PWMU.CO – Modal Sosial Muhammadiyah Berkembang Seabad Lebih. Mengembangkan organisasi dengan jumlah anggota besar tak akan bisa bertahan lama jika tak punya modal sosial yang cukup.
Gerakan Muhammadiyah yang sudah lebih dari satu abad menjadi bukti konkrit kuatnya modal sosial. Sehingga kiprah gerakan ini tak hanya dinikmati anggotanya, tetapi umat dan bangsa ini.
Demikian pokok pikiran yang disampaikan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Malang Dr Mursidi MM dalam acara Silaturrahim dan Musypimda II PDM Kabupaten Malang di Rayz UMM Hotel (20/6/21).
Mursidi menekankan, “Modal sosial kita adalah amanah dan kerja ikhlas. Tanpa itu semua, mengurus gerakan Muhammadiyah akan terasa berat. Organisasi ini dibangun dan dikembangkan dengan semangat kerja ikhlas dan amanah itu. Maka sampai sekarang tetap eksis.”
Pemimpin Pegang Teguh Modal Sosial
Dosen Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) menekankan bahwa semua yang hadir dalam ini adalah pimpinan. Semua harus mencirikan dan memegang teguh modal sosial tersebut.
“Tidak itu saja. Kita ini manusia terdidik. Karena terdidik maka kita punya ide. Untuk apa? Mengembangkan kreativitas untuk kemajuan Muhammadiyah,” ujarnya.
Bahkan, lanjunya, para pimpinan itu tak sekadar punya ide tetapi juga didukung dengan aksi nyata. “Menjadi pimpinan itu salah satu wujud, bahwa mereka siap bekerja dengan iklhas, amanah dan aksi nyata dalam mengembangkan organiasi,” ujarnya.
Mursidi mengatakan, ciri Muhammadiyah punya manajerial bagus. Misalnya, dalam mengelola amal usaha Muhammadiyah (AUM) tertib dan amanah. Semua itu untuk gerakan amar makruf demi pengembangan Muhammadiyah. Dalam skala lebih luas, Muhamamdiyah sendiri digerakkan untuk kemajuan umat dan bangsa ini.
Acara Silaturrahim dan Musypimda II PDM Kabupaten Malang ini dihadiri juga oleh Ketua PP Muhammadiyah Prof Dr Haedar Nashir MSi (secara daring), Ketua PWM Jawa Timur Dr Saad Ibrahim MA.
Juga dihadiri semua pengurus PDM, 33 Pimpinan Cabang Muhamamdiyah (PCM), 14 AUM dan seluruh Ortom di tingkat PDM. (*)
Penlsi Nasrullah Editor Mohammad Nurfatoni