PWMU.CO – Umpar, PTM Pertama di Sulsel yang Hasilkan Doktor. Demikian pernyataan Sekretaris Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sulsel Prof Dr Irwan Akib.
Dia menyampakan hal itu dalam Rapat Senat Terbuka Luar Biasa dalam rangka Wisuda Sarjana, Magister, dan Doktor di Lapangan KH Sanusi Maggu, Parepare, Sulawesi Selatan (Sulsel).
Irwan Akib mengaku bangga atas capaian Universitas Muhammadiyah Parepare (Umpar) yang berhasil melahirkan tiga orang doktor pada Wisuda XXXI Umpar, Selasa (15/6/2021)
“Umpar ini kampus kedua di Sulawesi Selatan yang berstatus universitas. Tapi ada yang menarik: Umpar ini adalah perguruan tinggi Muhammadiyah (PTM) pertama yang menghasilkan doktor,” katanya Guru Besar Bidang Matematika Universitas Muhammadyah (Unismuh) Makassar itu.
Anggota Majelis Dikti Litbang Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini mengakui bahwa saat ini, Umpar sedang dalam peningkatan yang luar biasa. Untuk itu, dalam amanahnya sebagai perwakilan PWM Sulsel, Irwan menantang Umpar untuk terus meningkatkan kualitasnya.
“Nanti akan ada perguruan tinggi negeri yang berdiri di sini. Bahkan perguruan asing, karena itu sudah memungkinkan. Umpar akan tetap dicari kalau terus menunjukkan kualitas terbaiknya. Ini yang harus terus ditanamkan, yang mana yang membedakan Umpar ini dengan perguruan tinggi lain,” paparnya.
Catur Dhama
Irwan juga mengingatkan Umpar berkewajiban melaksanakan Catur Dharma Perguruan Tinggi Muhammadiyah, dengan dharma keempat yakni Al-Islam Kemuhammadiyahan (AIK).
“Al-Islam Kemuhammadiyahan, jangan hanya sebatas adanya mata kuliah AIK mulai semester 1 sampai 8. Melainkan ada nilai yang harus selalu dibawa di situ. Kalau nilai ini tidak bisa kita bawa, sama saja kita dengan perguruan tinggi lainnya,” tegas Irwan.
Rektor Unismuh Makssar 2005—2016 ini berpesan agar Umpar terus meningkatakan pembekalan softskill kepada seluruh mahasiswanya.
“Alumni kita ini, harus kemampuannya bagus, keterampilannya bagus, tapi paling tidak, ada tiga hal juga yang tidak boleh terlupakan, yaitu kemampuan berkomunikasinya, kemampuan kerjasamanya, kemudian daya tahannya, mentalnya,” ujarnya (*)
Penulis Zulfikar Hafid Editor Mohammad Nurfatoni