PWMU.CO – Ciri-ciri orang yang bertakwa sebagai tujuan berpuasa di bulan Ramadhan disampaikan Wakil Ketua Majelis Tabligh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Jawa Timur, Drs H Yoyon Mudjiono MSi, di lapangan timur Masjid At Taqwa Giri, Kebomas, Gresik. Kamis (13/5/2021).
Ustadz Yoyon menuturkan, setelah menempuh pendidikan dan gemblengan Ramadhan, ending-nya adalah laallakum tattaquun. Yakni menjadi orang yang bertakwa. Dia lalu menjelaskan cirinya dalam al-Baqarah ayat 3 dan 4.
Iman yang Gaib, Shalat, dan Infak
الَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيْمُوْنَ الصَّلٰوةَ وَمِمَّا رَزَقْنٰهُمْ يُنْفِقُوْنَ ۙ
“(Yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, menegakkan shalat, dan menginfakkan sebagian rezeki yang Kami berikan kepada mereka.” (al-Baqarah 3)
Menurut dia, setan termasuk salah satu makhluk gaib yang selalu membisiki manusia untuk melanggar aturan Allah. Oleh karena itu, sebagai pribadi takwa, alumni Ramadhan semestinya berhati-hati dalam berniat, berucap, maupun berbuat agar terhindar dari jebakan setan.
Ustadz Yoyon juga menjelaskan menegakkan shalat sebagai ciri pribadi takwa. Perintah shalat yang berasal dari kata perintah aqimis–shalah, menurutnya, menunjukkan bahwa shalat harus kita jaga, kita tegakkan.
“Gerakan-gerakan dalam shalat memberikan banyak pelajaran untuk kita. Salah satunya sujud di mana gerakan sujud menunjukkan ketundukan manusia atas Tuhan-Nya,” terangnya
Dia juga menerangkan tentang dahsyatnya doa duduk di antara dua sujud akan menjadikan alumni ramadhan berlama-lama menghayati doa dalam gerakan ini.
“Action terakhir dari shalat adalah menebar doa keselamatan dan kedamaian di sekitar kita. Efek menjaga sholat juga akan menjadikan hidup berhati-hati,” jelas dia.
Dia menambahkan, memiliki ilmu dalam menjemput rezeki dari Allah juga sepatutnya dimiliki pribadi yang bertakwa. Untuk selanjutnya rezeki itu sebagian diinfakkan di jalan Allah. “Pribadi taqwa akan menjadikan infah sebagai hobby, passion dalam hidupnya,” ujarnya.
Beriman pada Kitab dan Kiamat
Ciri pribadi takwa lainnya djelaskan al-Baqarah ayat 4:
وَالَّذِيْنَ يُؤْمِنُوْنَ بِمَآ اُنْزِلَ اِلَيْكَ وَمَآ اُنْزِلَ مِنْ قَبْلِكَ ۚ وَبِالْاٰخِرَةِ هُمْ يُوْقِنُوْنَۗ
“Dan mereka yang beriman kepada (al-Quran) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat.”
Dia menjelaskan, bagi yang telah menempah pengajaran Ramadhan, maka akan menjadikan al-Quran sebagai bacaan sehari-hari sekaligus sebagai pedoman hidup. Itulah salah satu bentuk beriman kepada al-Quran.
Soal iman pada akhirat dia mengatakan itu adalah akhir dari kehidupan kita. “Di akhirat kita bisa memetik buah dari apa yang kita tanam di dunia sehingga begitu pentingnya kehidupan dunia yang diorientasikan pada kehidupan akhirat,” terangnya.
Untuk itu, pesannya, pasca-Ramadhan pembiasaan-pembiasaan saat Ramadhan harus ditingkatkan dan dikuatkan. (*)
Penulis Mahfudz Efendi Editor Mohammad Nurfatoni