Indonesia Sumbang Masjid Al Aqsa 18.000 dolar, Begini Ceritanya oleh Sugeng Purwanto, Ketua lembaga Informasi dan Komunikasi PWM Jawa Timur.
PWMU.CO– Serangan Israel terhadap Masjid Al Aqsa memicu konflik Timur Tengah makin memanas. Masjid Al Aqsa yang lokasinya berada di kota tua Yerusalem Palestina tapi pengelolaan dan pemeliharaannya wewenang Kementerian Wakaf Yordania.
Indonesia pernah menyumbang dana untuk renovasi Masjidil Aqsa. Itu terjadi di masa Presiden Sukarno tahun 1965. Kisah itu diceritakan oleh KH Saifuddin Zuhri dalam bukunya Berangkat dari Pesantren halaman 535-542.
Ceritanya, Menteri Agama Saifuddin Zuhri pada bulan April 1965 pamit ke Presiden Sukarno hendak berangkat haji sekaligus mengunjungi Kairo memenuhi undangan Menteri Urusan Wakaf Mesir.
Bung Karno memberi izin. Tapi juga nitip Ratna Sari Dewi, istri Bung Karno yang dinikahi tahun 1963 ikut berhaji. Menteri Saifuddin juga yang menikahkan keduanya. Ratna Sari Dewi naik haji ditemani beberapa istri pejabat seperti Ny. Djuanda, Ny. Chairul Saleh, Ny. Martadinata, Ny. Priyono, Ny. IbnuSutowo, dan Ny. Saifuddin Zuhri. Untuk mengurus rombongan istri pejabat ini Bung Karno menunjuk Brigjen Sukendro, Menteri Negara Kepresidenan ikut mendampingi.
Tiba-tiba Menteri Saifuddin terpikir ingin juga mampir ke Yerusalem, Palestina. ”Bagaimana kalau saya mengunjungi Masjid Al-Aqsa dalam perjalanan ini?” kata Menteri Saifuddin kepada Bung Karno.
”Baik saja. Saya tak keberatan suatu apa,” jawab Bung Karno.
”Sebaiknya saya membawa sejumlah uang sebagai sumbangan kita. Masjid Al-Aqsa sedang restorasi beberapa bagian yang telah rusak dimakan usia,” ujar Menteri Saifuddin.
”Baik, baik!” jawab Bung Karno lagi. Seketika itu juga memanggil Menteri Keuangan. Akhirnya disepakati bersama Indonesia sumbang Masjid Al Aqsa sebesar 18.000 dolar AS untuk perbaikan.
Rombongan ini berangkat ke Mekkah. Mereka melaksanakan haji di bawah pimpinan Duta Besar RI di Saudi KH Muhammad Ilyas. Setelah haji selesai, rombongan Ratna Sari Dewi pulang bersama Brigjen Sukendro. Sedangkan rombongan Menteri Saifuddin menuju Beirut dengan mobil. Dalam rombongan ini ada Ny. Saifuddin, M. Said Budairy, Wakil Pemred Duta Masyarakat, dan Mayor Abulhayat, ajudan Menag.
Sampai di Beirut, Lebanon, kemudian meneruskan perjalanan ke Damaskus, Suriah. Setelah menginap di kota ini meneruskan perjalanan lagi ke Yerusalem naik mobil selepas Magrib agar tiba di kota itu pagi hari.
Melewati Pegunungan Druz, tapal batas Suriah – Yordania. Sepanjang jalan ini hampir tiap kilometer ada pos penjagaan Suriah. Tahun 1965 itu konflik negara-negara Arab seperti Mesir, Suriah, Yordania dengan Israel memburuk.
Pagi hari sampai di Yerusalem disambut Menteri Urusan Wakaf Kerajaan Yordania. Setelah melihat-lihat bagian Masjid Al-Aqsa yang direnovasi, Menteri Saifuddin menyerahkan sumbangan 18.000 dolar.
Menteri Urusan Wakaf memanggil wartawan-wartawan yang ada di Yerusalem untuk meliputi penyerahan sumbangan itu dengan suasana akrab dan persaudaraan antara Indonesia dan Yordania.
Siangnya shalat Jumat di Masjid Al Aqsa. Ny. Saifuddin ditempatkan di mihrab yang pernah ditempati Maryam, ibu Nabi Isa as, dalam khalwatnya. (*)