ADVERTISEMENT
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
Minggu, Maret 26, 2023
  • Login
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu
No Result
View All Result
PWMU.CO | Portal Berkemajuan
No Result
View All Result

Israel Lakukan Genoside Sistematis dengan Penjara Raksasa Gaza

Minggu 30 Mei 2021 | 16:15
6 min read
113
SHARES
352
VIEWS
ADVERTISEMENT
Dr Siti Ruhaini Dzuhayatin MA saat diskusi masa depan Palestina. Israel Lakukan Genoside Sistematis dengan Penjara Raksasa Gaza (Tangkapan layar Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO)

PWMU.CO – Israel Lakukan Genoside Sistematis dengan Penjara Raksasa Gaza. Demikian Dr Siti Ruhaini Dzuhayatin MA mengungkapnya pada Diskusi Masa Depan Palestina dengan topik Dampak Konflik Palestina pada Pemenuhan Hak Anak dan Perempuan, Sabtu (29/5/21).

Ketua Komisi HAM Organisasi Kerja sama Islam (OKI) itu menguraikan hak-hak dasar yang Israel langgar. “Mulai hak politik, sipil, ekosob, bahkan bisa disebut genosida yang tersistematik,” terangnya.

“Kita bisa melihat, orang yang sebetulnya ada di dalam penjara yang besar itu ada di Gaza, yang bisa disebut genosida perlahan-lahan,” sambung Ruhaini pada kegiatan yang diselenggarakan Lembaga Penelitian dan Pengembangan Aisyiyah (LPPA) itu.

Bahkan menurutnya, tidak hanya genosida, tapi juga bisa terjadi ekosida. Yaitu pemusnahan fertilitas tanah di Palestina. Padahal, buah tin dan zaitun terbaik berasal dari Palestina.

Kekerasan Domestik

Ruhaini menyatakan, semua pelanggaran itu juga menimpa anak dan perempuan. “Karena perempuan selalu mengalami extended violence (perpanjangan kekerasan), dari public violence (kekerasan publik) menuju domestic violence (kekerasan domestik),” jelas Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden Republik Indonesia itu.

Dia menjelaskan, kekerasan domestik bisa bersifat fisik, psikis, ekonomi, dan seksual. Karena proses genosida begitu kuat, warga Palestina cenderung memiliki anak yang banyak. Ini sangat berpengaruh terhadap kesehatan reproduksi ibu-ibu di Palestina.

Apalagi, tambahnya, diperburuk dengan sanitasi. Israel sekarang tidak hanya melakukan illegal settlement( pendudukan yang ilegal), tapi Israel juga membatasi kebutuhan air di Tepi Barat dan Gaza.

Perempuan dan Anak, Muara Siklus Pelanggaran HAM

Dia menegaskan, siklus dari semua pelanggaran HAM yang berat, sebetulnya menimpa perempuan berkali-lipat. Ruhaini tidak merinci. Tapi kemudian mengajak peserta membayangkan, siklus pelanggaran HAM dari seluruh HAM yang PBB tetapkan.

“Semuanya berpengaruh kepada perempuan. Maka, berpengaruh juga kepada anak-anak sejak dalam kandungan sampai lahir,” jelas Anggota Divisi Peningkatan Pendidikan Tinggi Pimpinan Pusat Muhammadiyah periode 2010-2015 itu.

Apalagi, imbuhnya, anak-anak terpapar kekerasan terus-menerus. Dia menegaskan, apartheid itu nyata. Setelah kunjungannya ke The House of Palestine dan bertemu Presiden Palestina Mahmoud Abbas di sana, ada berita rilis: ‘Komisi HAM OKI investigasi terhadap pelanggaran HAM dari Israel’. Akibatnya, mereka diblok dan tidak bisa masuk ke Yerusalem.

OKI Konsisten Dukung Palestina

Sebelum membahas persoalan perempuan dan anak itu, Ruhaini menceritakan pengalamannya saat berkunjung ke Ramallah dan Yerusalem pada tahun 2017.

Dia mengungkap, tujuan kunjungan OKI—organisasi yang cenderung fokus pada persoalan anak dan perempuan—saat itu. “Untuk melihat perlindungan di penjara, di mana anak-anak Palestina ditahan,” ujarnya.

Ruhaini menegaskan, OKI konsisten mendukung Palestina dengan “Two State Solution” di forum internasional. Bagaimana pun, hasil “Two State Solution” tidak memuaskan Palestina maupun Liga Arab.

