PWMU.CO– Kongres Sejarawan Muhammadiyah 2021 baru saja menyelenggarakan rangkaian acara pertamanya melalui online. Kegiatan tersebut bertajuk Bedah Karya Sejarah Muhammadiyah, Senin (6/7/2021) malam.
Bedah karya ini adalah serial yang akan diadakan rutin setiap Senin malam sampai dengan hari H acara kongres pada bulan November.
Sebagai pembuka, karya pertama yang dibedah adalah buku sejarah KOKAM: Kesatuan Muhammadiyah di Zaman Bergerak. Tulisan Iwan Setiawan yang diterbitkan Penerbit Suara Muhammadiyah tahun 2018. Diskusi bedah karya dimoderatori oleh Fauzi Ikhwani dari PDPM Sragen.
Dalam sambutannya, Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah, Widyastuti SS MHum menyampaikan, latar belakang penyelenggaraan Kongres Sejarawan Muhammadiyah yang sebenarnya sudah direncanakan sejak lama.
”Ide untuk menggerakkan semangat penulisan sejarah Muhammadiyah di daerah dan wilayah ini sudah dimulai sejak 2010. Ketika itu aktualisasinya dilakukan dengan menggerakkan, memprovokasi, dan menyosialisasikan cara menulis sejarah,” katanya.
Hasilnya, ada yang menelurkan karya berbentuk buku maupun artikel yang diunggah di laman website masing-masing.
”Di luar itu semua semangat teman-teman wilayah, teman-teman daerah untuk menuliskan sejarah lokalnya itu sangat luar biasa,” tandas Widyastuti, cucu KH Ahmad Dahlan ini.
Oleh karenanya, pada 2015 MPI PP Muhammadiyah berkolaborasi dengan Universitas Muhammadiyah Yogyakarta untuk menyeriusi program penelitian sejarah Muhammadiyah. Serta pada 2020 lalu terselenggaralah Fachruddin Award yang memang sengaja mengangkat sejarah lokal, baik itu sejarah Muhammadiyah ataupun tokohnya.
Proses ini berlanjut saat orang-orang di tingkat Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyambut positif rencana kongres sejarah ini. ”Lalu atas kerja keras Mas Ghifari, Mas Ichsan, dan di-support oleh banyak teman, kegiatan ini bisa dilaksanakan,” ungkapnya.
Harapannya, sambung dia, saudara-saudara di wilayah dan lebih luas lagi bisa berkumpul bersama dalam acara ini untuk menggali lebih dalam sejarah Muhammadiyah. Dengan demikian, sejarah ini nantinya akan bisa menjadikan pelajaran bagi kita semuanya dalam mengambil keputusan, mengambil sikap di masa yang akan datang.
Acara bedah buku ini bisa diikuti via daring di dalam Zoom Meeting yang sudah disediakan panitia atau ditonton melalui channel Youtube Arsip Mu. (*)
Penulis Teguh Imami Editor Sugeng Purwanto