PWMU.CO – Me Vs Pandemi SD Mugeb Ajak Siswa Terampil Kelola Emosi. Sekolah Ramah Anak SD Muhammadiyah 1 GKB Gresik (SD Mugeb) mengadakan Guest Teacher bertema Me Vs Pandemi, Rabu (14/07/2021).
Guest Teacher ini merupakan salah satu rangkaian kegiatan BTS (Back to School) SD Mugeb yang diikuti siswa kelas IV sampai kelas VI.
Kepala SD Mugeb M Nor Qomari SSi mengatakan di masa pandemi ini tak hanya orang dewasa yang stress, tetapi anak-anak juga ikut merasakan stress dan bosan karena belajar daring di rumah.
Kalau Sudah Bosan, Ngapain?
Bintang tamu yang hadir kali ini adalah Rizki R Tiyas MPsi Psikolog. Sebelum menyampaikan materi, dia menanyakan bagaimana perasaan anak-anak selama belajar di rumah. Ada yang menjawab bosan, gak seru, tidak menyenangkan, dan sebagainya.
“Terus kalau Kalian sudah bosan, biasanya kalian ngapain?” tanya Tiyas memancing agar anak-anak mengungkapkan emosinya.
Ada yang menjawab melukis, menggambar, baca novel, bahkan nge-game, seperti yang dilakukan oleh Raffi Wibowo siswa Kelas VI-Venus.
“Biasanya aku nge-game sama melukis Usth, kalau sudah bosan belajar” jawab Raffi.
Tiyas menjelaskan emosi adalah reaksi tubuh dalam menghadapi situasi tertentu. Psikolog lulusan Universitas Gadjah Mada itu mengatakan emosi terbagi menjadi dua: positif dan negatif.
“Emosi positif itu seperti bahagia, bangga, cinta, lega. Sedangkan emosi negatif itu contohnya seperti marah, takut, cemas, atau cemburu” tuturnya.
Tiyas menjelaskan marah atau cemas karena pandemi ini adalah hal yang wajar dan terkadang tidak mudah untuk diungkapkan dengan kata-kata. Namun, trik khusus yang bisa dilakukan anak-anak untuk mengatasi emosi negatif itu.
Trik Mengelola Emosi Negatif
Emosi negatif dapat diolah dengan teknik regulasi emosi. Ada beberapa teknik regulasi emosi.
Pertama, dengan relaksasi pernapasan. Siswa lalu diajak untuk praktik teknik pernapasan 4-7-8 bersama-sama. Caranya dengan menarik nafas selama 4 detik, kemudian menahan nafas selama 7 detik, dan menghembuskan perlahan selama 8 detik.
“Relaksasi pernapasan ini dapat membuat tubuh menjadi lebih rileks dan menambah supply oksigen dalam darah kita,” jelas Tiyas.
Kedua, dengan art therapy atau terapi seni. Menurtunya, mengola emosi negatif juga dapat dilakukan dengan terapi seni. Siswa-siswi diajak untuk menggambar ekspresi wajah sesuai dengan emosi yang ia rasakan.
Selain menggambar, mengolah emosi juga dapat dilakukan dengan mewarnai mandala. Menurut Tiyas, aktivitas mewarnai mandala dapat bermanfaat untuk mengurangi stress dan rasa cemas.
Ketiga dengan melakukan gerakan-gerakan sederhana. Misalnya:
- Mengambil posisi duduk yang nyaman, kemudian menggerakkan otot wajah kemudian relaksasi. Gerakan ini dapat dilakukan berulang-ulang.
- Menggerakkan kedua lengan ke depan sambil tangan dikepalkan secara berulang-ulang.
- Menggerakkan otot bahu ke atas secara berulang-ulang.
- Mengambil posisi duduk yang nyaman, menggerakkan kedua kaki ke depan secara berulang-ulang.
- Mengambil nafas dan menghembuskan.
Di akhir acara, Tiyas menyampaikan, para siswa dapat memilih teknik regulasi emosi sesuai dengan yang diinginkan.
Ia mengatakan mengelola emosi adalah bentuk rasa syukur kita kepada Allah SWT. “Bagaimana cara kita agar emosi tersebut dapat diarahkan menuju emosi yang positif,” ujarnya. (*)
Penulis Viki Safitri Editor Mohammad Nurfatoni