Sebab, lanjutnya, yang diberikan ke Palestina lebih sedikit daripada yang diberikan ke Israel. Yaitu 45 persen untuk Palestina dan 55 persen untuk Israel, sehingga memicu perang.

Pembentukan OKI, sambungnya, untuk menyelamatkan al-Quds dan kemerdekaan Palestina.  “Hal ini tidak mudah!” komentarnya.

Dia bercerita mendapat banyak pertanyaan seputar apakah Palestina sudah merdeka. Lantas dia menekankan, persoalan kemerdekaan dan tinggal di suatu wilayah itu berbeda.

“Sejak 1948, sebagai rekayasa politik, Palestina belum terbentuk. Karena masyarakat Arab pada umumnya tidak menerima. Jadi sampai saat ini Palestina belum menjadi negara yang utuh berdaulat,” ujarnya.

Kemudian, sambungnya, OKI mensponsori Palestina menjadi anggota terbatas PBB, sebagai observer, pada tahun 2012. Dia menyaksikan sendiri, bendera Palestina berkibar di New York dan Genewa pada tahun 2013. Meski sebenarnya, Israel tidak setuju dengan pengibaran bendera itu.

Realita Kontestasi Politik, PR OKI

Menurut Ruhaini, fragmentasi yang ada di Arab sebetulnya harus menjadi otokritik yang ada. “Ya kita mengatakan Palestina dijajah Israel. Terjadi kolonialisme yang luar biasa. Tapi persoalannya, selanjutnya apa?”

Lantas gimana cara Palestina merdeka? Untuk menjawab ini, Ruhaini menyarankan untuk melihat liputan media. Misal, liputan Tempo tahun 2006 tentang pengaruh Bulan Sabit Syiah.

“Kita tidak sedang anti-Syiah, tapi kita melihat realita kontestasi politik di Timur Tengah sebagai residu Perang Dingin,” ujar Staf Khusus Presiden RI Bidang Keagamaan Internasional periode 2018 – 2019 itu.

Kemudian dia menjelaskan, Saudi Arabia dengan Iran tidak saling memiliki kantor perwakilan. Tidak ada kantor perwakilan Saudi di Iran dan sebaliknya.

Menurut Ruhaini, ini menjadi PR (pekerjaan rumah) OKI dan masyarakat Muslim untuk mengurai kontestasi dan ketegangan yang sebetulnya mempengaruhi kekuatan OKI membela Palestina.

Di samping itu, beberapa negara anggota OKI banyak yang sudah menjalin hubungan diplomatik dengan Israel. Seperti Turki, Jordania, Maroko, dan Sudan.

“Ini menjadi PR tersendiri bagaimana mengonsolidasi dan mengorkestrasi dukungan OKI yang secara politik tetap diksinya, tapi dalam hubungan bilateral ini menjadi PR,” ungkapnya.

Solidaritas Esensial Vs Kebutuhan Eksistensional

Ruhaini mengajak refleksi, apakah solidaritas mekanik esensial dengan basis premordial Islam itu masih cukup efektif dibandingkan dengan interest existational (tepuk kepentingan) bilateral yang ada di Timur Tengah, baik secara ekonomi maupun keamanan.

Karena seperti yang diketahui, lanjutnya, negara-negara di Teluk tidak bisa bersatu. Tidak seperti Persia yang bisa bersatu menjadi Iran, wilayah di Jazirah terbelah menjadi negara-negara kecil. “Sleman lebih besar dari Kuwait, Bahrain sebesar Yogya,” ungkapnya.

Kemudian, kenapa Amerika cinta mati sama Israel? Menurutnya bisa dijelaskan dengan bagaimana wilayah-wilayah kecil di jazirah itu sebetulnya membutuhkan back up keamanan. Sayangnya, back up keamanan itu satu paket dengan pengakuan Israel.

“Perang dingin itu tidak sepenuhnya hilang. Tembok itu runtuh, tapi secara politik masih ada,” ujarnya.

Harapannya, negara-negara itu punya bargaining power dengan Israel demi masa depan Palestina, memungkinkan dalam satu kontenstasi antara solidaritas esensial dengan kebutuhan eksistensional.

Pergeseran Menjadi Isu Agama

Berdasarkan pengamatan Ruhaini, isu Palestina bergeser dari isu kemerdekaannya sebagai sebuah negara yang demokratis dan plural. Karena, di wilayah Palestina sendiri ada masyarakat Muslim, Kristen, dan Yahudi.

Menurut Wakil Rektor UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta tahun 2014-2016 itu, harus melihat ini bukan persoalan semata-mata Yahudi, melainkan masalah rezim Zionis Israel. Karena di Palestina juga ada masyarakat Yahudi yang tidak setuju dengan cara-cara yang dilakukan Zionis.

Kira-kira, tambahnya, dalam 15 tahun terakhir, di Israel dipegang Likud, partai kanan Israel yang sangat fundamentalis. Partai ini tidak menerima Two State Solution.

Kemudian, lanjutnya, ini dibalas fraksi di Hamas, seperti al-Qosam yang juga tidak menghendaki Two State Solution. Jadi sekarang terjadi The clash of militancy dari dalam Israel dan Palestina.

Menggeser isu Palestina menjadi isu agama, apalagi isu Islam itulah yang menggerus pertahanan Palestina. Jadi dia mengimbau agar tidak menarik ini menjadi isu Islam. “Saat ditarik jadi isu Islam, dukungan masyarakat sipil Kristen moderat di Amerika itu menjadi surut,” tuturnya. (*)

Israel Lakukan Genoside Sistematis dengan Penjara Raksasa Gaza: Penulis Sayyidah Nuriyah Editor Mohammad Nurfatoni

Tags: Arab SaudiEkosideGazaGenosidehamasIranisraelMahmoud AbbasOrganisasi Kerja Sama Islam (OKI)PalestinaSayyidah NuriyahSiti Ruhaini DzuhayatinTepi BaratTwo State Solution
SendShare45Tweet28Share

Related Posts

Siswa SD Mugeb Bertanding di Kejurnas Catur

Selasa 21 Maret 2023 | 09:57
1.1k

Siswa kelas V SD Mugeb Abiyu Rausan Fikri Kholik (kanan) sedang bertanding di Kejuaraan Nasional...

Pelajaran Kejujuran di Balik Film Sumur Songo Karya Siswa SD Mugeb

Jumat 17 Maret 2023 | 15:04
1.3k

Adegan cucu Sunan Giri Nyai Ageng Tumengkang Sari dilamar Pangeran dari Majapahit. Pelajaran Kejujuran di...

Kesempatan Langka Bunda Saksikan Film Karya Anak SD Mugeb di Bioskop

Jumat 17 Maret 2023 | 11:30
1.8k

Sebagian guru, siswa, dan wali siswa SD Mugeb yang menyaksikan Gala Premiere Mugeb Film Festival...

Ukir Sejarah, Gala Premiere Mugeb Film Festival Diputar di CGV Cinemas Icon Mall

Jumat 17 Maret 2023 | 10:14
1.4k

Kepala SD Mugeb Mochammad Nor Qomari SSi menandatangani poster Proyek Film Kelas V di Studio...

Mugeb Charity Jadi Ajang Reuni Guru Dua Sekolah Ini

Sabtu 11 Maret 2023 | 09:13
1.2k

Siswa SD Muhammadiyah 1 Benjeng sarapan bersama, menikmati bekal Miemu. (Yuanita Anggun/PWMU.CO) Mugeb Charity Jadi...

PLPK Smamio Ikut Peringati Hari Jadi Kota Gresik dan World Hearing Day

Jumat 10 Maret 2023 | 10:16
122

Ketua Pusat Layanan Psikologi dan Konseling (PLPK) Smamio Ika Famila Sari SPsi MPsi Psikolog sosialisasi...

Ada Lukisan Serangga dan Flamingo di Ujian Berbasis Proyek SD Mugeb

Rabu 8 Maret 2023 | 20:09
1.6k

Sebagian siswa kelas I al-Quddus menunjukkan tas hasil lukisan tangannya dengan beragam karakter hewan. Ada...

Seru! Sumatif Tengah Semester di SD Ini Bikin Layang-Layang

Selasa 7 Maret 2023 | 21:12
5.2k

Sebagian siswa SD Mugeb yang sedang fokus mengerjakan ujian berupa bikin layang-layang. (Sayyidah Nuriyah/PWMU.CO) Seru!...

