PWMU.CO– Dakwah bilyoutube dan bilsosmed menjadi tuntutan zaman digital masa kini. Efektif dan bikin tenar. Menuntut kreativitas dan inovasi dai muda mengenal medan dakwah ini.
Hal itu disampaikan Sugeng Purwanto dalam Pelatihan Jurnalistik yang digelar Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiah Pakal Surabaya di Aula SD Al Kautsar Pondok Benowo Indah, Sabtu (1/5/2021).
Dia mengatakan, dakwah billisan, misalnya ceramah di masjid, hanya didengarkan sebatas jamaah setempat. Setelah itu dilupakan. Tapi dakwah bilyoutube, bilsosmed, dan bilwebsite menjadi dokumen abadi yang bisa dibaca dan didengarkan kapan saja, di mana saja, dan oleh siapa saja.
”Munculnya dai medsos zaman sekarang fakta yang harus diterima. Ceramah-ceramah yang berdurasi panjang dipotong-potong lima menit sepuluh menit sesuai tema lantas disebar ke medsos dan Youtube. Bisa dilihat ribuan hingga jutaan orang di seluruh dunia. Lantas orangnya jadi terkenal karena disukai masyarakat,” kata Sugeng Purwanto yang editor PWMU.CO.
Selain Youtube, sambung Sugeng, aktivis muda Muhammadiyah harus memanfaatkan website yang dimiliki persyarikatan seperti PWMU.CO. Seluruh kegiatan Muhammadiyah dan Ortom di tingkat Ranting dan Cabang dapat diviralkan lewat website.
”Kegiatan lokal yang dimuat di website bisa dikenal masyarakat luas. Media ini bisa untuk branding Nasyiah, Pemuda Muhammadiyah, PCM, dan amal usaha lainnya,” tutur Sugeng Purwanto yang juga Ketua Lembaga Informasi dan Komunikasi PWM Jawa Timur.
Teknik Menulis Berita
Untuk kepentingan dakwah digital, kata Sugeng, aktivis AMM harus menguasai teknik menulis berita yang baik dan membuat konten video dakwah yang menarik. Lantas dia menerangkan unsur berita harus mengandung 5W 1 H.
What, who, where, when, where yang harus masuk dalam lead berita. Sedangkan why dan how menjelaskan suatu peristiwa dalam konten berita.
”5W 1 H itu fakta peristiwa yang harus diceritakan oleh penulis berita. Jadi menulis berita itu tidak perlu kata pengantar. Langsung pada inti peristiwa yang dilaporkan,” tutur Sugeng yang 29 tahun menjadi wartawan Harian Surabaya Post.
”Jika Anda membuat berita pakai kata pengantar pasti langsung dibabat habis oleh editor. Menjadi sia-sialah Anda menghabiskan waktu menulis kalimat yang Anda anggap penting ternyata dibuang editor,” ujarnya. “Jangan mangkel kalau tulisan Anda diubah atu dipotong habis karena disesuaikan syarat kelayakan muat. Media yang bagus itu harus ada proses editing sehingga memenuhi standar berita.”
Karena itu, ujar dia, belajarlah membuat kalimat efektif yang pendek, lugas, tidak bertele-tele, logis, sesuai kata baku dan ejaan. Banyak membaca dan sering membuka kamus sangat membantu menjadi penulis baik. ”Tulisan yang memenuhi syarat itu hanya butuh sepuluh menit langsung di-upload editor untuk ditayangkan. Tulisan yang amburadul langsung dikembalikan,” tandasnya.
Sugeng Purwanto dalam Pelatihan Jurnalistik ini juga mengevaluasi video dakwah produk AMM Pakal dari sisi setting ruang, sudut pengambilan gambar, suara, dan performance. Diamenyarankan, memproduksi video dakwah harus ada perencanaan mulai sutradara, materi ceramah, pemilihan lokasi, pakaian, background, dan gaya bicara. “Jangan asal jadi. Pertimbangkan benar, misalnya penceramah pakai kaos itu pas atau tidak. Begitu juga kalau tiba-tiba ada suara bising masuk, langsung cut. Ulangi syuting,” papar dia. (*)
Penulis Didik Hermawan Editor Sugeng Purwanto