PWMU.CO – Gairah berinfak warga Banyutengah, Kecamatan Panceng, Kabupaten Gresik, cukup membanggakan. Seperti tahun 1442 ini, jumlah infak jamaah Tarawih Ramadhan sebesar Rp 290.816.000. Sedangkan dari shalat Idul Fitri Rp 65.505.000.
Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Banyutengah Moh. Rofig, gairah berinfak ini tidak lepas dari keinginan warga Muhammadiyah Banyutengah untuk segera menyelesaikan proyek besar pembangunan Masjid Al-Hijrah.
“Apalagi dalam bulan suci Ramadhan ini ada dorongan motivasi pelibatgandaan pahala,” ujarnya
Moh. Rofig sangat bersyukur dan bangga dengan karakter yang dimiliki warganya ini. “Saya berharap ghirah berinfak ini terus dilestarikan dari generasi ke generasi berikutnya,” ujarnya Ahad (23/5/2021)
Infak Tak Kenal PandemiI
Seperti tidak kenal masa pandemi Covid-19, selama satu tahun wabah ini melanda—yang tentu saja berdampak pada sektor ekonomi warga—tetapi tidak mengurangi ghirah berinfak warga ranting Muhammadiyah Banyutengah.
Sebagaimana pemaparan Ketua Takmir Masjid Al-Hijrah Syuhada SAg MPdI, pada tahun 2020 ada dua warga Banyutengah yang berinfak masing-masing Rp 100 juta. “Sehingga perolehan tahun kemarin lebih banyak, hampir setengah miliar,” ujarnya.
Dia menjelaskan, infak Rp 100 juta itu diperoleh dari warga yang melakukan transaksi jual beli tanah. Sehingga berinfa relatif besar. “Namun di tahun ini, warga lagi ‘sepi’ dari transaksi tersebut,” terangnya.
Dia berharap semoga ghirah berifak warga Muhammadiyah Banyutengah semakin meningkat seiring kondisi pandemi semakin membaik sehingga pergerakan ekonomi warga juga turut membaik.
“Harapanya agar perolehan infak semakin meningkat dan pembiayaan untuk pembangunan masjid segera terkumpul semakin cepat sehingga proses finising pembangunan masjid cepat selesai,” ujarnya.
Syuhada mengungkapkan, saat ini pembangunan Masjid Al-Hijrah Banyutengah sudah mencapai 70 persen. “Saat ini proses pembangunan di tahap finishing. Untuk bagan interior hampir selesai,” ujarnya.
Sedangkan, sambungnya, untuk eksterior akan meneruskan penyelesaian kubah berwarna emas. “Mestinya selesai sebelum hari raya. Tapi karena terkendala larangan mudik, tukang yang memasang terpaksa pulang sebelum menyelesaikan pekerjaannya,” ujarnya. (*)
Penulis Anshori Editor Mohamamd Nurfatoni