Didominasi Wajah Baru, Sri Herawati-Ruly Narulita Pimpin PDA Kota Malang

Senin 6 Maret 2023 | 11:06
820

Ketua 2022-2027 Dra Sri Herawati (kiri) dan Sekretaris PDA 2022-2027 Dra Ruly Narulita MAP. Didominasi...

Siswa SD Mugeb Tetap Shalat Berjamaah meski di Mal

Kamis 2 Maret 2023 | 11:53
1.9k

Persiapan siswa shalat Dhuhur berjamaah di Mushala Icon Mall Gresik. (Isamasi Romadhona/PWMU.CO) Siswa SD Mugeb...

Discussion about this post

Populer Hari Ini

  • Inilah 18 Calon PCM GKB Gresik 2022-2027

    24453 shares
    Share 9781 Tweet 6113
  • SMA Jualan Roti, Kuliah Wisudawan Terbaik

    1639 shares
    Share 656 Tweet 410
  • Din Syamsuddin Kritik Presiden Jokowi yang Larang Pejabat Buka Puasa Bersama

    3991 shares
    Share 1596 Tweet 998
  • Angkat Jihad Ekonomi, PWM Jatim dapat Apresiasi Tinggi PP Muhammadiyah

    805 shares
    Share 322 Tweet 201
  • Festival Permata Fest Muhammadiyah Wotan, Ini Para Juaranya

    1428 shares
    Share 571 Tweet 357
  • Menko PMK Akan Membangun Kampung Indonesia di Turki

    614 shares
    Share 246 Tweet 154
  • Jadwal Lengkap Imsakiyah Ramadhan 1444/2023 Kota dan Kabupaten Se-Jawa Timur

    12048 shares
    Share 4819 Tweet 3012
  • Prihatin Gaji Guru, PWM Jatim Akan Lakukan Percepatan Program Bakti Guru

    351 shares
    Share 140 Tweet 88
  • Pimpinan Harian dan Badan Pembantu Pimpinan PWA Jatim Dikukuhkan

    332 shares
    Share 133 Tweet 83
  • 12 Stand Ramaikan Tarhib Ramadhan Spemdalas

    684 shares
    Share 274 Tweet 171

Berita Terkini

  • PWA Jatim 2015-2022 dan 2022-2027 Serah Terima JabatanMinggu 26 Maret 2023 | 16:01
  • Warga Aisyiyah Gayungan Ngaji Syiam dan Surat Al-Hujurat Ayat 13Minggu 26 Maret 2023 | 15:35
  • Muhammadiyah pelopor kewirasosial di Indonesia; Liputan Hendra Pornama, kontributor Tulungagung dari Dome UMM.
    Muhammadiyah Pelopor Kewirausahaan Sosial di IndonesiaMinggu 26 Maret 2023 | 12:39
  • Songsong Munas, Fokal Jatim Koordinasi Perkuat Peran AlumniMinggu 26 Maret 2023 | 12:37
  • Beraisyiyah adalah Perjanjian Kuat dengan AllahMinggu 26 Maret 2023 | 12:30
  • 64 Siswa SDMM Bersaing dengan Puluhan Ribu Pelajar Rebut Tiket Final Komas Ke-18Minggu 26 Maret 2023 | 11:54
  • Aisyiyah Surabaya Terjunkan 30 Mubalighat untuk Kajian HPT SyiamMinggu 26 Maret 2023 | 11:42
  • Dua hikmah Ramadhan
    Dua Hikmah Ramadhan, Kisah Mencet Odol Bikin TawaMinggu 26 Maret 2023 | 11:26
  • Hilal dan HilalMinggu 26 Maret 2023 | 10:43
  • Sejarah dan Perkembangan Klinik Muhammadiyah Pratama Rawat Inap KeduyungMinggu 26 Maret 2023 | 10:11

Hubungi Kami

WA : 0858-5961-4001
Email :pwmujatim@gmail.com
  • Dewan Redaksi dan Alamat
  • Pedoman Media Siber
  • Privacy Policy

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

No Result
View All Result
  • Home
  • Kajian Ramadhan
  • Musyda
  • Kabar
  • Kajian
  • Kolom
  • Feature
  • Musafir
  • Khutbah
  • Canda
  • Ngaji Hadits
  • Mediamu

© 2021 pwmu.co - PT Surya Kreatindo Mediatama.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Create New Account!

Fill the forms bellow to register

All fields are required. Log In

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In
error: Content is protected !!