggil dari pintu Rayyan, dan siapa yang bersedekah, ia akan dipanggil dari pintu sedekah.
Kata Abu Bakar, aku tebus engkau dengan bapak dan ibuku, ya Rasulullah. Tiadalah suatu kesukaran bagi orang-orang yang dipanggil dari pintu-pintu itu, dan adakah seseorang dipanggil dari pintu-pintu itu semua?
Jawab Nabi saw, Ya. Dan aku mengharapkan supaya kamu termasuk dalam golongan mereka.
Hadits riwayat lain berasal dari Sahl ra dari Nabi saw berkata, sesungguhnya di dalam surga ada sebuah pintu yang disebut ar-Rayyan. Pada hari kiamat, orang-orang yang puasa masuk ke surga dari pintu itu. Tidak seorang pun masuk dari pintu itu selain mereka.
Mereka dipanggil: mana orang yang berpuasa?
Lalu mereka berdiri. Tidak seorangpun masuk dari pintu itu selain mereka. Setelah mereka masuk, pintu segera dikunci. Maka tidak seorangpun lagi yang dapat masuk.
Puasa untuk Allah
Hadits dari Abu Hurairah ra dia berkata mendengar Rasulullah saw berkata, Allah berfirman, setiap amal anak Adam adalah untuk anak Adam sendiri kecuali puasa. Sesungguhnya puasa itu bagiKu, dan Aku membalasi puasanya.
Puasa itu bagaikan perisai, maka apabila seseorang kamu berpuasa, janganlah berkata kotor dan jangan pula berkata kasar. Jika seseorang mencacinya atau menyerangnya, maka hendaklah ia mengatakan: aku ini puasa.
Demi Allah yang diri Muhammad berada dalam genggamanNya, sesungguhnya bau busuk mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah daripada bau kesturi.
Bagi orang yang berpuasa ada dua kegembiraan yang menggembirakannya. Yaitu, apabila dia berbuka ia gembira, dan apabila ia menemui Tuhannya, ia gembira dengan puasanya. (*)
Penulis/Editor Sugeng Purwanto