PWMU.CO – Mimdaka Ikuti Program Inovasi Kemitraan Indonesia-Australia. MI Muhammadiyah 2 Karangrejo Kecamatan Manyar, Kabupaten Gresik—atau yang dikenal dengan Mimdaka—menjadi salah satu madrasah sasaran Program Inovasi Majelis Dikdasmen Pimpinan Wilayah Muhammdiyah (PWM) Jawa Timur.
Kepala Mimdaka Tineke Wulandari ST menyampaikan, Program Inovasi merupakan kemitraan antara pemerintah Indonesia dengan pemerintah Australia yang berfokus pada pendidikan dasar.
“Di mana program yang dilaksanakan pada tahun 2021 adalah program literasi dan numerasi,” ujarnya, Jumat (28/5/2021).
Dia menjelaskan, menjadi madrasah sasaran program numerasi, merupakan suatu hal baru bagi Mimdaka. Sebab, pada tahun-tahun sebelumnya Mimdaka berfokus pada program literasi, dengan mengembangkan perpustakaan Taman Ilmu Mimdaka menjadi perpustakaan yang telah terakreditasi oleh Perpustakaan Nasional RI.
Perpustakaan tersebut juga menjadi 10 perpustakan SD/MI terbaik di Kabupaten Gresik. Hal tersebut tidak menghalangi Mimdaka untuk terus berinovasi di program-program yang baru.
“Program Numerasi menjadi tantangan untuk Mimdaka agar menjadi salah satu Madrasah yang lebih baik kedepan,” ujar Tineke.
Tiga Guru Jadi Tim Inovasi
Tineke Wulandari menjelaskan, dalam Program Inovasi Tahun 2021 tiga guru Mimdaka juga masuk dalam sebagai anggota tim inovasi.
“Saya Kepala Mimdaka mendapatkan tugas sebagai Koordinator Daerah (Korda) Sekolah/Madrasah Inovasi Kabupaten Gresik. Yang nantinya bertanggung jawab terhadap seluruh kegiatan Inovasi yang dilaksanakan di Kabupaten Gresik,” papar dia.
Dua guru lainnya adalah Yana Firna Aisyiyah dan Yuni Niami Asyhari. “Ustadzah Yana Firna Aisyiyah masuk dalam Tim Pengembang Modul (TPM) Numerasi mewakili Kabupaten Gresik bersama dua dosen utusan Universitas Muhammadiyah Gresik (UMG),” terang dia.
“Sedangkan Ustadzah Yuni Niami Asyhari sebagai Fasilitator Daerah (Fasda) program numerasi,” tambahnya.
Yana menambahkan, Program Inovasi ini dilaksanakan mulai bulan April sampai Desember 2021. Selama mengikuti program ini, guru-guru Mimdaka yang masuk dalam tim ini harus mampu melaksanakan tugas dari madrasah dan Inovasi secara bersamaan.
“Komitmen yang tinggi sangat dibutuhkan karena harus mengerahkan tenaga, pikiran, dan waktu untuk menyukseskan program ini,” ungkapnya.
Pengalaman Berharga
Yana mengaku kurang percaya diri saat awal masuk anggota TPM karena dalam kegiatan ToT (training of trainer) peserta lebih banyak dosen dibandingkan guru. Namun, seiring berjalannya program ini, guru dan dosen dapat belajar dan bekerjasama dalam mengembangkan modul.
Bagi Yana, masuk dalam TPM menjadi pengalaman sangat berharga karena banyak ilmu dan wawasan baru yang bisa didapatkan. “Sejauh ini kami bisa mengikuti ToT dan koordinasi dengan baik,” ujarnya.
Sementara itu Yuni Niami Asyhari mengatakan, dia bersemangat mengikuti seleksi Fasda Inovasi karena mendapatkan dukungan dari Ibu Kepala Madrasah dan teman-teman guru Mimdaka.
“Awalnya calon Fasda harus menyetorkan surat lamaran dan curiculum vitae kepada Ketua Tim Program Inovasi. Kemudian dilakukan wawancara kepala sekolah/Madrasah untuk memberikan penilaian terhadap guru-guru lembaganya yang mengikuti seleksi,” ungkap dia.
Tahap berikutnya, sambungnya, dilakukan seleksi administrasi. Setelah lolos, masuk dalam tahap terakhir adalah wawancara. “Alhamdulillah saya lolos dalam tahap terakhir dan mendapatkan surat keputusan (SK) sebagai Fasda Inovasi Numerasi,” cerita Yuni.
Dia berharap, semoga semua anggota tim Inovasi dapat menjalankan tugas dengan baik dan akhirnya program ini bisa membawa sekolah/madrasah sasaran menjadi lebih maju dan diminati oleh masyarakat. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni