PWMU.CO– Oksigen untuk medis terjadi antrean, Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy cek produksi oksigen PT Aneka Gas Industri di Cibitung dan PT Air Products Indonesia di Cikarang, Senin (5/7/2021).
Dua perusahaan itu termasuk empat produsen oksigen terbesar di Indonesia. Selama pandemi Covid-19, alokasi produksi dan distribusi mayoritas diperuntukkan untuk kebutuhan medis di rumah sakit (RS) terutama yang menangani pasien Covid-19. Kunjungan ini untuk melihat ketersediaan oksigen di pabriknya.
”Saya hari ini turun langsung ke lapangan menindaklanjuti kelangkaan kebutuhan oksigen di RS, memastikan bahwa di sektor hulu, tempat produksi aman,” ujar Muhadjir Effendy usai meninjau pabrik PT Aneka Gas Industri di Cibitung.
PT Aneka Gas Industri merupakan anak perusahaan Samator Group yang mampu memproduksi oksigen hingga 977,4 ton perhari di masa darurat Covid-19. Berdasarkan laporan, 95% alokasi produksi didistribusikan untuk RS khususnya yang menangani pasien Covid-19.
Sementara itu, PT Air Products Indonesia yang juga merupakan perusahaan multinasional asal Amerika Serikat itu memproduksi 85 ton oksigen perhari untuk pabrik yang beroperasi di Cikarang dan 225 ton perhari untuk pabrik di Gresik.
”Saya berterima kasih sekali. Ini bagian dari upaya untuk ikut mendukung program pemerintah dalam mempercepat penanganan Covid-19, terutama dari sisi treatment bagi mereka yang terdampak atau yang menjadi korban,” tutur Menko PMK.
Menko PMK berharap berbagai upaya maksimal dari semua pihak dapat mempercepat penanganan pandemi Covid-19. Terlebih, kebutuhan oksigen untuk pasien di RS dapat terpenuhi dan tepat waktu.
Pasien Membeludak
Menko PMK juga mengunjungi RSUD Kabupaten Bekasi. Berdasarkan keterangan Direktur RSUD Kabupaten Bekasi Sunarti, setiap hari pasien Covid-19 yang masuk ke IGD dan tenda darurat berkisar 60-80 pasien atau melebihi kapasitas normal sebanyak 40 pasien.
”Dua pekan terakhir di kita terjadi lonjakan kasus. IGD ga bisa masuk ke ruangan. Akhirnya kita lakukan triase pra-IGD, jadi kita turunkan tenaga medis dan nonmedis melakukan triase di mobil membawa oxymetri dan lain-lain,” paparnya.
Ia pun menjelaskan, apabila pasien setelah asesmen terindikasi Covid-19 kategori sedang dan berat akan dimasukkan ke IGD untuk mendapatkan penanganan lanjutan. Namun, untuk kategori ringan akan diberikan obat serta disarankan isoman di rumah ataupun di hotel.
Kebutuhan oksigen di RSUD Kabupaten Bekasi, Sunarti menegaskan, berusaha memastikan kebutuhan oksigen untuk pasien dapat terpenuhi. RSUD Kabupaten Bekasi memiliki 10 ribu liter untuk memenuhi kebutuhan dua hari dengan kapasitas sekitar 200 pasien.
”Untuk mengambil oksigen di produsen langsung, kami bekerja sama dibantu BNPB dengan truk mereka. Kami memahami dalam kondisi darurat ini kami juga harus saling bekerja sama dan lebih proaktif,” pungkasnya. (*)
Editor Sugeng Purwanto