PWMU.CO – KH Didin Hafidhuddin: Dukung Palestina dengan Tiga Hal Ini. Ketua Pembina Pimpinan Pusat Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia (DDII) Prof Dr KH Didin Hafidhuddin MSc menyampaikannya pada acara Ngaso Spesial Palestina, bertema “Palestina, Menagih Kepedulian Kita”, Kamis (20/5/21) sore.
Didin mengatakan, Muslimin di Palestina saat ini mendapat perlakuan sangat kejam, biadab, yang tidak pernah terbayangkan oleh pikiran yang sehat. “Pada zaman modern ini masih ada kelompok orang secara sadar dan sengaja membuat kebrutalan yang tiada bandingannya,” ujarnya.
Tolak Kebenaran al-Quran
Dia menerangkan, ini terjadi karena Zionis Israel hasad kepada umat Islam. Banyak kisah mereka dalam al-Quran. Mereka menolak kebenaran al-Quran bukan karena tidak tahu. Bahkan, mereka banyak yang lebih pintar dari umat Islam.
Mereka, tambah Didin, memalingkan kebenaran. Menjauhkan manusia lain dari kebenaran karena ada kedengkian luar biasa abadi, setelah jelas kebenaran yang pasti dari Allah SWT.
Perlakuan Zionis Israel terjadi sepanjang zaman, bahkan sebelum zaman Rasulullah SAW. Didin mengungkap dalam ayat al-Quran telah disebutkan, mereka membunuh Nabi tanpa alasan apapun. Mereka juga membunuh orang-orang baik yang menyeru amar makruf nahi mungkar.
“Mereka melampaui batas, menjadi umat yang biadab,” komentarnya.
Kemudian, Didin mengungkap mereka termasuk kelompok sebagaimana di ujung surat al-Fatihah: ‘kelompok orang yang dilaknat’. “Semua tafsir mengatakan, kelompok yang dibenci itu Yahudi, sehingga mereka menjadi pembuat masalah, (sejak) dari zaman Nabi!” ucapnya.
Parade Kebiadaban
Didin menyebut fenomena yang terjadi sebagai parade kejahatan-kebiadaban yang dilakukan Yahudi Zionis kepada umat Islam. Tepatnya, saat akhir Ramadhan kemarin, saat Muslim iktikaf di Masjid al-Aqsa.
“Mereka masuk masjid memakai sepatu dan membawa senjata, lalu menembaki orang yang sedang shalat,” ujarnya.
Didin menyatakan, tidak ada yang lebih zalim dari yang mencegah orang untuk masuk masijd dan menjadikannya tempat shalat. “Itu kan nggak sekadar mencegah, tapi membunuh!” ungkapnya.
Maka, dia yakin, cepat atau lambat mereka akan hancur. “Di dunia mereka dapat azab dan di akhirat juga!” ucapnya.
Islam Tak Pernah Zalim
Islam, lanjutnya, di mana pun menjadi kelompok yang mempertahankan diri. Islam tidak pernah melakukan kezaliman apapun. Saat perang pun memperhatikan, tidak boleh membunuh wanita dan anak-anak. Juga tidak boleh menghacurkan tempat ibadah.
Menurut Didin, dalam Al-Quran surat al-Hajj ayat 39 sudah jelas, telah diizinkan perang bagi orang-orang yang diperangi—mereka diperlakukan zalim—karena sesungguhnya mereka telah dianiaya dan sesungguhnya Allah untuk menolong mereka memiliki kekuasaan.
Maka, Didin mengimbau, jangan ada umat Islam yang membela Yahudi dengan tindakan yang kejam itu. Pasalnya, sekarang Didin melihat di media sosial banyak yang membenarkan Yahudi.
“Hanya orang jahat yang membenarkan. Orang yang berpuasa dan beriman tidak mungkin!” tegasnya.
Didin menekankan, mereka orang-orang yang tidak bertanggung jawab, tidak peduli terhadap kepentingan umat Islam. Padahal, Nabi mengatakan, orang yang tidak peduli dengan persoalan umat Islam berarti bukan umat Islam.
Jadi Penderitaan Muslimin Indonesia
Didin menyebutkan sebuah hadist yang Rasul menyerukan, “Wahai orang-orang yang beriman, melihat orang-orang mukmin yang satu terhadap yang lainnya dalam kasih sayang, tolong-menolong.”
Selain itu, Didin juga mengutip sabda Rasulullah SAW, “Jika satu anggota tubuh sakit, maka anggota tubuh yang lain akan sakit.”
Maka, dia menyimpulkan, penderitaan kaum Muslimin di Palestina juga jadi penderitaan kaum Muslimin di Indonesia.
“Ini persoalan agama, bukan hanya soal nasionalisme kemanusiaan,” tutur dia.
Didin mengingatkan, Masjid al-Aqsa merupakan tempat Nabi AW melakukan starting point (titik awal) perjalanan ke langit. Sehingga, kejadian ini berkaitan dengan keimanan dan keyakinan.
Tiga Hal untuk Energi Positif
Didin menerangkan, doa merupakan energi positif yang perlu disalurkan. Bagaimanapun, saudara di Palestina butuh bantuan dan uluran tangan, kasih sayang, dan kepedulian bangsa Indonesia. “Baik dalam bentuk donasi, uang, maupun obat-obatan,” urainya.
Menurutnya, berapapun yang kita berikan, yang lebih penting ialah besarnya pengaruh terhadap energi positif untuk mereka. Sehingga mereka tahu, saudara dari Indonesia masih sama seperti dulu: masih peduli dengan kaum Muslimin di Palestina.
Dia akhirnya mengimbau untuk melakukan paling tidak tiga hal. Pertama, terus doakan keselamatan dan ketenangan kehidupan mereka. Kedua, berikan donasi bantuan keuangan. Ketiga, berikan propaganda atau publikasi yang positif.
“Jangan beri pernyataan yang meragukan perjuangan mereka!” tuturnya. (*)
Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni