Rahasia Sukses Lazismu Jatim Himpun Donasi Palestina Rp 8,6 M dari perolehan nasional sebesar Rp 28.760.322.180.
PWMU.CO – Dua provinsi: Jatim dan Jateng, jadi penyumbang terbesar perolehan donasi Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
Dari data yang tercatat sampai tanggal 1 Juni 2021, Lazismu berhasil menghimpun dana masyarakat untuk Palestina sebesar Rp 28.760.322.180.
Dari jumlah itu, Lazismu Jawa Timur mengumpulkan donasi sebesar Rp 8.616.379.5999. Sedangkan Lazismu Jawa Tengah menjadi provinsi pengumpul donasi terbanyak sebesar Rp 8.855.315.000.
Buah Kreativitas
Ketua Lazismu Jawa Timur Zainul Muslimin membuka rahasia keberhasilan Lazismu Jatm menjadi pengumpul terbesar kedua. “Ini lebih ini karena kreativitas atau kerja-kerja kreatif pengurus—atau siapapun—yang terlibat di dalamnya. Padahal secara struktur pengurus dan eksekutif, kita tidak selengkap daerah atau wilayah lain,” jelas Zainul yang juga seorang dokter hewan ini.
Padahal, sambungnya, Lazismu Jawa Timur belum memiliki direktur, meskipun sudah beberapa kali melakukan rekrutmen. “Dengan total keseluruhan enam orang eksekutif yang dimiliki alhamdulillah sampai saat ini mampu menjalankan amanah mengurus Lazismu sekaligus Badan Usaha Milik Amil (Bumal) asy-Syamil,” ungkapnya.
“Bahkan tidak sekedar melakukan aksi2 fundraising dan atau pentasyarufan, sekaligus tetap memperhatikan efisien dan efektifitasnya,” jelasnya pada PWMU.CO dia di sela acara Rakorsus dan Upgrading Lazismu Jatim, di Hotel Kapal Garden, Sengkaling, Malang, Selasa (1/6/2021).
Zainul menyampaikan, keberhasilan itu tak lepas dari ‘lima kerja’ yang menjadi filosofi Lazismu Jawa Timur yaitu kerja keras, kerja ikhlas, kerja cerdas, kerja tuntas, dan kerja mawas.
Dia lalu menafsirkan ‘lima kerja’ itu. Seluruh aksi Lazismu Jatim dilakukan dengan keikhlasan, dikerjakan dengan sekuat tenaga (kerja keras), menggunakan kecerdasan, yang tinggi dan tuntas.
“Adapun yang dimaksud dengan kerja mawas adalah semua kinerja harus bisa dievaluasi dan dinilai secara terukur. Apalagi ini yang menyangkut dana umat, di mana kita harus mengelolanya dengan efisien dan efektif tentunya,” terang dia.
Dia menambahkan, “Saya masih yakin, dengan besarnya perolehan hasil penggalangan bantuan selama ini, tidak harus dengan lengkap dan tidaknya pengurus atau eksekutif. Karena faktanya tidak terlalu berpengaruh pada besar kecilnya donasi yang diperoleh.”
Menurutnya, ini menjadi pembelajaran agar kita tidak mudah mengeluh apalagi menyerah terhadap apapun situasi dan kondisi yang kita miliki.
“Karena Allah SWT senantiasa ciptakan segalanya berpasangan, tinggal ke mana fokus kita arahkan. Kepada kelebihan atau kekurangan kita, kepada peluang atau masalah,” urai Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sidoarjo.
Tak Terkait Jumlah AUM
Zainul Muslimin mengatakan, fundraising yang kita lakukan semestinya juga tak harus terkait dengan banyak dan sedikitnya amal usaha Muhammadiyah (AUM) di sebuah teritorial.
“Bukankah dunia saat ini sudah tanpa batas. Maka mari kita bidik dunia tanpa batas ini, dengan medsos, dengan kemajuan teknologi IT. Kita bisa menembus seluruh ruang sekaligus peluang yang ada di seluruh sudut permukaan bumi ini,” jelasnya penuh semangat.
Hal itu dibenarkan oleh Direktur Lazismu Pimpnan Pusat Muhamamdiyah, Muhammad Sabeth Abilawa. “Berbicara fundrising, itu lebih pada momentum, saat berbagai lembaga penghimpun di serang oleh buzzer, Muhammadiyah ternyata malah semakin tegar dan membesar donasinya,” kata dia.
“Keberhasilan ini juga ditentukan oleh kemampuan membaca situasi yang ada, sehingga perolehan donasi Palestina ini, sedemikian besar dalam waktu yang relatif singkat,” tambah Sabeth.
Zainul Muslimin menambahkan, kelengkapan data dan bukti bukti yang akurat, terkait penyaluran donasi sebelumnya, juga menjadi faktor penentu meningkatnya kepercayaan donatur pada Lazismu Jawa Timur.
Seperti data yang dirilis Sekretaris Lazismu Aditio Yudhono, per Selasa (1/6/21) pukul 21.29 WIB sebesar Rp 8.616.397.559. Lazismu Kabupaten Lamongan menjadi penyumbang tertinggi dengan pereolehan sebesar Rp 1.558.325.500, disusul Gresik Rp 817.728.355, dan Sidoarjo Rp 775.3000.600. (*)
Penulis Muh. Isa Ansori Editor Mohammad Nurfatoni