Kisah Lukisan Terakhir Almarhum Amin Thohari ditulis oleh Fathurrahim Syuhadi, Ketua Majelis Pendidikan Kader (MPK) Pimpinan Daerah Muhammadiyah Lamongan.
Amin Thohari wafat Senin (12/7/2021), selisih sehari dengan istrinya yang wafat Ahad (11/7/2021). Baca: Amin Thohari Wafat Selisih Sehari Menyusul sang Istri
PWMU.CO – Amin Thohari SPd dikenal sebagai Guru SMA Muhammadiyah 1 Babat, Lamongan, Jawa Timur, yang memiliki talenta sebagai pelukis. Banyak lukisan yang telah dia hasilkan.
Di kalangan rekan-rekannya, Amin Thohari dijuuki sebagai “Pelukis Muhammadiyah”. Maklum, karena sedikitnya atau hampir tidak ada warga Muhammadiyah Lamongan yang menekuni menjadi pelukis.
Ia terbiasa melukis secara natural. Berupa pemandangan atau sunset. Amin Thohari sangat terinspirasi dengan suksesnya William Bliss Baker dari Amerika, yang lukisan pemandangannya dianggap lukisan realis terbaik.
Aminullah Fathur Roziqi, murid sekaligus sahabat mengajarnya, mengatakan, bila Amin Thohari hampir dalam hidupnya ia tidak pernah melukis makhluk hidup.
“Setahu saya Pak Amin Thohari hanya sekali melukis pemandangan ada dua burung yang bertengger di pepohonan untuk pemanis lukisannya,” jelas Guru Bahasa Indonesia SMA Muhammadiyah 1 Babat ini.
Di era tahun 1990-an yang masih langka komputer dan desain grafis, Amin Thohari sering mendapat pesanan lukisan untuk sampul buku dari percetakan dan penerbit. Desain sampulnya bagus sekali untuk situasi tahun itu.
Lukisan Terakhir
Amin Thohari mengerjakan lukisan di waktu senggangnya usai mengajar. Bahkan ia masih menyempatkan membantu istrinya berjualan. Antar jemput anak dari sekolah bagi ia adalah sebuah kewajiban.
Sebulan terakhir sebelum wafat, Senin (12/7/2021), Amin Thohari mendapat pesanan sebuah lukisan. Pesanan spesial lukisan itu atas permintaan koleganya sesama guru di pantura Lamongan.
Lukisan pemandangan yang berlatar daerah pegunungan itu sudah dikerjakan beberapa hari. Tetapi karena ia sakit, maka lukisan itu belum dituntaskan.
Alat-alat untuk melukis seperti kuas, cat, dan tempat air masih berada di tempatnya. Barang-barang itu masih belum dirapikan sampai ia wafat.
Lukisan pemandangan yang tinggal finishing itu menjadi saksi bisu kreativitas Amin Thohari. Itulah lukisan Amin Thohari yang terakhir kalinya.
Riwayat Hidupnya
Amin Thohari lahir di Desa Blimbing, Kecamata Paciran Kabupaten Lamongan pada tanggal 5 Oktober 1960. Ia anak pertama dari enam bersaudara pasangan Slamet dan Siti Aminah.
Saat ini adik-adik Amin Thohari sudah meninggalkan tempat kelahirannya. Mereka adalah Ahmad Afandi tinggal di Babat, Zainul Rofik tinggal Tuban, Khoirul Anam berdomisili di Samarinda, Nurul Huda tinggal di Pucuk, Lamongan, dan Eny Rosyidah berdomisili di Bontang.
Kedua orangtuanya ini berasal dari keluarga petani. Karena ladangnya tidak luas, ayahnya ikut membantu usaha pindang atau pengeringan ikan kerabatnya di Brondong.
Amin Thohari yang sejak kecil suka menggambar ini menyelesaikan pendidikan TK Aisyiyah di Blimbing, MIM di Blimbing. Sedangkan SMP dan SMA diselesaikan di Tuba. Adapun perguruan tingginya diselesaikan di IKIP Surabaya (sekarang Unesa). Ia mengambil Jurusan Pendidikan Seni Rupa.
Selepas dari IKIP ia mengajar di SMP Negeri Brondong sebagai GTT (guru tidak tetap). Kemudian diangkat sebagai PNS (sekarang ASN). Selanjutnya ia mutasi ke SMPN 4 Babat, yang lokasinya dekat rumahnya.
Amin Thohari yang sangat energik mengajar juga di SMA Muhammadiyah 1 Babat. Ia mengajar pelajaran kesenian, seni rupa. Gaya mengajarnya yang rileks sangat disukai oleh murid-muridnya.
Di Kota Wingko ini ia menemukan dambaan hatinya: Muflikhatin Khoiriyah. Gadis kelahiran 18 November 1972 putra dari Muhammad Farhan dan Fatimah ini dinikahinya pada tahun 1994.
Dari pernikahannya ini, Amim Thohari dan Muflikhatin Khoiriyah dikarunia lima oranganak yakni
- Chintya Amilia Thohari, alumnus Unair Surabaya.
- Galang Islam Akbar Thohari, kuliah di UMM, sedang menyelesaikan skripsi.
- Bangun Jihad Sabili Thohari, sekolah di SMAN 1 Babat.
- Bella Islamuna Thohari, duduk di bangku SMPN 4 Babat.
- Muhammad Akhmal Abdillah Thohari, kelas VI di SD Muhamamdyah 1 Babat.
Aktif Berorganisasi
Amin Thohari termasuk tipe aktivis dan penggerak organisasi. Selain aktif di organisasi profesi pendidikan semisal PGRI dan Korpri ia juga aktivis Muhammadiyah.
Menurut H Musthofa Efendi MPd, Amin Thohari termasuk penggerak berdirinya Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Karangkembang, Babat. Ia turut aktif pada pengajian yang diselenggarakan PRM ini.
“Sejak periode 2010-2015 dan 2015-2020 Pak Amin Thohari menduduki Wakil Ketua Pimpinan Ranting Karangkembang”, jelas Ketua Lazismu Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Babat ini.
Pada PCM Babat periode 2015-2020 Amin Thohari mendapat amanat sebagai Ketua Lembaga Seni Budaya dan Olah Raga (LSBO).. Ia didampingi M Lukman sebagai sekretarisnya.
Plhan pemilik nomor baku Muhamamdyah (NBM) 922 152 ini menjadi Ketua LSBO karena ia mempunyai keahlian di bidang seni lukis. Dia juga guru senior bidang seni di SMA Muhamamdyah 1 Babat. Program LSBO telah dilaksanakan seperti mengadakan pelatihan untuk guru cara melukis, mendongeng, dan menjadi pelatih drumband.
Amin Thohari Wafat Sehari setelah Istrinya
Amin Thohari dan istrinya masuk Rumah Sakit Umum Muhammadiyah Babat pada Kamis (8/7/21). Ia diantar kelima anaknya. Sebelumnya, Amin Thohari dan istrinya sudah isolasi mandiri selama sepekan. Sudah habis 20 tabung oksigen.
Tiga hari ia bersama istrinya dirawat di ruang IGD sambil menunggu hasil swab PCE. Di samping itu juga menunggu kamar ruang isolasi di lantai lima.
Ternyata takdir telah menjemput keduanya. Istrinya, Muflikhatin Khoiriyah wafat pada Ahad (11/7/2021) di ruang IGD. Selang sehari Amin Thohari menyusulnya. Ia wafat di ruang isolasi dan ditunggui putri pertamanya, Chintya Amilia, pada Senin (12/7/2021).
Amin Thohari dan istrinya dimakamkan dengan prokes di Makam Islam Desa Gajah Baureno Bojonegoro.
Kenangan Orang Dekatnya
Chintya Amilia mengunkapkan, ayahnya selalu rajin shalat berjamaah ke masjid di sebelah rumahnya. “Ayah rajin membaca al Quran. Ayah menargetkan sehari harus tuntas satu juz,” kenangnya.
“Ayahnya juga selalu sedekah, apalagi untuk anak yatim. Selalu menolong orang tanpa pamrih. Tutur katanya halus dan tidak pernah marah,” ungkapnya.
Menurutnya, Amin hohari juga aktif di Pengajian Jumat Pagi di Masjid At Taqwa yang diselenggarakan Majelis Tabligh PCM Babat setiap pagi pukul 05.30-06.30 WIB.
Pengasuh Pondok Pesantren Muhammadiyah Babat Ustadz Sarmadi mengungkapkan, Amin Rhohari adlah santrinya. “Ia belajar mengaji sudah bertahun- kepada saya. Mulai dari cara membaca sampai mengartikan al-Qur’an,” ujarnya.
Menurutnya, Amn Thohari adalah pecinta ilmu. “Ia tekun belajar ilmu agama. Mulai belajar membaca al-Quran sampai kajian keagamaan selalu diikutinya,” kenangnya.
.
Menurut Sarmadi, Ramadhan tahun ini dia masih bertemu saat mengadakan kajian bersama. “Dan inilah pertemuan terakhir saya dengan Pak Amin Thohari,” jelasnya.
“Semoga anak anaknya berlima sabar dan semangat menuntut ilmu seperti ayahnya. Lanjutnya, semoga Pak Amin dan istrinya mendapat tempat terbaik di surga Allah SWT, ” doa mantan Anggota DPRD Lamongan itu.
Menurut Khoirul Anam adiknya yang tinggal di Samarinda, Amin Thohari adalah pengganti orangtuanya. Mengingat sejak kecil ia sudah ditinggal wafat ayahnya.
“Karena saya sejak kecil sudah ditinggal bapak. Maka Mas Amin Thohari sebagai gantinya bapak,” ungkapnya
Dia berharap agar keponakannya berlima manjadi anak yang sholeh dan sholehah. Dapat meneladani kedua orang tuanya.
Sementara itu, Mustafid, sahabat mengajar, mengenang Amin Thohari sebagai sosok yang kalem. “Suka joke joke untuk mencairkan suasana. Ia tidak pernah marah,” ujar dan mantan Kepala SMA Muhammadiyah 1 Babat itu.
Dia ikut berperan dalam perjodohan Amin Thohari dan Muflikhatin Khoiriyah. “Saya mendorong untuk segera menikahinya. Saya kasih semangat,” kenang pria yang tinggal di Bojonegoro ini.
Semoga Pak Amin Thohari dan Ibu Muflikhatin Khoiriyah mendapat tempat terbaik di hadapan Allah SWT. Putra-putrinya yang masih kecil kelak tumbuh menjadi aktifis seperti kedua orangtuanya, amin. (*)
Editor Mohammad Nurfatoni