In Memoriam Totok Sulaksito, Cinta Bola sejak Kecil. Ditulis oleh Dr Hidayatulloh MSi, Rektor Univesitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida).
PWMU.CO – Pada tanggal 22 Juni 2021 pukul 23.05 WIB keluarga besar SMA Muhammadiyah 2 (Smamda) Sidoarjo berduka. Totok Sulaksito—suami Wigatiningsih MPd, Kepala Smamda Sidoarjo—meningal dunia.
Berita duka itu dikirim Bu Wigati—sapaan akrab Wigatiningsih—ke WhatsApp Group Smamda Sidoarjo pada pukul 23.24. Setelah itu bermunculan ucapan duka dan doa dari warga Smamda Sidoarjo, pimpinan Persyarikatan, pimpinan amal usaha Muhammadiyah, pimpinan lembaga mitra Smamda, dan berbagai kalangan lainnya.
Suami yang Pehatian
Totok Sukasito menikah dengan Wigatiningsih pada 9 November 1995. Mereka berdua dikaruniai dua anak, yaitu Adam Fikri Naufal dan Qonitah Diah Mawarni. Naufal saat sedang menempuh Pendidikan Kepalatihan di FIO Unesa, sedanngkan Mawar saat ini sebagai pelajar kelas XII Smamda Sidoarjo.
Bu Wigati mengungkapkan, Pak Totok, sapaak akrbanya, adalah suami dan ayah yang sangat sayang dan perhatian pada keluarga. Menurutnya, almarhum suaminya termasuk pendiam. Tidak pernah marah dan memarahi, baik pada istri maupun anak-anaknya.
“Kalau marah orangnya diam, tidak bicara, anaknya tidak berani dan tidak pernah membantah ketika dimintai sesuatu oleh ayahnya,” ujarnya Sabtu (26/6/2021).
Kepibadian baik lainnya, Pak Totok tidak tegaan melihat orang lain yang harus dibantu. Dia sangat peduli pada orang lain. “Almarhum juga sangat dekat dengan mertua dan saudara-saudaranya,” kenang Bu Wigati.
Kepergian Pak Totok ini, tentu, meninggalkan duka yang mendalam bagi Bu Wigati dan anak-anaknya. Dia menjelaskan, sebelum masuk rumah sakit yang terakhir kali, Pak Totok sudah memperlihatkan kondisi kondisi kesehatannya tampak bagus, bisa beraktivitas secara normal.
Bahkan pada bulan Ramdhan lalu Pak Totok dapat mengikuti shalat Tarawih dan shalat Jumat di masjid an-Nur. “Kalau pagi hari melakukan jalan kaki di sekitar rumahnya di Mutiara Citra Graha B2 Nomor 7 Larangan Candi Sidoarjo, bahkan sudah bisa bepergian keluar kota,” ungkap Bu Wigati.
Namun, takdir Allah berkata lain, 13 hari sebelum wafatnya Pak Totok harus masuk rumah sakit lagi hingga menghembuskan nafas terakhir pada 22 Juni 2021.
Suka Bola sejak Kecil
Totok Sukasito yang lahir di Surabaya, 30 Juni 1961 adalah putra pasangan Bismo Samudro dan Kadarusmi. Sejak kecil Totok mencintai olahraga bola hingga mengantarkan dirinya menjadi pemain bola nasional er 80-an.
Kiprahnya di dunia bola sangat panjang, pernah bergabung di Houdt Braef Stant (HBS) Surabaya, Jambu Bol Kudus, Dolog Jatim, dan Persebaya Surabaya. Menjadi official team Persebaya junior dan senior sejak tahun 90-an hingga 2010. Kemudian sebagai tim kesehatan Persidafon Papua tahun 2010 -2011.
Totok yang mewarisi keahlian pakde-nya di bidang masseur (pijat), mengantarkan dirinya mengawal Persebaya dalam lawatan dan main tandang dengan tim sepak bola di beberapa negara.
Di Jawa Timur Totok menjadi skuad tim official Porprov pada setiap perhelatan digelar, PON temaja, dan kegiatan sepak bola even yang lain, sampai 2018.
Selain itu juga menjadi pelati klub sepak bola junior di beberapa klub bola di Surabaya, hingga pada tahun 2019 dia memutuskan berhenti mengurus sepak bola, karena kondisi kesehatannya menurun akibat gagal ginjal yang dideritanya.
Semoga amal ibadahnya diterima dan kesalahannya diampuni oleh Allah SWT. Semoga Bu Wigati dan anak-anaknya diberikan kekuatan, ketabahan, dan kesabaran dalam menghadapi musibah ini. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni