PWMU.CO – Sebagai salah satu Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) yang sudah besar dan mapan, Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) jangan hanya berfikir di lingkup kacil Malang saja. Sudah waktunya UMM ikut memikirkan dunia global. Begitu tegas Sekretaris Umum PP Muhammadiyah Dr Abdul Mu’ti dalam tausiyah Milad Muhammadiyah ke-104, di UMM Dome, Jumat (2/12) kemarin. (Berita terkait: Indonesia Kaya Sumber Daya Alam tapi Tidak Maju, Ternyata Ini Penyebabnya)
Mu’ti pun bercerita ketika dirinya berada di luar negeri. Salah seorang teman Mu’ti di sana mengatakan, Muhammadiyah is moslem movement in the word (Muhammadiyah adalah gerakan Muslim moderat dunia). ”Untuk itu, UMM atau Muhammadiyah harus berperan aktif dalam gerakan umat serta harus diabadikan dalam rangka syiar,” kata Mu’ti di hadapan lebih dari 1100 hadirin.
(Baca: Abdul Mu’ti: Muhammadiyah Berperan Besar dalam Kemerdekaan Indonesia dan Abdul Mu’ti: Jangan Curigai Muhammadiyah)
Muhammadiyah, lanjut Mu’ti juga harus hadir dan memberikan manfaat di tengah-tengah kesulitan, kesusahan dan kesengsaraan masyarakat akibat himpitan ekonomi global. Dengan begitu, Muhammadiyah akan membawa rahmad dan berkah tersendiri. ”Inilah yang akan bisa membuat Muhammadiyah maju dan berkembang,” papar Mukti.
Lebih lanjut Mu’ti mengungkapkan, untuk membangun sebuah peradaban yang lebih baik, maka dibutuhkan beberapa kunci yang bisa mencapai kemajuan dari sebuah negara. Pertama, harus bisa memenangkan kompetisi (competition). ”Ketika yang lain masih tidur, kita harus sudah bangun lebih dulu. Jika yang lain sudah bangun, kita harus sudah berjalan duluan. Dan jika yang lain sudah jalan, maka kita harus sudah berlari kencang,” ungkapnya.
(Baca juga: 5 Ciri Warga Muhammadiyah yang Berkemajuan Versi Abdul Mu’ti dan Tiga Tipe Kepemimpinan Kontemporer Muhammadiyah Versi Dr Abdul Mu’ti)
Kemudian kunci kedua dan ketiga adalah menguasai sains dan teknologi serta Ilmu kesehatan (medicine). Supaya fisik bisa tetap terjaga pada kondisi sehat dan fit. Kemudian, kunci keempat adalah demokrasi. ”Musyawarah harus jadi hal yang utama dalam berdemokrasi,” tegasnya.
Kelima, kata Mu’ti, hilangkan budaya konsumerisme dengan jalan membeli barang-barang yang memang betul-betul diperlukan saja. Dan terakhir, adalah Etos Kerja (work etic). ”Berbuatlah maka Allah SWT akan melihat kamu,” tuturnya. (Izzudin/Aan)