PWMU.CO – Sejak ditunjuk oleh Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) sebagai pembuka acara Milad muhammadiyah di Bangkalan, Ahad (27/11), SMA Muhammadiyah 1 Sumenep langsung berbenah. Mereka menyiapkan 100 personel, sebagaimana permintaan panitia. Mereka harus mengaransemen lagu karapan sapi. Meski penampilannya kurang dari 15 menit, namun mereka harus mempersiapkannya selama 15 hari penuh.
Hebatnya, anak-anak drum band SMAM 1 Sumenep paham bahwa even kali ini adalah berkaitan langsung dengan nama baik Persyarikatan. “Saya menekankan bahwa mari kita bahagiakan warga Muhammadiyah di sana. Mereka harus “mengorbankan” UAS-nya yang dimulai pada tanggal 28 November. Persis setelah mereka penampilan di Bangkalan,” kata Kepala SMA Muhammadiyah 1 Sumenep Bahrus Surur.
(Baca: Inilah Mayoret Terbaik Madura dan SMA Muhammadiyah 1 Sumenep Sukses Ukir Prestasi dengan Borong 4 Piala)
Bahrur mengaku, biaya yang dikeluarkan untuk mempersiapkan penampilan tersebut mencapai puluhan juta. Meski demikian, pihaknya tidak berharap ganti rugi dari PWM, karena dia merasa bagian dari Muhammadiyah. ”Secara mandiri Alhamdulillah bisa diatasi. Mulai dari biaya transpot, makan dan semuanya. Kami rela, demi suksesnya acara Milad ini,” tegasnya.
Menurut Bahrur, ada tiga kendala sebenarnya dalam persiapan. Kendala yang paling berat adalah waktu yang bersamaan dengan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) sekolah. Kedua, lanjutnya, adalah kendala dana. Tapi Alhamdulillah sudah teratasi. Dan ketiga adalah kendala adanya personel baru. ”Kami harus menambah personel baru dari siswa yang berangkat dari nol. Hasilnya, bisa dilihat sendiri. Kami harus memberi penghargaan kepada mereka,’ ujarnya.
Bahrur melenjutkan, “Marching band ini dilatih dan dibina oleh 5 orang. Ada Mas Haidir dan Mas Indra sebagai pencipta dan bagian aransemen lagu dan gerakan tari personal. Ada mas Mukhlas sebagai pencipta aransemen lagu daerah Madura dalam aransemen marching band. Kemudian Pak Jailani dan Riadi yang mendisiplinkan anak-anak,” urainya.
Khusus penampilan kali ini, SMAM 1 Sumenep menampilkan 4 mayoret dan 2 gitapati yang luar biasa. Tiga d iantaranya adalah alumni. Mereka adalah Reza Agnestia Deta, Uswatun “Fina” Hasanah dan Gitapati Anisa Fajriyah Safitri. Ada pula yang masih duduk di kelas XI. Merek adalah Habibah Nur Azizah, Gitapati Dinda Ayu Lutfiana Safitri dan Nur Rahmatina.
”Mereka inilah mayoret terbaik di tingkat Madura pada tahun 2016. Mereka bukan hanya cantik dan lincah di lapangan, tapi juga terbaik di kelasnya. Mereka juga aktivis IPM,” ujar Bahrur.
Drum band ini terbentuk pada tahun 2010. Pada tahun 2012 pernah meraih juara 3 tingkat Madura di Pamekasan. Pada tahun 2014 juara 3 tingkat Madura di Sumenep. Pada tahu 2015 dan 2016 mayoretnya dinobatkan sebagai mayoret terbaik Madura. (uzlifah/ilmi)