Menko Muhadjir: Saya Saksi Porang Angkat Harkat Warga Madiun. Bersama Mentan dan Gubernur, Panen Porang di Hutan Madiun.
PWMU.CO – Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengatakan, tanaman porang punya andil besar dalam mengentaskan kemiskinan di Madiun.
“Saya menjadi saksi hidup. Wilayah ini dulu wilayah miskin. Karena poranglah daerah sini terangkat dan sekarang mereka hidup sangat layak,” ujarnya.
Muhadjir Effendy melakukan panen porang bersama Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo, di Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa, di Desa Klangon, Kecamatan Saradan, Kabupaten Madiun, Jawa Timur, Kamis (17/6/21).
Muhadjir yang asli dari Madiun itu menceritakan, dirinya telah akrab dengan porang sejak mahasiswa IKIP Malang jurusan Pendidikan Luar Sekolah (PLS), sekitar empat dasawarsa lalu. Saat melaksanakan praktik kuliah kerja nyata (KKN) dia telah menginisiasi program pengelolaan tanaman porang di Desa Klangon, Madiun.
Tetap Jamin Kesejahteraan Petani
Dalam kesempatan itu, Menko Muhadjir meminta kepada Mentan Syahrul agar kesejahteraan petani porang di Madiun bisa tetap terjamin saat produk porang sudah menuju internasional.
“Karena itu saya harus meminta kepastian dari Pak Mentan bahwa nanti perkembangan industri porang ini harus bisa menjamin masyarakat petani porang tetap terjamin kesejahteraannya,” tutur Muhadjir.
“Jangan sampai porang nanti sudah menjadi komoditas internasional itu justru nasib petani porang menjadi terpuruk,” imbuhnya.
Muhadjir menerangkan, porang juga memiliki khasiat untuk kesehatan, yakni kandungan glukomanan yang bisa bermanfaat untuk kecantikan dan untuk diet sehat. Karena itu, kata dia, porang harus betul-betul bisa menjadi komoditas yang bisa menyejahterakan masyarakat.
“Porang ini sangat menjanjikan dan harus kita kawal betul. Nanti bila terjadi hilirisasi kemudian riset buat varietas itu betul-betul bisa menjamin masyarakat petani porang terjamin kesejahteraannya syukur-syukur meningkat,” ujarnya.
Jadi Hara Karun
Dalam kesempatan itu, Mentan Syahrul Yasin Limpo menjelaskan, saat ini Presiden telah memerintahkan agar porang bisa menjadi komoditas pertanian unggulan Indonesia. Syahrul menyampaikan, Presiden meminta agar porang bisa menjadi harta karun untuk meningkatkan ekonomi Indonesia dengan hilirisasi produk.
Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawangsa mengatakan, saat ini pihaknya bersama Kementan telah menyiapkan Kredit Usaha Rakyat (KUR) bagi petani porang. Selain itu, dia mengatakan, pemerintah Jawa Timur juga telah membuat keputusan untuk melarang ekspor porang dalam bentuk bibit demi kelangsungan pertanian porang di Indonesia.
Tanaman Porang atau dalam bahasa latin Amorphophallus muelleri merupakan tanaman umbi-umbian yang banyak dijumpai di wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Flores. Tanaman ini biasanya dianggap sebagai tanaman liar tak bermanfaat oleh masyarakat.
Masyarakat di kawasan hutan jati di Jatim sudah sejak lama membudidayakan porang. Pemanfaatkan lahan di bawah pepohonan hutan ini makin berkembang karena didukung Perhutani dan pemerintah. Porang mudah tumbuh tanpa perawatan yang rumit.
Kini tanaman porang tengah naik daun. Bahkan sampai pasar mancanegara, seperti China, Korea, Jepang, Australia, Vietnam, dan Taiwan mengincar produk-produk olahan umbi porang, seperti tepung porang dan chips (irisan kering) porang dengan harga yang cukup menjanjikan.
Saat meninjau ke pengepul porang, Muhadjir mendapat keterangan, bahwa harga per kilo basah Rp 7.200. Setelah diiris dan dijemur kering (chips) jadi seharga Rp 50 ribu per kg.
Selain di dalam tanah yang bisa menghasilkan umbi 10 kg per buah, porang juga menghasilkan umbi kecil di sela daun (katak). Katak ini juga laku keras dijual sebagai bibit. Per kg bisa sampai Rp 255 ribu. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni