PWMU.CO – Peduli Palestina Tak Terbatas Ruang dan Waktu. Notifikasi voice call WhatsApp Zainul Muslimin berbunyi. Pertanda sebuah nomor sedang mengubunginya. Pria berjenggot lebat itu bergegas mengangkat panggilan dari nomor yang di phonebook dia kasih nama ‘dr Haris’.
“Ustadz, kami berencana menitipkan donasi Palestina, melalui Lazismu Jawa Timur, sejumlah Rp 107.360.000,” kata dr Abdul Haris Nasrudin SpB melalui sambungan telepon, Rabu (2/6/21) pukul 07.00 WIB.
Karuan saja, kalimat itu langsung membuat ekspresi wajah Ketua Lazismu Jatim itu berbunga-bunga. Maklum, telepon yang berlangsung saat Zainul bersama peserta Rakorsus dan Upgrading Lazismu Jatim sedang sarapan di restoran Hotel Kapal Garden, Sengkaling, Malang, itu seolah menjadi bukti nyata topik hangat di rapat koordinasi khusus yang berlangsung selama dua hari tersebut.
Bahkan saat sarapan itu, baru Zainul sedang berdiskusi dengan beberapa peserta tentang tidak adanya lagi sekat jarak dan waktu yang membatasi dalam gerakan filantropi.
Maka telepon dari dokter yang bertugas di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Labuha, Kabupaten Halmahera, Propinsi Maluku Utara, itu sangat spesial bagi Zainul Muslimin yang lulusan Fakultas Kedokteran Hewan IPB.
Sebab, donasi dari Jamaah Masjid asy-Syifa dan masyarakat Kabupaten Halmahera Selatan Maluku Utara itu membuktikan gerakan penggalangan dana, termasuk untuk Palestina, tak terbatas ruang dan waktu. Maluku Utara dengan Jawa Timur berselisih waktu dua jam. Demikian juga, jarak antara kedua wilayah itu: lebih dari seribu kilometer. Perjalanannya juga harus melalui laut, darat, ataupun udara.
Lebih jauh, Zainul dan Haris juga sedang memperbincangkan bantuan kemanusiaan untuk Palestina yang juga berselisih jarak dan waktu beribu kilo dengan Indonesia dan berselisih waktu empat jam.
Yang juga unik, Zainul dan Haris belum pernah ketemu darat. “Kami juga kenalnya hanya melalui media sosial, dan belum pernah ketemu langsung sebelumnya,” ungkap Zainul Muslimin, pada PWMU.CO.
Sekat Fisik Bukan Hambatan
Peristiwa di atas menurut Zainul bisa menjadi penyemangat bagi para fundraising Lazismu untuk lebih bebas bergerak karena tidak terbatas ruang dan waktu.
“Jadi tidak ada alasan minimnya amal usaha Muhamamdyah (AUM) di suatu daerah menjadi hambatan Lazismu setempat untuk melakukan penghimpunan dana, baik zakat, infak, maupun sedekah,” ujarnya.
Menurut Zainul, selama ini beberapa Lazismu hanya berpikir bahwa para donaturnya terbatas warga Muhammadiyah. Cara berpikir eksklusif ini tidak akan membuat maju, karena pada prinsipnya gerakan filantropis—selain tak terbatas ruang dan waktu—juga terlepas dari sekat-sekat kemanusiaan.
Dengan cara pandang seperti itu pula, Lazismu Jatim berpikir out of the box, keluar dari kelaziman. Pada Rabu itu pula diresmikan Kantor Layanan Lazismu (KLL) Komuntas Khusus Virtual PWMU DOT CO—nama singkatnya KLL Virtual PWMU.CO.
Dia menjelaskan, selama ini yang namanya KLL itu ya berwujud fisik—yang, tentu saja, sangat dibatasi oleh ruang dan waktu. Maka dengan KLL Virtual PWMU.CO ini Lazismu Jatim ingin membuktikan bahwa KLL juga bisa ‘berkantor’ dan berkativitas di dunia maya.
Zainul menambahkan, donasi dari jamaah Masjid asy-Syifa di atas sekaligus akan menjadi pintu komunkasi dengan Lazismu Provinsi Maluku Utara. Pasalanya, sampai saat ini ada dua propinsi, Maluku Utara dan Maluku Selatan, yang belum mencatatkan donasi kemanusiaan paletna di list Lazismu Nasional.
“Donasi yang disampaikan dr Haris mungkin akan jadi pembuka komunikasi Lazismu pusat dengan kedua provinsi ini,” ujarnya, dengan wajah sumringah.
Kebahagiaan itu mendorong spontanitas Zainul mendoakan Haris, jamaah Masjid asy-Syifa, dan masyarakat di Maluku. “Mudah-mudahan Allah SWT memberi pahala atas apa yang panjenengan berikan, memberikan berkah atas apa yang masih ada di tangan panjenengan dan menjadikannya sebagai pembersih bagi panjenengan,” tulis Zainul dalam pesan pribad pada Haris.
Pada akhir pesannya, tidak lupa Zainul menuliskan ‘Jazakumullah khairan katsiran. Alhamdulillah. Allahu Akbar!’ (*)
Penulis Muh. Isa Ansori Editor Mohamamd Nurfatoni