PWMU.CO – Aksi super damai bela Islam jilid III (212) di Jakarta beberapa waktu lalu memberikan kesan mendalam dan harapan bagi umat Islam Indonesia. Terlebih, bagi para peserta aksi. Kesan mendalam juga dirasakan peserta aksi dari Malang Saadih Siddiq Ilyas alias Bang Dicky, 49, besama dengan istrinya, Muamalah, 45.
“Betapa sangat luar biasa heroismenya aksi 212. Bahkan kami sampai meneteskan air mata,” ujar Bang Dicky kepada kontributor pwmu.co.
Dicky menuturkan, meski telah banyak mengikuti gerakan semasa mahasiswa dan aktif tergabung di IMM (Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah) maupun saat aktif di gerakan sosial keagamaan. Namun, semua itu seolah tidak berarti, ketika melihat semangat jutaan umat Islam yang nekad hadir walaupun dihadang beragam aksi intimidasi dari aparat.
“Hanya pemimpin yang tidak bernurani saja yang tidak segera menangkap dan memenjarakan tersangka Basuki Tjahaja Purnama alias Ahok,” sambungnya penuh harap.
Bang Dicky pun memberikan catatan agar perkara segera dituntaskan. “Karena jika sampai terjadi gelombang Aksi Bela Islam (ABI) IV, saya percaya seluruh kekuasaan dan sehebat apapun kekuatannya, pasti akan lumpuh oleh kekuatan umat Islam,” pungkasnya.
Bang Dicky yang juga peserta aksi 411 ini mencoretkan tulisan untuk bisa direnungkan.
Ketika Iman Berbicara
Ketika iman berbicara, tak ada lagi sekat harta, daya dan tenaga. Semuanya berjalan seirama.
Ketika iman berbicara, hanya ada semangat bela Agama.
Jangan bicara uang ataupun biaya.
Ketika iman berbicara tidak ada seorangpun yang bisa membendung. Kerena semua ciptaan-Nya di langit dan di bumi bergetar. Berlomba memburu keberhakan-Nya.
Ketika iman berbicara Semua jadi kecil dan tidak berdaya. Apapun kekuatan materialisme menjadi kerdil dan tidak bermakna.
Ketika iman berbicara semua jarak yang sangat jauh menjadi dekat. Seluruh keringat menjelma jadi minyak wangi kasturi. Segala perih dan lelah menjadi nikmat.
Ketika iman berbicara semua menjadi satu. Dalam kerinduan dzikir dan doa. Sajadah yang terhampar menjadi titian menuju surga.
Ketika iman berbicara Apapun ujian akan dihadapi. Lautan dan gelombang tetap dilalui. Gunung menjulang akan terus didaki. Semua akan menjadi pembersih dosa.
Ketika Iman berbicara Segala hadangan dan intimidasi
Hanyalah debu halus, kerikil, atau duri.
Ketika Iman Bicara
Hujan badai, hanyalah pembasuh tubuh, penyegar jiwa, pelepas dahaga.
Jakarta, 03 Desember 2016.(izzudin/aan)